Kisruh Perpecahan PPP, Dukung Prabowo atau Tidak?

Setelah kisruh Sabtu malam 19 April 2014, Kantor DPP PPP di Jakarta tertutup rapat hingga siang tadi.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 20 Apr 2014, 17:45 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2014, 17:45 WIB
(Lip6petang) Pengamat PPP (Indonesia Baru)
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta- Setelah kisruh Sabtu 19 April 2014 malam, Kantor DPP PPP di Jakarta tertutup rapat hingga siang tadi. Kantor tempat dilaksanakannya Rapimnas oleh kubu Sekjen PPP, Romahurmuziy itu digembok rapat tanpa penjagaan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (20/4/2014), kisruh partai berlambang Ka'bah itu berawal dari dukungan Ketua Umum (Ketum) PPP, Suryadharma Ali (SDA) terhadap Partai Gerindra.

Hal itu dianggap sebagian kalangan pada PPP tidak sesuai dengan keputusan Mukernas PPP yang menyepakati dukungan pemilu presiden baru akan dibahas dalam musyawarah nasional setelah pemilu legislatif 9 April 2014.

Wacana penggulingan SDA pun bergulir hingga berujung pada isu penggantian Sekjen PPP Romahurmuziy dan pemecatan Wakil Ketum PPP Suharso Monoarfa, serta 4 ketua DPW PPP oleh SDA.

Kemudian, SDA justru mendeklarasikan koalisi antara PPP dengan Partai Gerindra Jumat lalu 18 April 2014. Deklarasi itu juga dihadiri oleh calon presiden (capres) yang akan diajukan partai itu, yaitu Prabowo Subianto.

Sikap SDA dinilai memperparah kemelut pada partai bernomor urut 9 itu. Memang, pascadeklarasi, tuntutan sejumlah DPW agar SDA mengundurkan diri semakin kuat.

Sang Ketum, SDA, dinilai menyalahi Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) partai dengan melakukan pemecatan sejumlah pejabat PPP.

Hari ini, SDA justru lebih memilih untuk pergi mendampingi capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto ke Rembang, Jawa Tengah. Sehingga SDA dinilai melalaikan kisruh internal partainya. (Rizki Gunawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya