Liputan6.com, Jakarta - Kisruh di internal Partai Golkar mulai mengemuka. Banyak kader meminta pencapresan Aburizal Bakrie dievaluasi. Hal itu dirasa penting dilakukan karena perolehan suara Golkar tak mencapai target.
"Harus. Karena itu tadi target yang mau dicapai tidak tercapai ya dievaluasi dong," kata Politisi Senior Golkar, Zainal Bintang di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014) malam.
Zainal menjelaskan, tidak mungkin Golkar mengajukan capres sendiri sementara perolehan suara tidak cukup. Karena itu evaluasi yang digelar nantinya juga terkait kinerja ketua umum.
"Berdasarkan masukan, tekanan untuk mengajukan cawapres luar biasa banyak," lanjutnya.
Zainal menyangkal jika desakan ini merupakan bentuk ketidakpercayaan kader terhadap Aburizal Bakrie. Hal ini muncul lebih karena kekecewaan kader terhadap gagalnya Golkar meraih suara pada Pileg 2014. Golkar hanya mampu mendulang 15% suara, sementara Golkar menargetkan 26%.
"Tapi forumnya harus di rapimnas, nggak boleh di luar rapimnas. Jadi bisa dibayangkan nanti tingkat ketegangan tinggi antara yang mau bertahan dengan melakukan perubahan," pungkas Zainal.
Zainal juga sebelumnya menyatakan, derasnya arus desakan evaluasi terhadap pencapresan Ical, karena kader sudah tidak terpengaruh dengan tanda tangan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
"Sebelum ini, para kader masih membutuhkan tanda tangan Ical untuk dapat maju sebagai calon legislatif. Selain itu, kader yang ingin Ical maju terus meyakinkan kader lain tentang kapasitas Ical sebagai ketua umum," kata Zainal.
Setelah diketahui hasil pileg, lanjut Zainal, muncul desakan lebih keras dari para kader yang cinta pada partai. Mereka yang sudah aman posisinya di legislatif mulai bisa bicara dengan hati nurani. "Karena itu, timbullah arus balik," imbuh Zainal.
Belakangan, posisi Aburizal Bakrie sebagai capres Partai Golkar semakin terusik. Kegagalan Partai Golkar meraih target 26% suara Pileg semakin mengautkan wacana evaluasi status capresnya. Cara terbaik agar Golkar tetap berada di pucuk pimpinan partai yakni mengajukan cawapres.
Evaluasi status capres Ical justru muncul dari Akbar Tandjung. Ia bahkan mendesak Ical untuk mempertanggungjawabkan perolehan suara yang tidak mencapai target itu, yakni 15% berdasarkan hitung cepat sementara.
Evaluasi Pencapresan Ical, Rapimnas Golkar Diperkirakan `Panas`
Politisi Senior Golkar Zainal Bintang mengatakan, berdasarkan masukan, tekanan untuk mengajukan cawapres juga luar biasa banyak.
diperbarui 21 Apr 2014, 06:58 WIBDiterbitkan 21 Apr 2014, 06:58 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Beda dari Tahun 2017, Pidato Pelantikan Kedua Donald Trump sebagai Presiden AS Lebih Optimistis
Pelantikan Donald Trump 20 Januari 2025: Begini Prediksi Pengamat soal Kebijakan Luar Negeri AS
Inilah Sebab-Sebab Mati Su’ul Khatimah yang Diungkap Habib Jindan, Naudzubillah!
Donald Trump Janji Rebut Kembali Terusan Panama, Kritik Pengaruh China
Resmi Jadi Presiden ke-47 AS, Donald Trump Janji Jadi Pembawa Perdamaian
Donald Trump Kritik Joe Biden di Pidato Perdana Presiden AS, Sebut Tak Mampu Atasi Krisis Sederhana
Momen Paling Menyedihkan bagi Jose Mourinho Selama Menjadi Pelatih
Usai Dipecat, ASN Kemendikti Saintek Bakal Bertemu Titiek Soeharto dan DPR
Roket Starship Meledak Saat Uji Terbang, Ini Penyebabnya
Donald Trump Tak Singgung Soal Gaza di Pidato Perdana sebagai Presiden AS
Presiden AS Donald Trump Bakal Teken Perintah Eksekutif untuk Kembalikan Kebebasan Berekspresi Amerika, Stop Sensor Pemerintah
Donald Trump Janji Pulangkan Jutaan Imigran Ilegal dari AS