Suara Pileg Anjlok, Sekjen Golkar Enggan Salahkan Ical

Sekjen Golkar Idrus Marham menegaskan, Pileg lalu tidak ada hubungan dengan elektabilitas ketua umum partainya, Aburizal Bakrie alias Ical.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 28 Apr 2014, 13:48 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 13:48 WIB
Jokowi Capres, Golkar: Rakyat Berpeluang Kritisi Track Record-nya
Sekjen Golkar Idrus Marham

Liputan6.com, Jakarta - Rendahnya elektabilitas Ical disebut-sebut menjadi penyumbang anjloknya suara Partai Golkar pada Pileg 9 April lalu. Golkar tak mencapai target minimal 26%. Kendati, Golkar enggan menyalahkan ketua umumnya, Aburizal Bakrie alias Ical.

"Saya kira itu terlalu tendensius kalau ada yang tiba-tiba katakan karena Pak ARB," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham saat memantau rekapitulasi suara Golkar di Gedung KPU, Jakarta, Senin (28/4/2014).

Idrus menegaskan, Pileg lalu tidak ada hubungan dengan elektabilitas ketua umum partainya. "Ini kan pemilih caleg bukan Pak Ical. Perolehan cukup, caleg-caleg kan kampanye pilih saya, bukan partai," ujarnya.

Kisruh di internal Golkar mulai memanas. Wacana evaluasi pencapresan Ical kembali menguat setelah Pileg. Banyak kader meminta pencapresan Ical dievaluasi. Hal itu dinilai penting dilakukan, karena perolehan suara Pileg tak mencapai target.

"Harus. Karena itu tadi target yang mau dicapai tidak tercapai, ya dievaluasi dong," kata Politisi Senior Golkar Zainal Bintang di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 20 April lalu.

Zainal menjelaskan, tidak mungkin Golkar mengajukan capres sendiri. Karena perolehan suara tidak mencukupi ambang batas 25% suara sah secara nasional atau 20% kursi di DPR. Maka itu, evaluasi yang digelar nantinya juga terkait kinerja ketua umum.

"Berdasarkan masukan, tekanan untuk mengajukan cawapres luar biasa banyak," pungkas Zainal.

Pada Pileg lalu, Golkar hanya mampu mendulang suara 14% yang berada di urutan kedua perolehan tertinggi. Sementara urutan pertama diraih PDIP dengan suara 19%. Maka itu, suka tak suka Golkar harus membentuk koalisi menuju Pilpres 2014 pada 9 Juli mendatang.

Setidaknya ada 3 kubu yang terbentuk di internal Golkar dalam konstelasi politik 2014. Kubu Ical, kubu 2 mantan Ketua Umum Golkar yakni Jusuf Kalla (JK) dan Akbar Tandjung.

Golkar pun kini tengah berupaya mendekati sejumlah partai menengah untuk mewujudkan koalisi. Minggu 27 April malam, Capres PDIP Jokowi menemui kediaman Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.

Sementara di bursa cawapres, nama JK juga muncul dari tiga partai, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasdem. Ketiga partai ini bahkan sudah ancang-ancang memasangkan JK sebagai cawapres Jokowi. (Raden Trimutia Hatta)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya