LSI: Perang Kampanye Negatif Bikin Masyarakat Apatis di Pilpres

Hasil survei LSI menyebutkan, swing voters atau massa mengambang 40%, atau naik 20% dari Pemilu 2009.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 13 Mei 2014, 15:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 15:30 WIB
Gairahkan Pemilih, TPS di Solo Bernuansa Piala Dunia
Ada TPS bernuansa Piala Dunia di kawasan Kadipiro, Solo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Lingkaran Survei Indonesia (LSI) meneliti jumlah partisipasi masyarakat terkait Pilpres 9 Juni mendatang. Hasilnya, publik cenderung apatis terhadap Pilpres.

"Massa mengambang, yang belum menentukan pilihannya sebanyak sekitar 40%. Ini swing voters atau massa mengambang tergolong tinggi," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Adjie menjelaskan, pada Pilpres 2009 lalu massa mengambang hanya di bawah 20%. Alasan peningkatan massa mengambang karena masih banyaknya kampanye negatif Pemilu kali ini.

"Jawabannya kampanye negatif kepada para capres saat ini keras sekali. Itu membuat sebagian besar pemilih akhirnya ragu-ragu dan menjadi bagian massa mengambang," ujarnya.

Pemilih berjenis kelamin perempuan, kata Adjie, terbanyak menjadi massa mengambang yang sebagian besar berasal dari pedesaan. Dari sisi agama, segmen yang paling banyak ragu dan mengambang justru dari kalangan muslim.

"Ini karena mereka lebih ragu memilih pemimpin yang dianggap concerned sungguh-sungguh dengan kepentingannya," pungkas Adjie.

Survei LSI digelar selama 1-9 Mei 2014, dengan jumlah responden sebanyak 2.400 orang. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling atau sampel acak berlapis dengan margin of error atau tingkat kesalahan 2%. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya