Alasan Ginandjar Kartasasmita Dukung Jokowi-JK

Ginandjar Kartasasmita yang menerima kedatangan Jokowi di kediamannya itu mengaku memilih Jokowi karena beberapa hal. Apa saja?

oleh Luqman Rimadi diperbarui 16 Jun 2014, 22:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 22:00 WIB
Jokowi Sowan ke Kediaman Ginandjar Kartasasmita
Pertemuan yang dilakukan di kediaman tokoh senior Partai Golkar tersebut dilakukan tertutup dan tidak dapat diliput oleh awak media, Jakarta, Senin (16/6/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Politisi senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita memberikan dukungan terhadap capres-cawapres pasangan nomor urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla. Ginandjar yang menerima kedatangan Jokowi di kediamannya itu mengaku memilih Jokowi karena figurnya yang dianggap rendah hati dan mempunyai kepribadian sederhana.

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu mengaku penilaian tersebut muncul lantaran dirinya yang telah mengenal Jokowi lebih dekat saat hendak menjadi gubernur DKI.

"Ada dua hal (alasan dukung Jokowi), beliau datang ke rumah saya saat mau jadi gubernur DKI, mungkin mau minta dukungan, tapi kan suara orang Sunda sedikit. Beliau datang menunjukkan ia sosok yang rendah hati. Bukan rendah diri loh," ucap Ginandjar usai melakukan pertemuan tertutup dengan Jokowi di kediamannya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Senin, (15/6/2014).

Selain itu, ia mengamati, selama memimpin Solo dan Jakarta, Jokowi merupakan figur yang mengedepankan kesederhanaan dan jujur terhadap warganya. Dua sifat itu, kata Ginandjar merupakan sifat seorang pemimpin yang diidam-idamkan rakyat Indonesia.

"Sikapnya, kesederhanaan, kejujuran, itu sikap yang tercermin di diri beliau. Sifat-sifat yang diharapkan masyarakat kita agar dimiliki pemimpin ke depan," ucapnya.

"Kalau seorang pemimpin sifatnya tulus, jujur, pasti amanah. Kalau amanah, jujur, dan mengedepankan kesederhanaan, kebijakan dihasilkan pasti baik. Nggak mungkin orang jujur amanah, kebijakannya nggak baik," lanjutnya.

Terkait tindakannya yang tidak sejalan dengan partainya, Ginandjar menilai untuk urusan memilih calon pemimpin merupakan pilihan pribadi. Ia pun menilai partainya tidak bisa melarang dirinya memilih siapa yang akan didukung pada Pilpres 9 Juli 2014 nanti.

"Saya ini udah malang melintang di Golkar. Saya pernah jadi dewan pembina Golkar, nggak ada orang katakan lebih Golkar dari saya. Dulu waktu Pak JK maju jadi cawapres, Golkar juga punya calon lain. Wajar aja, kenapa repot-repot amat," jelas Ginandjar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya