Jokowi: Nggak Cuma Anoa, Nanti Juga Ada Panser Banteng

Debat capres jilid III berlanjut ke pembahasan soal ketahanan nasional.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 22 Jun 2014, 21:51 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2014, 21:51 WIB
Jokowi dan Prabowo Subianto
Jokowi dan Prabowo Subianto. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Debat capres jilid III berlanjut ke pembahasan soal ketahanan nasional. Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto dan lawannya Joko Widodo atau Jokowi kini berdebat soal efektifitas alat utama sistem senjata (alutsista) hasil produksi dalam negeri, yakni panser anoa.

Menurut Jokowi, industri pertahanan Indonesia harus terus dikembangkan. Ke depan negara ini harus mengembangkan produk-produk alutsistanya. Tak hanya berhenti di panser anoa saja.

"Masalah panser anoa, harus dikembangkan terus," ucap Jokowi di debat capres jilid III Hikmahanto Juwana di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6/2014).

"Tidak hanya panser anoa saja, mungkin nanti ada panser banteng dan lain-lain."

Namun untuk tank leopard yang dibeli Indonesia dari Jerman, Jokowi punya pandangan sendiri. Menurutnya, tank itu tak cocok untuk digunakan di dalam negeri. Tank seberat 62 ton itu dinilai terlalu berat.

"Tank leopard ini terlalu berat. Jembatan kita nggak kuat. Setiap kita beli alutsista harus dihitung apakah medan kita cocok dengan barang itu, apakah cuaca kita cocok," papar Jokowi.

Namun Prabowo tak sependapat dengan Jokowi. Menurutnya, keputusan mengenai cocok atau tidaknya alutsista yang telah dimiliki RI sudah diperhitungkan melalui riset para pakar.

"Tank tak cocok di wilayah Indonesia tak sepenuhnya benar. Tank leopard sudah keputusan TNI, harus kita manfaatkan sebagai arsenal kita," ucap Prabowo.

"Tapi pertahanan terbaik adalah kemakmuran dan kesehahteraan bangsa Indonesia. Kita bisa punya tank, helikopter, tapi kalau rakyat tak sejahtera tak ada gunanya," pungkas Prabowo. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya