Sempat Niat Puasa Ramadhan tapi Tidak Sahur, Apakah Puasanya Sah? Buya Yahya Menjawab

Jika sempat niat puasa Ramadhan tapi tidak sahur, apakah sah puasanya? Simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

oleh Muhamad Husni Tamami Diperbarui 01 Mar 2025, 01:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 01:30 WIB
Ilustrasi sahur/freepik.com/rawpixel.com
Temukan inspirasi menu sahur yang lezat dan mengenyangkan yang bagus untuk mendukung program diet kamu hanya di sini. (Sumber: Freepik/rawpixel.com).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang dikerjakan selama sebulan penuh. Kewajiban puasa Ramadhan berlaku bagi muslim yang sudah baligh, berakal, sedang tidak bepergian, dan sehat (mampu menjalankan puasa).

Sama seperti ibadah lainnya, puasa Ramadhan juga diawali dengan niat. Niat puasa Ramadhan dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar.

Dalam mazhab Imam Syafi’i, muslim yang tidak niat puasa Ramadhan dalam rentang waktu yang ditentukan (malam hingga sebelum Subuh), maka puasanya tidak sah. Oleh karenanya, para ulama sering menganjurkan membaca niat puasa sebulan penuh mengikuti pendapat Imam Malik.

Selain niat, muslim disunnahkan melakukan sahur. Sahur adalah aktivitas makan yang dilakukan sejak dinihari hingga menjelang waktu Subuh. Sahur dilakukan agar muslim tidak merasa lapar selama berpuasa di siang hari.

Pertanyaannya, jika sempat niat puasa Ramadhan tapi tidak sahur, apakah sah puasanya? Simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Buya Yahya mengatakan, hukum puasa tapi tidak sahur adalah sah selama melakukan niat di malam harinya. Meski begitu, orang yang berpuasa tapi tidak sahur akan merasakan lapar di siang harinya.

“Sahur adalah sunnah, bukan wajib. Semakin dekat pada waktu fajar semakin bagus, asalkan masih yakin bahwa waktu itu sebelum datangnya fajar shadiq,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (28/2/2025).

Batas sahur bukanlah imsak, melainkan adzan subuh. Buya yahya mengatakan, saat waktu imsak sejatinya masih boleh makan dan minum. Imsak adalah bentuk bersiap-siap agar menjelang Subuh tidak lagi makan dan minum.

“Ada sebagian orang mengingkari imsak (dengan dalih) gak ada di zaman nabi. Ini (imsak) tujuanya untuk siap-siap. Maka, imsak itu untuk siap-siap masuk waktu subuh,” jelas Buya Yahya.

Jika Tidak Niat dan Tidak Sahur

tips sahur untuk penderita asam lambung
tips sahur untuk penderita asam lambung ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Buya Yahya menjelaskan, dalam mazhab Imam Syafi’i dan jumhur ulama mazhab Imam Maliki dan Hambali bahwa bagi siapapun yang tidak berniat di malam hari dan tidak sahur, maka puasanya tidak sah.

Akan tetapi, lanjut Buya Yahya, Sayyid Alwi Assegaf saat menjadi Mufti Makkah pernah menulis dalam suatu muqaddimah bahwasanya jika benar-benar lupa tidak niat dan tidak sahur, maka bisa melanjutkan puasanya dengan niat di pagi hari mengikuti pendapat Mazhab Imam Abu Hanifah.

“Bahkan itu diisyaratkan oleh Syekh Malibari dalam kitab Fathul Muin-nya. Barangsiapa di pagi harinya dia lupa belum niat, dia ingin berpuasa, maka hendaknya dia niat ikut Mazhab Abu Hanifah,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

“Itu diisyaratkan dalam fikih Syafi'i bahwasanya orang awam perlu dihargai dalam hal-hal semacam ini. Jangan sampai bilang gak sah gak puasa, kasian dia ketinggalan dalam rombongan orang-orang berpuasa,” lanjut Pengasuh LPD Al Bahjah ini.

Buya Yahya mengatakan, dalam keadaan darurat boleh mengikuti Mazhab Abu Hanifah jika lupa niat puasa Ramadhan dan tidak sahur. Namun, ia mengingatkan tidak boleh secara sengaja lupa niat.

“Tapi ingat ikut mazhab seperti ini tidak boleh main-main. Sudah malam harinya, saya niat besok aja ikut Abu Hanifah. Anda main-main. Ini adalah kasus darurat di saat seseorang dalam keadaan lupa, maka di pagi harinya boleh niat dengan catatan dia belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa,” tutur Buya Yahya.

Kalau sudah makan dan minum di waktu puasa, maka puasanya tidak bisa dilanjutkan karena sudah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa. Ia wajib imsak agar mendapatkan pahala kesempurnaan Ramadhan.

“Dia wajib imsak, tidak boleh makan dan minum. Dia seperti orang yang berpuasa. Cuma nanti dia wajib mengqadha,” pungkas Buya Yahya.

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya