Liputan6.com, Jakarta - TV One membuat pemberitaan yang menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan sarang komunis. Hal itu pun berbuntut pengepungan kantor TV One di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis 3 Juni dini hari.
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan nuansa politik kian dekat hari pencoblosan, kian memanas. Ia meminta agar relawan Jokowi-JK tidak melakukan tindakan anarkis. "Mari kita hindari hal-hal seperti itu," jelasnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Meski demikian, Olly melihat tindakan pengepungan itu merupakan reaksi spontan. Sebab, PDIP bukanlah sarang komunis.
"Karena secara spontanitas melakukan itu, saya kira pada kader-kader harus mengantisipasi hal-hal seperti ini jangan sampai menjadi pemicu bagi perpecahan bangsa ini," tuturnya.
Olly pun menegaskan DPP tidak pernah ada perintah dari DPP PDIP untuk melakukan pengepungan. Bahkan, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sudah memberikan imbauan.
"Saya kira Pak Sekjen (Tjahjo Kumolo) sudah memberikkan imbauan kepada kader-kader dalam rangka hal-hal seperti ini. Memang Pemilu kali ini kita melihat bahwa antara 2 pihak yang berhadapan langsung. Padahal kita tahu persis Pemilu kali ini sebagai pesta demokrasi untuk rakyat Indonesia," tandas Olly.
Dalam aksinya, massa sempat berorasi di depan kantor. Mereka menuding TV One sudah melanggar kebebasan bersikap karena mendukung pasangan capres-cawapres tertentu.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Perjuangan Demokrasi (Repdem) Mariston Pasaribu menuntut pihak TV One mengklarifikasi berita itu. Sebab, berita tersebut sangat merugikan dan berbau fitnah.
"Kami sangat tersinggung dan kecewa yang fitnah tentang stigma ala Orde Baru bahwa PDIP sarang kader Partai Komunis. Kami menyadari betul kebebasan pers, tapi jangan digunakan menyebar fitnah dan berita bohong," kata Mariston di lokasi.
Mariston mengatakan, pihaknya akan melaporkan TV One kepada Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas pemberitaan itu. Ia menilai, TV One telah menggunakan frekuensi publik untuk menyebar berita bohong.
Sementara, General Manager Public Relation TV One, Raldi Doy yang menemui demonstran mengaku menerima aspirasi dan kritik yang disampaikan relawan Jokowi-JK. Raldi mengatakan, berita itu sudah terkonfirmasi oleh Wasekjen PDIP Ahmad Basara.
"Itu penyampaian dari bung kita terima sebagai aspirasi, sebagai koreksi dan catatan. Saya akan koordinasi dengan teman news dan redaksi. Dan bahwa (kami) telah koordinasi dengan Wasekjen PDIP. Saat itu, sudah dilakukan klarifikasi juga. Menurut kaidah jurnalis sudah kami lakukan. Permintaan dari PDIP tidak dinaikkan lagi, terangnya.
Aksi ini berjalan damai. Massa hanya berorasi di depan kantor TV One. Petugas kepolisian juga tampak berjaga-jaga mengawal jalannya aksi demonstrasi.
Soal Pemberitaan TV One, PDIP Minta Kader Tak Main Hakim Sendiri
Olly pun menegaskan DPP tidak pernah ada perintah dari DPP PDIP untuk melakukan pengepungan. Bahkan, Sekjen PDIP sudah memberikan imbauan.
diperbarui 03 Jul 2014, 12:05 WIBDiterbitkan 03 Jul 2014, 12:05 WIB
Ribuan massa berkostum merah tampak memenuhi Lapangan Joglo dengan terus mengibarkan bendera PDIP dan beberapa poster bergambar Megawati Soekarno Putri (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
BRI Pastikan Kehandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel dalam Rangka Natal dan Tahun Baru
Aksi Jual Wall Street Sangat Wajar, Pelaku Pasar Perlu Realistis
Harga Emas Melesat Usai Inflasi AS Melambat
Saat Gus Miek Mengetahui Isyarat Wafatnya sang Ayah, Kisah Karomah Wali
Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 21 Desember 2024: Langit Pagi Indonesia Mayoritas Cerah Berawan
Tips Mengatasi Badan Lemas: Panduan Lengkap untuk Memulihkan Energi
Kapolri Tegaskan Bakal Tindak Anggota Salahgunakan Senjata
Kementerian Lingkungan Hidup Dapati 53 Ton Pencemaran di Sungai Ciliwung
Inovasi KAI Daop 9 Jember, Hadirkan Fasilitas Pengering Payung di Stasiun
Mengunyah Camilan Khas Eropa dan Pastry dari Korea dengan Sentuhan Lokal di Wetzel’s Ptretzels dan Paris Baguette
Prediksi Piala AFF 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Kesempatan Terakhir Rebut Tiket Semifinal
Tips Menghindari Penipuan Lowongan Pekerjaan di Luar Negeri