Soal Pemberitaan TV One, PDIP Minta Kader Tak Main Hakim Sendiri

Olly pun menegaskan DPP tidak pernah ada perintah dari DPP PDIP untuk melakukan pengepungan. Bahkan, Sekjen PDIP sudah memberikan imbauan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Jul 2014, 12:05 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2014, 12:05 WIB
Jokowi Lanjut Kampanye di Cianjur
Ribuan massa berkostum merah tampak memenuhi Lapangan Joglo dengan terus mengibarkan bendera PDIP dan beberapa poster bergambar Megawati Soekarno Putri (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - TV One membuat pemberitaan yang menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan sarang komunis. Hal itu pun berbuntut pengepungan kantor TV One di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis 3 Juni dini hari.

Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan nuansa politik kian dekat hari pencoblosan, kian memanas. Ia meminta agar relawan Jokowi-JK tidak melakukan tindakan anarkis. "Mari kita hindari hal-hal seperti itu," jelasnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Meski demikian, Olly melihat tindakan pengepungan itu merupakan reaksi spontan. Sebab, PDIP bukanlah sarang komunis.

"Karena secara spontanitas melakukan itu, saya kira pada kader-kader harus mengantisipasi hal-hal seperti ini jangan sampai menjadi pemicu bagi perpecahan bangsa ini," tuturnya.

Olly pun menegaskan DPP tidak pernah ada perintah dari DPP PDIP untuk melakukan pengepungan. Bahkan, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sudah memberikan imbauan.

"Saya kira Pak Sekjen (Tjahjo Kumolo) sudah memberikkan imbauan kepada kader-kader dalam rangka hal-hal seperti ini. Memang Pemilu kali ini kita melihat bahwa antara 2 pihak yang berhadapan langsung. Padahal kita tahu persis Pemilu kali ini sebagai pesta demokrasi untuk rakyat Indonesia," tandas Olly.

Dalam aksinya, massa sempat berorasi di depan kantor. Mereka menuding TV One sudah melanggar kebebasan bersikap karena mendukung pasangan capres-cawapres tertentu.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Perjuangan Demokrasi (Repdem) Mariston Pasaribu menuntut pihak TV One mengklarifikasi berita itu. Sebab, berita tersebut sangat merugikan dan berbau fitnah.

"Kami sangat tersinggung dan kecewa yang fitnah tentang stigma ala Orde Baru bahwa PDIP sarang kader Partai Komunis. Kami menyadari betul kebebasan pers, tapi jangan digunakan menyebar fitnah dan berita bohong," kata Mariston di lokasi.

Mariston mengatakan, pihaknya akan melaporkan TV One kepada Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas pemberitaan itu. Ia menilai, TV One telah menggunakan frekuensi publik untuk menyebar berita bohong.

Sementara, General Manager Public Relation TV One, Raldi Doy yang menemui demonstran mengaku menerima aspirasi dan kritik yang disampaikan relawan Jokowi-JK. Raldi mengatakan, berita itu sudah terkonfirmasi oleh Wasekjen PDIP Ahmad Basara.

"Itu penyampaian dari bung kita terima sebagai aspirasi, sebagai koreksi dan catatan. Saya akan koordinasi dengan teman news dan redaksi. Dan bahwa (kami) telah koordinasi dengan Wasekjen PDIP. Saat itu, sudah dilakukan klarifikasi juga. Menurut kaidah jurnalis sudah kami lakukan. Permintaan dari PDIP tidak dinaikkan lagi, terangnya.

Aksi ini berjalan damai. Massa hanya berorasi di depan kantor TV One. Petugas kepolisian juga tampak berjaga-jaga mengawal jalannya aksi demonstrasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya