Liputan6.com, Bogor - Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyatakan, deklarasi yang dilakukan pasangan capres nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa menimbulkan persepsi di masyarakat, bahwa mereka benar-benar telah menang. Padahal, keputusan resmi hasil Pilpres 2014 masih menunggu Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli mendatang.
"Kami tidak mau persepsi (itu) terbentuk, bahwa pihak A sudah menang. Padahal belum apa-apa, baru quick count tertentu yang macam-macam. Dan real count yang kami terima menang besar. Di mana yang dibilang calon nomor 2 yang bilang kami kalah," kata Prabowo usai bertamu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Kamis (10/7/2014) dini hari.
Prabowo pun mencontohkan pengalaman SBY pada hasil Pilpres 2004-2009, meski berdasarkan quick count dinyatakan menang dengan perbedaan cukup signifikan, namun tidak mendeklarasikan kemenangan.
"Dan kalau kita ingat, flashback, Pak SBY pada 2004-2009 tidak pernah lakukan deklarasi sebelum KPU menetapkan. Padahal bedanya 21%, tapi beliau tidak declare," tandas Prabowo.
Menurut Prabowo, keputusan pemenang dalam Pilpres 2014 ada dalam kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pilpres. "Kita mempersilakan pihak berwenang untuk lakukan verfikasi dengan baik, tanpa intimidasi dan hal negatif. Kita usung proses ini dengan baik," ucapnya.
Menurut Prabowo, bila ada pihak yang melakukan deklarasi kemenangan, padahal belum ada keputusan resmi, khawatir akan membuat kegaduhan. "Itu kurang tepat dan kami sampaikan ke presiden," kata Prabowo.
Maka itu, Prabowo-Hatta meminta SBY agar menertibkan adanya perbedaan paham hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2014. Sebab hal tersebut dikhawatirkan membuat suasana kegaduhan di mayarakat. "Kami taat azas, hukum, aturan main, kami sangat menjunjung tinggi demokrasi."
"Kami punya keyakinan, bahwa kami yang dapat mandat, tapi kami menyerahkan ke institusi yang berwenang yaitu KPU, yang akan menetapkan siapa yang akan jadi pemenang Pilpres, berdasarkan real count yang sudah diverifikasi dan ditetapkan," sambung Prabowo.
Sementara SBY, kata Prabowo, meminta pihaknya supaya bisa menjaga ketenangan dan menghindari konflik horizontal atas kondisi pasca-Pilpres 2014.
"Kami katakan itu komitmen kami. Dan itu yang kami instruksikan ke jajaran kami untuk selalu tenang, sejuk, menahan diri, tidak euforia dan terpancing. Kita harus jaga, dan itu tekad saya dan Koalisi Merah Putih," pungkas Prabowo.
Hingga kini kedua kubu capres mengkalim kemenangannya dalam Pilpres 2014. Kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sama-sama mengkalim kemenangannya berdasarkan cuick count atau hitung cepat yang dilakukan lembaga survei masing-masing.
Sementara hasil penghitungan suara resmi Pilpres 2014, akan dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014.
Apa Permintaan Prabowo ke SBY Soal Jokowi?
Menurut Prabowo, keputusan pemenang dalam Pilpres 2014 ada dalam kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
diperbarui 10 Jul 2014, 01:32 WIBDiterbitkan 10 Jul 2014, 01:32 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Soal Rencana Donald Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Puan Maharani
Cara Menghitung Usia Kehamilan Manual: Panduan Lengkap untuk Ibu Hamil
Meriam Bellina Ungkap Tips Tetap Aktif Naik Gunung Jelang Usia 60 Tahun
Sentilan Iwan Fals saat Konser di Manado: Apa Bunaken Masih Bersih?
Maksud Hati Lembur Biar Tambah Cuan, Ibu Muda di Pemalang Malah Dilecehkan Bosnya
Doa Agak 'Kurang Ajar' untuk Merayu Allah dengan Cara Unik, Dikisahkan Gus Baha
AHY Mengaku Tidak Tahu Masalah Pagar Laut: Saya Tidak Dapat Laporan
Alasan Zaskia Adya Mecca Lebih Pilih ART Jadi Pengasuh Anak daripada Cari Babysitter
Tradisi Bakar Batu Awali Groundbreaking Pembangunan Pabrik Semen di Timika
Mengenal Pandora Misi Terbaru NASA untuk Jelajahi Eksoplanet
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 22 Januari 2025
Terungkap, Menteri Prabowo yang Punya Harta Kekayaan Mencapai Rp5,4 Triliun