Pendukung Prabowo Klaim 1 Demonstran Tewas dan 2 Hilang

Namun, berita itu dibantah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Agu 2014, 19:03 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2014, 19:03 WIB
Massa Klaim 1 Demonstran Tewas dan 2 Lainnya Hilang
Namun, berita itu dibantah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kabar beredar setelah polisi membubarkan pengunjuk rasa Mahkamah Konstitusi (MK) dengan tembakan gas air mata dan water cannon, jatuh korban jiwa. Pengunjuk rasa mengklaim 1 relawannya meninggal dunia dan 2 lainnya hilang.

"Seorang dari kami meninggal ada 2 orang hilang. Mana tanggung jawab polisi?" kata salah seorang orator di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2014).

Para pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu bahkan sempat mengheningkan cipta dan memanjatkan doa untuk relawan yang meninggal dunia. Mereka mengklaim rekannya itu tewas karena ditembak peluru oleh polisi.

"Mari kita membacakan Al Fatihah untuk arwah rekan kita yang meninggal karena tertembak," lanjut sang orator.

Namun, berita itu dibantah pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, kabar yang beredar terkait meninggalnya demonstran tidak benar.

"Tidak ada, hoax (kabar bohong) itu. Kalau luka ada tadi dan sudah mendapatkan perawatan," ungkap Rikwanto di lokasi.

Juru bicara kubu Prabowo-Hatta Andre Rosiade mengatakan, ada 2 orang pingsan karena terinjak-injak. Keduanya berada di Jalan Budi Kemuliaan saat polisi membubarkan massa.

"Ini ada 2 rekan kita perempuan pingsan di Jalan Budi Kemuliaan. Ini apa polisi ko seperti ini?" kata Andre sambil menunjukkan foto di kamera ponselnya.

Sementara salah satu korban yang diduga meninggal dunia bernama Rian Latif mengaku dirinya terkena peluru karet polisi. Akibatnya, kepala bagian belakangnya bocor.

"Iya kena pelurut karet, kalau kena gas air mata hitam kayak itu," kata Rian sembari menunjuk ke arah baju temannya yang terkena gas air mata di RS Boedi Kemuliaan, Jakarta Pusat.

Rian menyesalkan tindakan represif polisi yang menembakkan gas air mata terlebih dulu baru Water Cannon. Sebab, masih banyak kaum ibu yang ikut berdemo.

"Seharusnya water cannon dulu, bukan langsung gas air mata, tadi masih banyak perempuan. Kalau pakai air dulu, ibu-ibu kita selamatkan ini tidak," tutur Rian.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyanto menegaskan, pihaknya tidak menggunakan senjata vulkanis. Senjata yang digunakan hanya gas air mata dan Water Cannon.

"Ini pengamanan level 4. Jadi kami belum menggunakan senjata vulkanis," tegas Dwi. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya