Liputan6.com, Makassar - Pengungsi Rohingya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mempunyai makanan khas selama Ramadan. Makanan tersebut adalah roti Chapati yang dibuat sendiri.
Amir, seorang pengungsi Rohingya yang ditugaskan sebagai kepala dapur di pengungsian, tepatnya di Pondok Merah Jalan Pettarani 2 Makassar mengatakan, roti Chapati merupakan kuliner khas penduduk Rohingya di Myanmar selama Ramadan berlangsung.
"Ini menu wajib berbuka, dan setiap sore jelang buka puasa kami berkumpul bersama-sama membuat roti Chapati ini di sini," kata Amir saat ditemui Liputan6.com di Pondok Merah Makassar, Kamis 9 Juni 2016.
Amir mengaku tidak kesulitan membuat roti tersebut. Selain mudah dibuat, bahan pokok pembuatan juga gampang didapat di pasar tradisional di Kota Makassar, yakni mentega dan tepung terigu.
"Cuma di sini pembakarannya tidak ada, jadi kami pakai wajan saja yang ditaruh di atas kompor hingga panas. Wajan kami beli di pasar tradisional di sini," kata Amir yang sudah 3 tahun berada di pengungsian Pondok Merah.
Dia menuturkan, setelah berbuka di pondokan, seluruh pengungsi Rohingya berangkat salat tarawih di masjid yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal.
"Kami sangat senang tinggal di Indonesia khususnya Kota Makassar. Semua warga di sini sangat ramah dan menganggap kami sebagai saudara, tidak melihat kami sebagai orang lain. Kalau disuruh memilih, kami lebih senang tinggal di sini daripada pulang ke negara kami, Myanmar," jelas Amir.