Liputan6.com, Jakarta - Pascamudik Lebaran 2016 akan menyisakan sejumlah masalah sehingga pemudik perlu segera mengatasinya guna mencegah depresi tak berkesudahan, kata dokter Dito Anurogo.
"Lebaran adalah ritual tahunan, bukan perayaan wajib. Namun, uniknya semua orang senantiasa berjuang mati-matian untuk dapat berlebaran di kampung halaman," katanya kepada Antara di Brebes, Jawa Tengah, Rabu.
Ibarat pesta, kata dokter digital (online) itu, Lebaran memang pantas dirayakan meskipun semua orang tahu bahwa pesta pasti berakhir. Akan tetapi, "pesta pora" itu pun seketika menjelma "bencana" bila berjuta masalah menghadang di depan mata, terutama pascamudik Lebaran.
Ia menyebutkan sejumlah permasalahan, antara lain, kehabisan tiket pulang, merasakan macet yang luar biasa, cucian yang menumpuk, banyak tugas kantor yang belum terselesaikan, dan belum bukanya toko atau swalayan di dekat rumah.
Penulis 18 buku tentang kesehatan itu menegaskan bahwa depresi merupakan penyakit multifaktorial yang melibatkan faktor-faktor biologis (termasuk genetika dan biologi molekuler), sosial, dan psikologis.
"Semua faktor ini berkontribusi terhadap perkembangan, derajat keparahan, dan lama tidaknya episode depresif. Selama periode depresi, umumnya penderita melaporkan gejala-gejala pada aspek biopsikososial," ujar dokter yang sedang studi S-2 Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta itu.
Gangguan pada aspek biologis, lanjut Dito, terlihat dari gangguan tidur, perubahan selera makan, dan disharmoni seksualitas bagi yang telah menikah.
Menyinggung gangguan pada aspek psikologis, menurut dia, terdeteksi dari gangguan konsentrasi, mendadak menjadi pelupa, mudah lelah, mudah menyalahkan orang lain, sering berpikir negatif atau berpikir buruk, muncul ide untuk bunuh diri, serta merasa tidak berguna lagi dan masa depan suram.
Oleh karena itu, Dito menekankan perlunya penderita depresi segera berkonsultasi kepada dokter atau psikiater terdekat. Dokter atau psikiater akan melakukan anamnesis (wawancara terstruktur, komprehensif, dan mendetail), pemeriksaan fisik dan psikiatris, pemeriksaan penunjang sesuai indikasi, dan memberikan tata laksana yang sesuai.
Hindari Depresi Usai Lebaran dengan Hal Ini
Ibarat pesta, Lebaran memang pantas dirayakan meskipun semua orang tahu bahwa pesta pasti berakhir.
Diperbarui 14 Jul 2016, 09:24 WIBDiterbitkan 14 Jul 2016, 09:24 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polisi Amankan Jukir Liar di Tanah Abang yang Patok Tarif Rp60 Ribu
Mantan Artis Drama Kolosal Sekar Arum Beramal Rp10 Juta ke Masjid Istiqlal Pakai Uang Palsu
Kepala BGN Tegaskan Isu Penyelewengan Dana MBG Urusan Internal Yayasan dan Mitranya
Viral Sepeda Penumpang Hilang di Stasiun Setiabudi, MRT Jakarta Buka Suara
Dishub Jawab Kritik soal JLNT Casablanca Tak Aman Jadi Rute SilaturahRide 2025
Polisi Ungkap Sekar Arum Dapat Uang Palsu Secara Gratis dari Teman
CPNS 2025, Kapan Pendaftaran Dibuka? Simak Info Terbarunya
Cerita CEO Persebaya Gowes 3 Hari Surabaya-Jakarta Temui Pramono Anung
Menikmati Taman 24 Jam di Jakarta
Viral Sepeda Hilang di Parkiran MRT Jaksel, Polisi Buru Pelaku
15 Golongan Ini Bisa Naik Angkutan Umum Gratis di Jakarta, Siapa Saja?
Bentuk Partisipasi Warga, TPS di Pamulang Konsisten Kurangi 100 Kg Sampah Rumah Tangga Setiap Hari