Setelah Nyetir 3 Jam, Beristirahatlah

Menempuh perjalanan jauh saat mudik Lebaran menggunakan mobil pribadi merupakan kegiatan yang sangat melelahkan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 13 Jun 2017, 07:20 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 07:20 WIB
Ramadan 2017
Kendaraan terjebak kemacetan di tol dan di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, (5/6). Banyaknya warga yang ingin berbuka puasa, menyebabkan ruas jalan di Ibu Kota lebih macet dibanding biasanya, terutama jam pulang kerja. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menempuh perjalanan jauh saat mudik Lebaran menggunakan mobil pribadi merupakan kegiatan yang sangat melelahkan. Selama berjam-jam, pengemudi harus berkonsentrasi melihat jalanan dan kendaraan lainnya agar tidak terjadi kecelakaan.

Pendiri Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar mengatakan, ketika berkendara tanpa berhenti alias tidak dalam kondisi macet, maksimal hanya tiga jam, setelah itu disarankan untuk beristirahat.

"Kalau berkendara terus dan tidak berhenti, sebaiknya maksimal tiga jam. Tapi kalau berhenti alias dalam kondisi bisa sampai empat jam," jelas Rifat saat ditemui di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pria yang juga pereli nasional ini menyarankan, ketika melakukan perjalanan mudik Lebaran jangan berpikir untuk cepat sampai. "Itu salah, kita harus berpikir selamat, bukan cepat sampai. Sepanjang perjalanan harus enjoy," terang suami dari Sissy Priscillia ini.

Sementara itu, berkendara saat mudik Lebaran untuk menjaga konsentrasi ada dua kunci, yaitu kadar oksigen dan air. Jika keduanya berada di titik 80 persen, maka konsentrasi saat mengemudi sangat baik.

"Triknya, saat mengemudi siang hari diusahakan tidur saat istirahat. Tidak usah lama-lama, cukup setengah jam sampai satu jam untuk restart body," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya