Mereka yang Rentan Sakit Usai Makan Sajian Lebaran

Beberapa kelompok berikut rentan sakit usai Lebaran akibat pilihan makanan yang disantap.

oleh Nilam SuriGiovani Dio Prasasti diperbarui 18 Jun 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2018, 16:00 WIB
Kupat lepet adalah makanan khas Banyumas dan Jawa secara umum penuh falsafah di hari lebaran Idul Fitri. (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Kupat lepet adalah makanan khas Banyumas dan Jawa secara umum penuh falsafah di hari lebaran Idul Fitri. (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Liburan Lebaran adalah waktu berharga untuk dihabiskan bersama keluarga dan sanak saudara. Sayangnya, perjalanan jauh dan interaksi dengan banyak orang membuat tubuh jadi lebih rentan terhadap beberapa penyakit, terutama pada beberapa kelompok orang.

Untuk mencegah timbulnya penyakit, tentu saja semua kalangan harus berhati-hati dalam menyantap makanan Lebaran.

"Kalau harus berhati-hati, semua orang harus berhati-hati. Anak harus hati-hati juga. Semua kelompok umur," ujar dr. Tirta Prawita MSc, Sp. GK dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia ketika dihubungi Health Liputan6.com ditulis Senin (18/6/2018).

Berikut ini kelompok orang yang harus waspada terhadap datangnya penyakit gara-gara mengonsumsi makanan Lebaran secara berlebihan.

 

Saksikan juga video menarik berikut: 

Lansia dan Anak-anak

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Lansia

Orang-orang berusia lanjut harus memperhatikan makanan mereka di hari raya. Hal ini penting karena metabolisme tubuh melambat. 

"Metabolismenya semakin lambat berarti makin banyak juga yang ditumpuk daripada dibakar. Kalau anak remaja dan yang lainnya relatif lebih aman karena metabolismenya masih tinggi," papar Tirta.

Anak-anak

Sekalipun anak-anak memiliki metabolisme yang tinggi dan tidak akan terkena penyakit pasca Lebaran secara langsung, namun pola makan mereka di hari raya Lebaran juga harus diperhatikan. Terutama, bagi mereka yang orangtuanya bepergian untuk silaturahmi.

"Biasanya orangtua seharian silaturahmi, sudah capek banget ibunya, biasanya kualitas makanan sudah tidak bagus. Padahal mereka setiap harinya butuh makanan berkualitas untuk pertumbuhan," kata Tirta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya