Jelang Prosesi Haji, Kemenag Terus Perketat Layanan untuk Jemaah

Pengawasan layanan tersebut diantaranya layanan katering dan transportasi bagi jemaah calon haji.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 10 Agu 2018, 12:16 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 12:16 WIB
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menyebut saat ini pihaknya terus memperketat layanan untuk jemaah. (www.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Mendekati prosesi puncak haji, yaitu wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina (Armina), Kementerian Agama mulai memperketat pengawasan layanan.

Pengawasan layanan tersebut diantaranya layanan katering dan transportasi bagi jemaah calon haji. Pasalnya, menurut Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, masing-masing penyedia juga melayani jumlah jemaah yang semakin besar setiap harinya.

"Pada fase puncak ini kita harus perketat pengawasan karena masing-masing penyedia melayani jemaah dengan jumlah tambah besar, sehingga pekerjaan jauh lebih berat lagi," ujar Sri Ilham, seperti dikutip dari laman www.kemenag.go.id, Jumat (10/8/2018).

Ia mencontohkan katering. Kata Sri, pada awalnya hanya melayani sepertiga kapasitas, namun sekarang penuh.

"Dari yang awalnya mereka menyiapkan setelah Subuh, sekarang lebih awal menjadi tengah malam," ucapnya.

Menurut Sri, tekhnik memasak sayuran menjadi penting, mengingat mudah basi. Selain itu, pihaknya juga terus mengingatkan jemaah calon haji agar makan tepat waktu.

"Kita beri edaran ke jemaah agar makan tepat waktu dan juga ke penyedia katering agar menyajikan makanan yang tidak mudah basi. Kita minta kepada katering hindari sayuran yang rentan basi misalnya buncis, sekali lagi pada saat peak season ini kita harus ekstra hati-hati," papar Sri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Soal Transportasi

Jemaah Haji Naik Pesawat
Sejumlah calon jemaah haji akan naik pesawat untuk berangkat menuju Tanah Suci.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sementara dari segi transportasi, Sri mengaku pihaknya terus mengingatkan jemaah yang baru datang ke Makkah untuk melakukan umrah wajib bukan bertepatan dengan waktu salat.

"Agar tidak bersamaan dengan jemaah yang sudah tinggal di sini beberapa hari sebelumnya yang hendak salat di Masjidil Haram," kata dia.

Begitu pula, lanjutnya, dengan jemaah yang hendak melaksanakan salat di Masjidil Haram. Sri meminta agar datang lebih awal dan pulang agak akhir.

"Ya lebih baik berdzikir dulu di Masjidil Haram, seraya menunggu bus agak longgar," pungkas Sri.

Berdasarkan catatan dari Media Center Haji Daerah Kerja (MCH Daker) Bandara pada Kamis 9 Agustus 2018, sebanyak 397 kloter telah mendarat di Tanah Suci. Jumlah itu terdiri dari 159.602 jemaah dan 1.985 petugas.

Jumlah ini akan terus naik hingga pemberangkatan kloter terakhir ke Tanah Suci pada 15 Agustus 2018 mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya