Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Abdullah menemukan ada katering di Tanah Suci yang tidak menyajikan kuliner Nusantara sebagaimana tercantum dalam kontrak.
"Kami menginginkan produksi makanan khas Indonesia, tapi mereka malah masak yang khas Arab. Nasinya khas Arab, lauknya juga. Berkali-kali kami sampaikan keluhan, tapi tidak diindahkan, ya sudah tidak kami pakai lagi," ujar Abdullah, seperti dilansir Antara, Rabu (15/8/2018).
Baca Juga
Menurut dia, PPIH selalu berupaya menyajikan katering kuliner Nusantara untuk jemaah calon haji Indonesia. Adanya kuliner Nusantara, kata Abdullah, akan menambah kenyamanan jemaah di Tanah Suci karena mereka dapat merasa di kampung halaman sendiri dan bisa fokus beribadah.
Advertisement
"Terdapat 300 dapur katering yang siap melayani jemaah Indonesia. Dari ratusan jasa boga itu memiliki kapasitas produksi yang beragam, mulai dari yang kecil, menengah, dan besar," ucapnya.
Dalam pantauan PPIH, kata Abdullah, terdapat katering yang menyajikan makanan tergolong hambar untuk jemaah Indonesia. Jasa boga tersebut pelit bumbu, padahal merupakan perusahaan besar.
"Terhadap perusahaan seperti itu, tidak akan lagi menjadi bagian dari katering yang melayani makanan jemaah Indonesia," kata Abdullah.
Singkat kata, Abdullah menegaskan, jasa katering itu tidak akan dipakai lagi sebagai mitra penyedia kuliner jemaah calon haji Indonesia.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pertahankan Cita Rasa Nusantara
Abdullah mengatakan, bagi perusahaan katering yang mempertahankan cita rasa Nusantara akan terus dipertahankan meski skala produksinya tidak besar.
Kemudian, guna menghindari kebosanan jemaah calon haji Indonesia terhadap lauk pauk, Abdullah menegaskan pihaknya juga terus melakukan inovasi dalam tiga tahun terakhir.
Salah satunya, kata dia, dengan melakukan variasi menu sehingga tidak bosan dengan menu yang monoton.
"Dulu mereka sering mengeluhkan menu yang sama. Dalam satu hari sayuran buncis dan kubis selalu ada, sehingga selera makan jemaah berkurang," jelas Abdullah.
Advertisement