Masjid Sokambang, Tempat Persinggahan Raja-Raja Sumenep

Masjid Sokambang yang berada di Sumenep menjadi tempat persinggahan raja-raja

oleh Mohamad Fahrul diperbarui 01 Jun 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2019, 12:45 WIB
Masjid Sokambang
Masjid Sokambang pernah menjadi tempat persinggahan bagi raja-raja.

Liputan6.com, Jakarta Masjid Sokambang menjadi salah satu masjid tertua yang ada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Berdasarkan literatur yang didapat pihak pengurus, masjid ini didirikan oleh adipati atau Raja Sumenep ke-32, yakni Sultan Abdurrahman Pakunantaningrat kesatu yang menjabat dari tahun 1811 hingga 1854.

Masjid yang berada di Desa Kebunagung, Sumenep, ini hanya berjarak satu kilometer dengan kompleks makam raja-raja Sumenep, Asta Tinggi. Lokasinya pun berada di kawasan permukiman padat penduduk, tepatnya di belakang Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumenep.

Masjid yang dikenal sebagai masjid jami ini terlihat lebih menonjol dari bangunan lain yang ada di sekitarnya. Kondisi bangunan masjid lebih tinggi dibandingkan dengan rumah-rumah warga.

Dari luar, arsitektur bangunan merupakan campuran bangunan tua dan modern dengan menara kecil yang berjejer. Namun, tak terlihat adanya papan nama atau informasi yang menunjukkan masjid tersebut adalah tempat bersejarah.

Ketika memasuki ruang utama masjid, terlihat tembok-tembok dan struktur batu-bata besar dengan dua pintu pengunci kayu usang yang menyimpan sejarah. Sisa-sisa bangunan tua tersebut masih berdiri kokoh di dalam Masjid Sumenep.

Dilansir dari Antara, konon masjid itu merupakan tempat persinggahan sementara keluarga raja untuk beristirahat sejenak. Di masjid itu pula keluarga raja melaksanakan ibadah sebelum melanjutkan perjalanan menuju kompleks pemakaman Asta Tinggi.

"Dulu pernah ada saudagar dari Makkah yang datang dan ingin merenovasi total masjid ini, tapi sama pemiliknya tidak diperbolehkan dan hanya boleh menambah beberapa bangunan di luarnya untuk perluasan saja," ujar Abdul Karim, Takmir Masjid Sokambang yang telah puluhan tahun merawat masjid tersebut.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sejarah Masjid Sokambang

Masjid Sokambang
Masjid Sokambang menjadi tempat persinggahan untuk salat sebelum berziarah ke Asta Tinggi.

Selain Masjid Lajuh yang dibangun oleh Raja Sumenep ke-21, Kanjeng Pangeran Ario Anggadipa (1626-1644) dan Masjid Agung Sumenep yang dibangun pada masa Raja Sumenep ke-31, Panembahan Sumolo Asirudin (1779-1811). Masjid Sokambang menjadi masjid ketiga yang dibangun oleh kalangan kerajaan di Kabupaten Sumenep.

Menurut cerita yang beredar di masyarakat Sumenep, masjid itu menyimpan banyak cerita mengenai raja-raja kesultanan Sumenep yang akan berziarah ke makam leluhurnya.

"Dulu bahkan ceritanya Sultan juga sering ke masjid ini," ujar Kyai Amiruddin, salah satu tokoh di Desa Kebunagung dalam siaran laman resmi Pemerintah Kabupaten Sumenep.

Pada siaran tersebut, dikatakan bahwa Masjid Sokambang sering digunakan untuk mempelajari kitab-kitab agama klasik. Ulama yang tercatat pernah mengajar di masjid tersebut adalah Kiai Anjuk dan Kiai Bayanullah.

Sementara cerita yang beredar di kalangan keluarga Keraton Sumenep mengenai salah seorang bangsawan Sumenep, Raden Ario Abdul Ghani Atmowijoyo yang selalu menyempatkan datang ke Masjid Sokambang untuk salat sebelum berziarah ke Asta Tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya