Uni Emirat Arab Kirim 50 Ribu Ton Paket Ramadan ke Yaman

Program kemanusiaan di Uni Emirat Arab mengirim puluhan ribu ton makanan ke Yaman dan berbagai negara.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Mei 2020, 21:20 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 21:20 WIB
Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan menyaksikan pertukaran perjanjian kerjasama antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan pihak Uni Emirat Arab di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019). (Liputan.com/HO/Setkab Agung)

Liputan6.com, Dubai - Uni Emirat Arab mengirimkan lebih dari 50 ribu ton makanan ke Yaman. Paket Ramadan ini ditujukan ke mereka yang membutuhkan, terutama keluarga penderita kanker di Yaman.

Dilaporkan The National, Minggu (10/5/2020), makanan dikirimkan berupa parsel makanan yang disebut rasio Ramadan. Parsel itu bukan hanya porsi makanan sehari, melainkan hingga Ramadan usai.

Program ini adalah bagian dari misi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Emirat (Emirates Red Crescent). Paket Ramadan tersebut sudah dikirim pada Rabu kemarin.

"Pendistribusian parsel-parsel ini bertujuan untuk mendukung keluarga-keluarga yang membutuhkan," ujar Humaid Hashid Al Shamsi, perwakilan ERD di Hadramaut. "ERC bekerja untuk mengurangi beban rakyat Yaman di area-area yang sudah dibebaskan," lanjutnya.

Yaman saat ini masih mengalami perang saudara antara pemerintahan Mansur Hadi dan pasukan Houthi. Arab Saudi dan UEA memihak Mansur Hadi.

Sejak awal Ramadan, Uni Emirat Arab juga mengirimkan 475 ton kurma ke lebih dari 30 negara. Inisiatif tersebut berasa dari Khalifa bin Zayed Al Nahyan Foundation untuk memenuhi nutrisi masyarakat.

Beberapa negara yang menerima bantuan kurma yakni Bahrain sebanyak 40 ton, Mesir dan Maroko sebanyak 20 ton, serta Lebanon dan Suriah sebanyak 30 ton. Amerika Serikat pun juga dapat jatah 20 ton.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pesan Nuzulul Qur'an dan Perjuangan Lawan Corona Covid-19 dari Wapres Ma'ruf Amin

Wapres Ma'ruf Amin Tutup Rakornas Indonesia Maju
Wapres Ma'ruf Amin memberikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Kegiatan tersebut untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Momentum penting Nuzulul Qur'an (turunnya Al-Qur'an) berlangsung di periode 10 hari kedua Ramadan atau ayyamul maghfirah (hari-hari turunnya ampunan Allah). Ramadan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena berlangsung di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Karena itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak semua masyarakat memanfaatkan momentum Nuzulul Qur'an dan ayyamul maghfirah untuk mengetuk pintu langit, berdoa memohon kekuatan dalam berjuang melawan pandemi corona Covid-19. 

"Covid-19 di tengah Ramadan adalah ujian untuk kita semua. Karena itu di periode 10 hari kedua yang disebut ayyamul maghfirah, momentum yang tepat untuk kita mendekatkan diri kepada Allah. Memohon ampunan atas semua dosa dan juga momen mengetuk pintu langit meminta pertolongan Allah agar kita semua diberikan kekuatan melawan pandemi corona," kata Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5/2020).

Peristiwa Nuzulul Qur'an pada 17 Ramadan yang menjadi pedoman hidup umat Islam juga bisa dijadikan momentum perjuangan melawan Covid-19. Al-Qur’an turun secara bertahap yang ditandai dengan penerimaan wahyu berupa Surah Al-'Alaq ayat 1 hingga 5, di Gua Hira.

Peristiwa ini terjadi pada 10 hari kedua, tepatnya 17 Ramadan. Turunnya Al-Qur’an ini sesuai dengan Surah Al-Anfal ayat 1, wamaa anzalna ‘alaa 'abdina yaumal furqoni yaumal talqal jam’aan, yang artinya, "apa yang Kami turunkan kepada hamba kami (Nabi Muhammad) di hari Al- Furqan (Al-Qur’an) yaitu pada hari bertemunya dua pasukan."

Maksud ayat ini adalah Perang Badar yang terjadi antara Umat Islam dan Kafir Quraisy bertepatan dengan waktu turunnya Al-Qur'an, 17 Ramadan. Peristiwa ini dikenal dengan nuzulul Qur’an.

"Mudah-mudahan Ramadan ini akan memberikan suasana yang mencerahkan. Pertama, Covid-19 juga segera berlalu dengan izin Allah, dengan banyak kita memohon ampun, dan kedua, saat-saat yang baik ini, saat-saat kita harus di rumah, kita manfaatkan dengan banyak berdoa, beristigfar dan membaca Qur’an,” kata Ma'ruf Amin.

Wapres Ma'ruf juga meminta masyarakat memaksimalkan Ramadan yang disebut syahr ash-shobri (bulan kesabaran) sebagai sarana melatih kesabaran menghadapi pandemi corona Covid-19.

"Puasa mengajarkan kita untuk bersabar, makanya disebutkan as shaumun nisfus shabri (puasa itu setengah dari pada kesabaran). Sabar untuk tidak makan minum, sabar untuk tidak berkata bohong, tidak mengadu domba,” ujarnya.

Wapres menerangkan, dalam keadaan seperti sekarang ini di mana Indonesia sedang dilanda pandemi corona Covid-19, perilaku serta sifat sabar sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Ada suatu yang sekarang diminta kepada kita supaya tidak keluar rumah (stay at home), supaya kita menjaga jarak, supaya kita menjaga kebersihan, supaya tidak terjadi penularan Covid,” kata Wapres.

“Ujian puasa sekarang kita dilatih untuk bersabar menghadapi corona Covid-19. Untuk memutus mata rantai Covid-19, menjalani ibadah tarawih di rumah saja. Tidak tarawih di luar rumah. Insyaallah pahalanya berlipat ganda karena ujian kesabarannya pun berlipat," kata Ma'ruf Amin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya