Kata Buya Yahya soal Bintang Tsurayya dan Tanda Akhir Corona

Ramai di media sosial yang menyebutkan bahwa ada sebuah hadits yang mengungkap tanda berakhirnya Corona.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Mei 2020, 10:21 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 09:40 WIB
Ilustrasi Bintang
Ilustrasi bintang di langit. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Ramai di media sosial yang menyebutkan bahwa ada sebuah hadis yang mengungkap tanda berakhirnya corona.

Disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya." Rasulullah SAW menjawab yang kemudian ustaz tersebut mengartikan hadis itu berikut, "Apabila suatu saat nanti muncul bintang, di suatu pagi, pada pagi hari, maka akan diangkatlah segala macam wabah."

Kemudian, ustaz tersebut menafsirkan wabah dalam hadis itu dengan virus corona. Dia menukil dari Syekh Ahmad bin Abdurrahman al-Banna as-Sa'ati, pengarang kitab al-Fath ar-Rabbani, bahwa yang dimaksud dengan bintang dalam hadis ini adalah bintang ats-Tsurayya.

Dia juga menukil dari Imam Ibnu al-Malaqqin bahwa bintang ini akan muncul pada awal Mei. Terakhir, ustaz berharap wabah ini berakhir pada Mei. Saat itulah segala macam wabah penyakit menular akan hilang dari alam dunia ini.

Lantas, bagaimana pandangan ulama terhadap hal ini?

 

Kata Buya Yahya

Ketika Cahaya Bintang Berpadu Dengan Muntahan Lahar Gunung Sinabung
Pemandangan saat Gunung Sinabung memuntahkan lahar dan langit diterangi cahaya bintang di Karo, Sumatera Utara (28/12). Gunung Api Sinabung yang masih berstatus awas level empat kembali erupsi pada Rabu (27/12) sore. (AFP/Lana Priatna)

"Dari tinjauan Falakiyah menyebutkan virus Corona akan berakhir pada 7 Juni. Namun Juni masih lama, harapan kami besok atau nanti sudah selesai itu (Corona)," ujar pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya, dalam video berdurasi singkat di YouTube miliknya, AL-Bahjah.

Lebih lanjut, Buya menerangkan, riwayat Ahmad bin Hanbal dan dua riwayat lain pernah membahas bintang tsurayya ini. Kita sendiri mengenalnya sebagai bintang kejora.

"Sebagian menyatakan hadis sahih, tapi sebagian lain tidak. Namun jika kita kembali ke kisah di Arab, waktu itu ada wabah yang menimpa suatu perkebunan/pertanian. Hingga Nabi sampaikan, kalau nanti tsurayya muncul di awal musim panas, wabah akan berakhir," katanya.

Menurut Buya, menghubungkan kisah itu sebenarnya tidak salah. Namun, yang menjadi masalah apabila orang yang menghubungkan itu salah mengartikannya.

"Khusnudzon boleh, berakhir itu wabah (Corona). Tapi jangan sampai gara-gara hadis, wabah belum selesai Nabi dianggap berbohong. Ini bahaya," tegasnya.

Buya menegaskan, kisah ini terjadi pada zamannya. Semua orang tentu berharap wabah berakhir secepatnya. Namun, sebaiknya kita tidak terus mudah mengaitkan semua hal dengan hadis.

"Jangan kita memanfaatkan zaman viral dengan membawa hadis Nabi dengan penafsiran kita sendiri, sehingga merendahkan firman Allah SWT dan sabda Nabi. Bahkan, Nabi saja tidak pernah membahas Corona karena belum ada di masanya," ungkapnya.

"Seandainya hadis ini benar pun, sebaiknya tidak memastikan tafsirannya Corona. Nabi juga enggak ngomong ini Corona. Kita doakan saja, semoga Corona ini cepat berakhir sebelum terbitnya bintang kejora," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya