Belanja Online saat Idul Fitri Makin Aman dengan Cara Ini

Indonesia merupakan salah satu negara penduduk muslim terbanyak dan tidak heran menjadi target pelaku kejahatan siber (saat Idul Fitri).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 21 Mei 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Jakarta Hanya dalam hitungan beberapa hari mendatang, umat Muslim di dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Berhubung masih di dalam kondisi pandemi Covid-19, momen berkumpul dengan keluarga tahunan itupun hanya dapat dilakukan secara terbatas.

Tak ayal, untuk mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tradisi Lebaran pun kini berlangsung secara online, termasuk belanja yang kerap dilakukan saat masyarakat berada di rumah.

Dalam kondisi ini, banyak penjahat siber memanfaatkan metode phishing, yakni dengan tautan yang tidak boleh diklik karena berisi malware. Sayangnya, banyak masyarakat yang masih belum menyadari kondisi ini.

Berdasarkan tinjauan Kaspersky pada Januari-Maret 2020, di Indonesia 25,7 persen pengguna komputer hampir terpengaruh ancaman berbasis web.

Ancaman web merupakan metode utama menyebarkan malware dan mengeksploitasi kerentanan di browser dan plugin serta rekayasa sosial.

Indonesia pun berada di peringkat 46 sebagai negara yang terdampak bahaya siber saat berselancar di web. Apalagi, kondisi saat ini membuat pelaku siber terus berkeliaran mencari mangsa.

 

Hati-Hati Ancaman Sistem Pembayaran

Ilustrasi Mobile Banking

Selain ancaman web, pengguna internet harus berhati-hati dengan penipuan melalui sistem pembayaran.

Misalnya saja kegiatan pencurian uang dengan sistem SMS banking di pihak korban dan pencurian kredensial perbankan online. Pelaku kejahatan siber juga memiliki memasukkan malware berbahaya seperti spyware, trojan perbankan, dan trojan ransomware.

Pada 2019, Kaspersky juga menemukan 106 paket instalasi untuk Trojan mobile banking di Indonesia. Bahkan, Indonesia masuk ke peringkat 10 besar negara dengan pangsa pengguna yang terancam mobile malware.

Territory Channel Manager Kaspersky di Indonesia, Dony Koesmandarin mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara penduduk Muslim terbanyak dan tidak heran menjadi target pelaku kejahatan siber (saat Idul Fitri).

"Saya tidak bosannya mengimbau masyarakat Indonesia agar selalu menjaga kewaspadaan, melindungi privasi online, dan jangan terburu-buru membuat keputusan, serta menjaga kesehatan digital seperti menjaga kesehatan fisik," kata Dony.

 

Tips Aman Internetan saat Idul Fitri

Berikut adalah tips menghindari jadi korban kejahatan dunia maya selama belanja online ketika Idul Fitri:

1. Menjaga privasi online dengan sebaik-baiknya. Hanya bagikan atau izinkan akses menuju informasi kamu dengan pihak ketiga jika benar-benar diperlukan, untuk meminimalkan informasi jatuh ke tangan yang salah

2. Jangan pernah klik tautan asing mencurigakan yang dikirimkan kepada kamu melalui teks, aplikasi SMS atau platform lainnya

3. Selalu periksa orisinalitas situs web atau toko online yang kamu akses, pastikan untuk memeriksa ulasan belanja online untuk memutuskan apakah aman atau tidak, sebelum Anda memasukkan informasi kartu kredit

4. Mengelola kata sandi dalam lapisan kompleksitas.

5. Gunakan solusi keamanan yang dapat diandalkan seperti Kaspersky Security Cloud yang bisa mengidentifikasi lampiran berbahaya dan memblokir situs phishing

6. Periksa daftar pembelian terakhir Anda dan belanjalah dengan aman

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya