Kesulitan di Masa Pandemi, McLaren Terpaksa PHK Ribuan Karyawan

McLaren dikabarkan akan melakukan restrukturisasi dengan mengurangi jumlah karyawannya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ribuan karyawan

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2020, 10:20 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2020, 10:20 WIB
McLaren F1
McLaren mengonfirmasi pengunduran diri dari balapan F1 seri pembuka di GP Australia karena adanya anggota tim yang positif terjangkit virus corona. (AFP/Willian West)

Liputan6.com, Jakarta - McLaren dikabarkan akan melakukan restrukturisasi dengan mengurangi jumlah karyawannya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ribuan karyawan. Restrukturisasi ini sebagai imbas dari pandemi Corona Covid-19.

Sedikitnya ada 1.200 pekerja di teknologi terapan, bisnis, dan balap yang harus dirumahkan karena tak memiliki pekerjaan setelah virus merebak.

Perusahaan asal Inggris tersebut juga menegaskan, pembatalan acara balap, menghentikan sementara kegiatan manufaktur dan penjualan ritel secara global menjadi penyebab utama.

"Ini sebenarnya adalah tindakan yang harus dihindari, karena kami telah melakukan langkah-langkah penghematan biaya yang dramatis di semua area bisnis. Tapi kami tidak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah tenaga kerja kami,” kata Ketua Eksekutif McLaren, Paul Walsh, seperti dilansir Reuters.

Jumlah karyawan yang harus dirumahkan tercatat mencapai 25 persen dari seluruh pekerja yang dimiliki McLaren. Sebelum adanya pemangkasan, perusahaan mobil mewah ini memiliki 4.000 pekerja.

 

Tim Formula 1

Khusus operasional Formula 1 McLaren diperkirakan akan kehilangan sekitar 70 orang dari 800 tenaga kerjanya.

Namun, diprediksi akan ada fase kedua pemangkasan pada 2021 begitu tim telah mempertimbangkan kesepakatan batas anggaran untuk seluruh cabang olahraga baru-baru ini.

Sementara krisis corona virus telah mendorong redudansi di seluruh kelompok, batasan biaya telah menjadi pengaruh terbesar pada tim balap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya