Liputan6.com, Bogor - Setiap orang memiliki hajat yang berbeda-beda. Ada hajat yang berkaitan khusus dengan agama, ada juga hajat yang berkaitan duniawinya yang memberikan kemaslahatan.
Sebagai upaya untuk mewujudkan hajat tersebut umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat dua rakaat. Sholat ini dikenal dengan sholat hajat.
Syekh Nawawi dalam kitab Nihayatuz Zain menerangkan sebagai berikut.
Advertisement
Baca Juga
“Orang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk membuat maslahat agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan karenanya, hendaklah melakukan shalat sebagai berikut,” demikian terjemahannya.
Sholat hajat merupakan bagian dari ibadah sunah yang dapat dikerjakan oleh umat Islam. Sholat ini sebagai bentuk munajat seorang hamba kepada Rabb-nya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Niat Sholat Hajat
Secara umum tata cara sholat hajat tidak jauh berbeda dari sholat yang lain. Sholat hajat diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam.
Adapun niat sholat hajat adalah sebagai berikut.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Arab-latin: Ushallī sunnatal hājati rak‘ataini adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja sholat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
Pada pelaksanaannya dianjurkan membaca surat al-Fatihah, ayat kursi, dan al-Ikhlas. Bisa juga surat al-Fatihah lalu surat pendek lainnya dalam Al-Qur’an.
Advertisement
Doa Sholat Hajat
Setelah melaksanakan sholat hajat 2 rakat atau 12 rakaat, kita dianjurkan untuk membaca sholawat dan berdoa. Mengutip NU Online, berikut doa sholat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Arab-latin: Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm. Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîmil ‘azhîm. Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. As’aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azâ’ima maghfiratik, wal ghanîmata min kulli birrin, was salâmata min kulli itsmin. La tada‘ lî dzanban illâ ghafartah, wa lâ hamman illâ farrajtah, wa lâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ ya arhamar râhimîn.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa.
Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”
Wallahu'alam.