Liputan6.com, Jakarta - Di dalam setiap perjalanan bangsa, anak muda selalu ikut andil dalam melakukan perubahan. Khazanah Islam mencatat banyak nama pemuda baik dari kisah Ashabul Kahfi, para sahabat Nabi seperti Ali bin Abi Thalib Ra, hingga Muhammad Al-Fatih dan yang lain sebagainya. Mereka yang tampil dalam perubahan zaman, adalah anak-anak muda yang memiliki kualitas iman dan takwa.
Akan tetapi, jumlah anak muda yang melakukan perubahan amatlah sedikit. Sebab, umumnya anak muda larut dalam perbuatan yang menggembirakan dan melalaikan masa.
Advertisement
Baca Juga
Dalam penutupan Pengajian Ramadan 1443 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mubaligh kondang, Das’ad Latif lantas berpesan lima hal kepada anak-anak muda agar menjaga ketakwaan dengan selektif dan berhati-hati terhadap lima hal.
“Pertama, hati-hati memilih jodoh. Tokoh-tokoh sukses ditopang oleh istrinya yang baik,” pesan Das’ad. Kesuksesan dunia akhirat, dimulai dari ketahanan keluarga yang baik.
“Kedua, hati-hati memilih guru. Karena saya sering katakan agamamu adalah siapa gurumu. Jadi hati-hati memilih guru, termasuk hati-hati memasukkan ke pesantren mana anak kita,” imbuhnya. Das’ad berpesan demikian agar anak muda tidak terjerumus dalam pemahaman keagamaan yang salah.
“Ketiga, hati-hati memilih organisasi. Nah sekarang kan banyak tumbuh organisasi-organisasi. Karena niat baik kita tidak disertai ketelitian, bisa jadi akhirnya kita masuk organisasi yang terlibat dalam terorisme, naudzubillah min dzalik,” tuturnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Memilih Teman hingga Kost
“Keempat, hati-hati memilih teman. Itulah sebabnya betapa pentingnya seorang teman dalam pembentukan karakter kita sehingga satu dari tujuh orang yang dilindungi di padang mahsyar adalah orang yang bertemu dan berpisah karena Allah,” jelasnya.
Das’ad lalu mengutip perumpamaan dari hadis Nabi tentang perbandingan seseorang yang berkawan dengan pandai besi atau tukang parfum. Teman niscaya memberikan pengaruh pada perubahan sifat seseorang.
“Untuk menentukan teman kita baik atau tidak, ukurannya salat,” terang Das’ad.
“Kelima, hati-hati memilih rumah, kos-kosan, kontrakan, atau tempat tinggal,” pungkasnya.
Kesalahan anak muda sekarang adalah memilih rumah yang dekat dengan fasilitas publik seperti pasar, tempat transportasi atau klinik. Padahal yang lebih utama adalah mencari tempat tinggal yang dekat dengan masjid.
“Maka kalau memilih kontrakan atau kosan, maka pilihlah yang dekat dengan masjid. Karena paling tidak kita akan mendengar azan lima kali sehari,” tuturnya.
“Remaja-remaja inilah yang kadang rusak, tidak hati-hati memilih buku, memilih guru, dan lain-lain. Maka yang terpenting adalah kehati-hatian,” tutup Das’ad. (Sumber: muhammadiyah.or.id)
Tim Rembulan
Advertisement