Fenomena Seks Bebas dan Kematian Mendadak yang Disebut Rasulullah Tanda Kiamat Makin Dekat

Dalam bahasa Arab kalimat kiamat (al-qiyamat) selain mempunyai arti hancurnya alam semesta, juga dapat diartikan dengan kematian (al-maut)

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi kiamat
Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap makhluk hidup pasti akan merasakan kematian, termasuk manusia. Kematian bisa disebabkan berbagai hal, kematian akibat usia, sakit, kecelakaan, kematian mendadak, atau terjangkit penyakit yang belum dikenal di masa-masa sebelumnya.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran [3]: 185)

Kematian, juga disebut sebagai kiamat. Hanya saja, kiamat tersebut disebut dengan kiamat kecil atau sugra.

Sementara, umat manusia dan dunia akan menghadapi kiamat kubra, yakni kiamat besar, di mana dunia dan seisinya hancur dan berakhir. Datangnya hari kiamat adalah sebuah kepastian yang wajib di imani keberadaannya.

Semua manusia termasuk para kekasih Allah SWT, seperti para Nabi dan orang-orang shalih tidak ada yang tahu kapan persisnya terjadi hari kiamat terjadi. Kepastian terjadinya hari kiamat hanya diketahui Allah, Dzat SWT Yang Mahatahu.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia’.” (QS Al Ahzab [33]: 187).

Rasulullah pernah menjelaskan bahwa kiamat sudah dekat apabila suatu kaum sudah terang-terangan melakukan perzinaan atau seks bebas sehingga akan menjalar berbagai wabah dan penyakit yang tidak dikenal sebelumnya. Penjelasan ini dapat terkonfirmasi dari hadis riwayat Ibnu Majah:

يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ: لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ، حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW memberitakan kepada kita bahwa apabila umat manusia melakukan lima hal, maka mereka akan dihukum dengan lima hal. Dan kelima perbuatan itu adalah tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat. Pertama, apabila suatu kaum sudah terang-terangan melakukan perzinaan maka akan menjalar berbagai wabah dan penyakit yang tidak dikenal sebelumnya di kalangan mereka…(HR Ibnu Majah).

Jika dikaitkan dengan hadis ini, lebih tepat tampaknya adalah penyakit yang langsung berhubungan dengan seks bebas, misalnya HIV/AIDS. Namun, kematian akibat penyakit ini lazimnya tidak mendadak. Sebab, penyakit ini menggerogoti kekebalan tubuh inangnya.

Dalam hadis lain mengenai tanda kiamat makin dekat, memang jelas Rasulullah menyebutnya dengan kematian mendadak.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ

Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW beliau SAW bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.” (HR Thabarani).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Fenomena Mati Mendadak Tanda Kiamat?

Mengutip ulasan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali di mui.or.id, mati mendadak bagi orang yang beriman bisa jadi itu merupakan bentuk kasih sayang dari Allah SWT dan sebaliknya bisa disebut siksaan bagi orang yang tidak beriman. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ

Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh SAW bersabda, “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” (HR Abdurrazzaq).

Rasulullah SAW juga berlindung diri dari segala sesuatu yang berisiko pada kematian.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي ، وَالْهَدْمِ ، وَالْغَرَقِ ، وَالْحَرِيقِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا.“

‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat yang tinggi, dari tertimpa bangunan (termasuk terkena benturan keras dan tertimbun tanah longsor), dari tenggelam, dan dari terbakar. Aku juga berlindung kepada-Mu dari campur tangan setan ketika akan meninggal. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal dalam keadaan lari dari medan perang. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal karena tersengat hewan beracun.”

Terlepas dari pertanyaan apakah kematian mendadak merupakan suatu pertanda akhir zaman, tapi sebagai seorang muslim memang sudah seharusnya kita melakukan kontemplasi dan refleksi diri. Sudah siapkah kita dihadapkan dengan kematian yang datang secara tiba-tiba?

Karena pada hakikatnya kematian memang datang tanpa diundang. Baik dengan adanya wabah atau pun tidak, kematian adalah suatu keniscayaan yang pasti akan terjadi pada tiap insan yang bernyawa. Wallahu’alam bisshawab.

Tim Rembulan

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya