Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadan tinggal hitungan hari. Pada bulan tersebut, Allah swt membelenggu setan-setan sehingga membuka kesempatan bagi kita umat Muslim.
Ini untuk meraih banyaknya pahala di bulan mulia itu. Di bulan Ramadan pula, Al-Qur’an sebagai pedoman manusia diturunkan.
Kitab suci Alquran memberikan peta tentang bagaimana menempuh hidup yang benar dan apa saja laranganya.
Advertisement
Baca Juga
Dengan keistimewaannya itu, sudah sepantasnya kita selaku umat Muslim memperlakukan kedatangan Bulan Ramadan dengan penuh sukacita sambil melantunkan “Marhaban Yaa Ramadan..!” (Selamat datang bulan Ramadhan 2023).
Tentunya ucapan tersebut akan terasa tidak lengkap jika tidak diiringi dengan lantunan doa.
Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani (w. 360 H) dalam Kitâb al-Duâ’ bab al-Qaul ‘Inda Dukhûl Ramadlân (doa/ucapan yang dibaca saat memasuki bulan Ramadhan) memberikan sekumpulan doa yang dikumpulkan oleh Imam ath-Thabrani:
Pertama, diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H) dalam hadis, Rasulullah mengajarkan doa yang dibaca saat Ramadhan datang. Berikut riwayatnya (sanad hasan):
عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه, قال: كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان أن يقول أحدنا: أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
Artinya: “Dari ‘Ubadah bin al-Shamith RA, ia berkata: “Rasulullah saw mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadhan datang:
“Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan.”
Artinya: “Ya Allah, sampaikan aku (dengan selamat menuju bulan) Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku (di bulan) Ramadhan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, hlm. 311).
Imam ath-Thabrani juga memasukkan doa yang sama dengan periwayat dengan redaksi sedikit berbeda. Diriwayatkan Imam Makhul al-Syami (w. 112 H), Nabi membaca doa ini saat memasuki bulan Ramadhan:
أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
“Allahumma salimnî li ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan”
Artinya: “Ya Allah, sampaikan aku (dengan selamat) kepada (bulan) Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku (juga) dan terimalah (amal-amal)-ku (di bulan) Ramadhan).” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Doa Ramadhan
Kedua, doa yang berasal dari Imam Abdul ‘Aziz bin Abi Rawad (w. 159 H) seorang ahli hadis, ahli ibadah dan imam Masjid al-Haram.
Imam Abdullah bin Mubarak memamndangnya sebagai “a’badinnâs” (orang yang paling luar biasa ibadahnya di antara manusia).
Ia murid langsung dari Sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar (w. 106 H), Imam Nafi’ (w. 117 H).
Berikut doanya (sanad hasan):
عن عبد العزيز بن أبي رواد قال: كان المسلمون يدعون عند حضرة شهر رمضان: اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Dari Abdul Aziz bin Abi Rawad, ia berkata: “(Kaum) muslimin berdoa saat bulan Ramadhan hadir:
“Allahumma adhalla syahru ramadhâna wa hadlara, fa sallimhu lî wa sallimnî fîhi wa tasallamhu minnî. Allahummarzuqnî shiyâmahu wa qiyâmahu shabran wahtisâban, warzuqnî fîhil jadda wal ijtihâda wal quwwata wan nasyâtha, wa a’idznî fîhi minassâmati wal fatrati wal kasali wan na’âsi, wawaffiqnî fîhi li lailatil qadri waj’alhâ khairan min alfi syahrin.”
Artinya: “Ya Allah, Bulan Ramadhan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah (bulan) Ramadhan kepadaku, dan sampaikanlah aku (dengan selamat) ke dalamnya, dan terimalah (amal-amal)-ku (di bulan) Ramadhan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan (niat tulus) mengharap (pahala dan ridha-Mu) atas puasa (Ramadhan)-ku dan (qiyamul lail)-ku.
(Ya Allah), karuniailah aku dalam (bulan) Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. (Ya Allah), lindulingah aku dalam (bulan) Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/(banyaknya kantuk). (Ya Allah), sukseskanlah aku dalam (mendapatkan) lailatul qadar di (bulan) Ramadhan (ini), dan jadikanlah (pahala atau kebaikan)nya (lebih) baik dari seribu bulan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312).
Advertisement
Doa Ramadhan
Ketiga, doa yang diriwayatkan Imam Abu ‘Utsman an-Nahdi (w. +91-100 H), seorang tabi’in dan ahli hadis dari Basrah yang meriwayatkan dari Sayyidina Umar bin al-Khattab, Sayyidina Ali bin Abu Thalib, dan Sayyidina Abdullah bin Mas’ud. (Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’i al-Rijâl, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, juz 17, hlm. 425-426).
Berikut riwayatnya (sanad hasan):
عن أبي عثمان النهدي قال: قالت عائشة رضي الله عنها: لما حضر رمضان قلت: يا رسول الله, قد حضر رمضان فما أقول؟ قال: قولي: اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.
Artinya: “Dari Abu ‘Utsman an-Nahdi, ia berkata: “(Sayyidah) ‘Aisyah RA berkata: “Ketika Ramadhan datang, aku berkata: “Ya Rasulullah, sungguh Ramadhan telah tiba, maka apa (yang harus) kuucapkan?” Rasulullah berkata: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku). (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, 2007, hlm. 312).
Itulah beberapa doa dalam menayambut Ramadan yang dikumpulkan oleh Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, seorang ahli hadits besar dalam sejarah Islam.
Sosoknya oleh Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) digambarkan dengan kalimat:
الطبراني هو الإمام الحافظ الثقة. الرحال الجوال، محدث الإسلام
“(Imam) ath-Thabrani adalah imam al-hafidz (hafal banyak hadits sekaligus perawinya) yang otoritasnya tidak diragukan (tsiqqah), seorang pengelana (pengetahuan), (dan) ahli haditsnya Islam.” (Imam Ibnu Katsir, Jâmi’ al-Masânîd wa al-Sunan, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, juz 3, hlm. 117).
Semoga kita dapat berjumpa pada bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari ini sebagai sebuah pijakanb baru dalam memperbaiki diri kita bersama hingga hari kemenangan tiba nanti. Marhaban yaa Ramadan.