Teks Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Menjaga Pahala Puasa

Teks Khutbah Jumat 10 Hari Terakhir Ramadhan: Menjaga Pahala Puasa

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 16:30 WIB
Shalot Jumat Pertama Ramadhan Di Masjid Istiqlal
Umat Islam mendengarkan khutbah saat mengikuti ibadah salat Jumat pertama Ramadan 1444 Hijriyah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (24/3/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Ramadhan, umat Islam berlomba mengumpulkan pundi-pundi pahala. Selain puasa masih banyak ibadah lain yang bisa diandalkan agar memperoleh tabungan pahala.

Namun begitu, pahala harus dijaga. Hal itu berkait dengan perilaku lain, yang mestinya linier dengan makna puasa itu sendiri.

Salah satunya yakni mengekang hawa nafsu. Ada dosa-dosa yang disadari atau tidak berpotensi mereduksi pahala puasa.

Karena itu, dalam kesempatan ini disajikan khutbah Jumat mengenai pentingknya menjaga pahala puasa. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan umat Islam agar makin istiqamah menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan sekaligus mampu menjaga pahalanya.

Naskah khutbah Jumat ini berjudul asli 'Khutbah Jumat: Menjaga Pahala Puasa', disusun oleh KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan, dinukil dari laman banten.nu.or.id. Semoga menjadi amal jariyah dan bermanfaat.

Khutbah 1‎‎

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ‏ اَلْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ ‏لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ‎ . ‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدِ نِ‎ ‎الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ ‏التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى ‏فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ ‏الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ‎ 

Hadirin yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur kepada Allah, atas nikmat yang begitu banyak ‎dari Allah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita ‎Nabi Besar Muhammad. Yang telah membimbing kita dari alam kegelapan ke alam ‎terang benderang. Dari alam kekufuran ke alam ketauhidan yang benar. Semoga kita ‎selalu mencintanya dan selalu bershalawat kepadanya sehingga beliau ridha ‎menjadikan kita sebagai umatnya, amin.‎‎ 

Hadirin yang dimuliakan AllahSelaku khotib sangat mengingatkan kepada jamaah sekalian dan diri kami sendiri, ‎marilah kita tingkatkan iman kita kepada Allah. Dengan berusaha menjalankan segala ‎perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Semoga Allah selalu membimbing kita ‎serta memberi kekuatan, sehitgga kita tetap berada dalam keimanan dan ketaqwaan ‎keadaNya, amin.‎‎ 

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan AllahRukun Islam yang keempat adalah puasa. Sebagaimana rukun-rukun Islam lainnya, ‎seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, mengeluakan zakat, ‎menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki ‎Allah, maka akan menghasilkan fungsi pendidikan diri. Dengan berpuasa, seorang ‎Muslim berarti tengah membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak utama ‎yang berpondasikan ketakwaan kepada Allah.‎

‎ Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam, ‎sebagai milik-Nya. Sebab, orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, ‎melainkan hanya meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ‎ia meninggalkan hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya kepada ‎Allah.‎

‎ Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-shaum dalam rukun ‎Islam keempat ini dalam bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa. ‎Menurut L. Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut “upawasa” yang berarti ‎berpuasa. Dalam bahasa Arab dan Al-Qur’an, puasa disebut shaum atau shiyam yang ‎berarti menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri. ‎

‎ Adapun ending dari berpuasa adalah agar manusia bisa menjadi lebih baik dan lebih ‎terangkat derajat sehingga disebut sebagai orang yang bertakwa atau muttaqin. ‎Sebagaimana firman Allah:‎‎ 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ‏

‎ Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa ‎sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. ‎Al-Baqarah/2: 183)‎

‎ Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan AllahKetika kaum muslimin melakukan ibadah puasa Ramadhan dan puasa lainnya, ada ‎satu harapan yang diinginkan yaitu mendapat ridha Allah atau pun keinginan ‎mendapatkan pahala. Puasa Ramadhan yang dilakukan dengan harapan besarnya ‎memperoleh pahala yang banyak. Pahala yang diperoleh ketika sudah berpuasa ‎berpeluang untuk terhapus atau rusak sama sekali sehingga menjaga keutuhan ‎pahala menjadi penting untuk dilakukan. Apa yang harus dilakukan ketika kita ingin ‎menjaga pahala puasa kita? Ada beberapa hal yang bisa dihindari:‎ 

Pertama, melakukan kebohongan

Lidah tidak bertulang. Ini adalah istilah yang konotasinya seseorang gampang ‎mengucapkan sesuatu yang pada gilirannya sampai pada titik bohong. Semua orang ‎bisa berbuat bohong karena sangat mudah dilakukan. ‎

‎ Kenapa manusia berani berbuat bohong? Tentunya ada alasan-alasan yang dimiliki. ‎Boleh jadi untuk menutupi kesalahan besar yang pernah dilakukan, mengambil atau ‎mendapat keuntungan besar dari kebohongan yang dilakukan, membela saudara ‎atau orang lain yang dituduh berbuat salah, dan lain sebagainya.‎

‎ Allah melarang orang berbuat bohong, bahkan menganggap orang yang bohong ‎dikategorikan orang yang tidak beriman. Allah berfirman:‎‎ 

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْن

‎ ‎‘’Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak ‎beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.’’ (QS. An-Nahl: ‎‎105)‎‎ 

Maka dari itu, puasa tidak hanya sebatas menahan rasa lapar, haus, dan amarah, ‎melainkan juga menahan diri dari dosa-dosa lainnya, seperti berbohong ini.‎‎ 

Kedua, suka mengadu domba

Di dalam agama Islam, namimah atau tindakan mengadu domba memang haram ‎hukumnya. Mengadu domba atau namimah sangat mungkin bisa menimbulkan ‎permusuhan dan perpecahan, yang pada gilirannya akan memutuskan tali ‎persaudaran dan kekeluargaan. Sungguh berbahaya sikap adu domba jika dilakukan ‎oleh seseorang, apa pun alasannya. Untuk itu tinggalkan jauh-jauh, jangan sampai ‎kita melakukan adu domba. Hal ini sesuai dengan firman Allah:‎‎ 

وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيۡنٍۙ‏ ١٠ هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۢ بِنَمِيۡمٍۙ‏ ١١‏

‎ ‎”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang ‎banyak mencela, yang ke sana ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).‎‎ 

Juga disampaikan dalam Surat al-Hujurat ayat 6‎‎“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa ‎suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu ‎musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan ‎kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6)‎‎ 

Ketiga, suka ghibah

Ghibah atau mencari dan membicarakan kesalahan kesalahan orang lain merupakan ‎perkara yang diharamkan oleh Allah untuk seluruh Muslim. Perilaku ghibah dapat ‎menimbulakn permusuhan, perpecahan dan ketidakbaikan lainnya. Semakin banyak ‎berbuat ghibah, maka kemungkinan menimbulkan masalah yang negatif akan ‎semakin besar. Hal ini akan menjadikan rusaknya pahala bagi orang yang sedang ‎berpuasa. Allah berfirman:‎‎ 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ؕ اَ ‏يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

‎ ‎“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya ‎sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan ‎jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian ‎suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. ‎Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Mahapenerima taubat dan ‎Mahapenyayang.” (QS Al-Hujurat : 12)‎‎ 

Keempat, memandang dengan penuh syahwat

Memandang dengan syahwat (nafsu) bisa menghilangkan pahala puasa karena ‎sejatinya dapat mengarahkan ke perbuatan zina. Selain itu, menjaga pandangan ‎selama Ramadhan juga merupakan bentuk menjaga kehormatan dan ‎menghindarkan diri dari khalwat. Secara harfiah, khalwat diartikan sebagai tindakan ‎berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi. Dalam hadits riwayat Tirmidzi, ‎Rasulullah pernah berkata bahwa apabila perempuan dan laki-laki berduaan di ‎tempat sepi, maka yang ketiga di antara mereka adalah setan. Khalwat ditakutkan ‎akan menjerumuskan ke dosa yang lebih besar seperti zina.‎‎ 

لَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ‏

‎ ‎“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang ‎keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra 17:32)‎‎ 

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita tidak:‎‎1.‎    Melakukan kebohongan‎2.‎    Mengadu domba‎3.‎    Suka Berghibah‎4.‎    Memandang dengan penuh syahwat‎ 

Sehingga Allah ridha dengan puasa kita dan tetap memberi pahala dari puasa kita, ‎amin amin ya Robbal “Aalamiin‎ 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ، وَنَفَعْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ ‏اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ‎ 

 

Khutbah II‎

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ذِيْ العَرْشِ المَجِيْدِ، الفَعَّالُ لِمَا يُرِيْدُ، أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ، وَمَا يَلْفِظُ مِنْ ‏قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، هُوَ أَقْرَبُ إِلَى عَبْدِهِ مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدِ، ‏وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَاشِرُ أَعْلَامِ التَوْحِيْدِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ ‏وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مِنْ صَالِحِ العَبِيْدِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا‎. ‎أَمَّا بَعْدُ‎ , ‎فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! ‏أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى‎. ‎إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ‏صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً‎,‎‏ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ‏إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ‎. ‎وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ ‏مَجِيْدٌ‎.‎‏ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ‎.‎‏ ‏اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين‎.‎‏ اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا رَبَّنَا ‏آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وَمَنْ ‏تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن‎.‎‏ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ‎ 

Tim Rembulan

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya