Jangan Rendahkan Pembantu, Ini Pekerjaan Domestik yang Kerap Dilakukan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dikenal juga kerap melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik yang lazimnya dilakukan istri, atau sekarang dilakukan pembantu dan pelayan

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan profesi pembantu alias asisten rumah tangga (ART) banyak dibicarakan warganet. Pangkal soalnya adalah perseteruan dua pesohor yang salah satunya menyebut muka lainnya mirip pembantu.

Dari narasi ini, tentu tak salah jika warganet menilai ada kesan merendahkan profesi pembantu. Padahal, kini peran pembantu atau ART makin vital.

Tak semua pembantu hanya mengerti urusan cuci, masak dan bersih-bersih. Banyak di antaranya yang bahkan berposisi layaknya manajer, yang butuh ketelitian tinggi dan tentu saja, terdidik dan terlatih.

Dalam Islam, tak ada pekerjaan halal yang hina. Jika dilakukan dengan baik dan niat mulia, bahkan pekerjaan itu tak hanya sekadar halal, namun thayib dan lagi, berkah.

Islam juga tak pernah mengajarkan seseorang untuk merendahkan pekerjaan satu dan meninggikan pekerjaan lainnya. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dikenal juga kerap melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik yang lazimnya dilakukan istri, atau sekarang dilakukan pembantu dan pelayan.

Sosoknya yang mulia tak membuatnya enggan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan pelayan. Berikut ini adalah pekerjaan-pekerjaan domestik yang kerap dilakukan Rasulullah SAW.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rasulullah Menyapu hingga Memerah Susu

Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW

 

Mengutip ulasan Alhafidz Kurniawan di laman keislaman NU ONline, Nabi Muhammad SAW di tengah kemuliannya baik di mata manusia maupun di sisi Allah tetap menyiapkan kebutuhannya sendiri. Ia menyelesaikan sendiri pekerjaan rumah tangganya sebagaimana keterangan banyak riwayat.

Imam Al-Qusyairi dalam risalahnya yang terkenal meriwayatkan bagaimana Rasulullah saw menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya sendiri. Imam Al-Qusyairi memasukkan riwayat ini ke dalam bab khusyuk dan tawadhu. (Al-Qusyairi, Ar-Risalatul Qusyairiyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], halaman 83).

Sahabat Abu Said Al-Khudri, seperti dikutip Al-Qusyairi, meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw menyiapkan sendiri pakan unta, menyapu rumah, mengesol sandal/sepatu, menambal pakaian, dan memerah susu kambing ternaknya.

Nabi Muhammad saw, kata Al-Khudri, tidak segan makan bersama pelayannya dan membantunya mengadon tepung ketika pelayannya lelah. Nabi Muhammad saw tidak malu memikul sendiri belanjaannya dari pasar ke rumah. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83).

 

Nabi Tak Pernah Merasa Superior dan Harus Dilayani

Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi - Kisah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW memang mengemban amanah risalah dan nubuwah dari Allah. Tetapi Nabi Muhammad saw juga manusia biasa yang terlibat dalam aktivitas keseharian di dalam rumah tangganya.

Nabi Muhammad saw dengan pangkatnya yang tinggi tidak membuatnya harus memosisikan diri sebagai priyai atau bangsawan dalam sistem masyarakat kasta. Nabi Muhammad saw dengan derajat demikian tidak kemudian membuatnya merasa penting dan superior yang harus dilayani segala kebutuhan hariannya.

Beliau juga tidak canggung untuk berjabat tangan dengan orang kaya dan orang miskin. Beliau selalu menjadi orang pertama yang menyapa dengan salam. Ia tidak merasa terhina diundang perjamuan meski hanya hidangan kurma dengan kualitas buruk.

Rasulullah dikenal sebagai orang pemurah dalam nafkah. Ia berakhlak halus, bertabiat mulia, bersikap ramah, berwajah cerah, tersenyum tanpa sampai tertawa, murung tanpa terlihat masam, rendah hati tanpa terlihat hina.

Rasulullah saw dikenal sebagai orang yang murah hati tanpa berlebihan, berhati lembut, ramah terhadap orang lain, tidak pernah sendawa karena kenyang, dan tidak pernah menadahkan tangan mengharap uluran tangan orang lain. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83). Wallahu a’lam.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya