Tragedi Kebakaran, Ini 4 Peristiwa Besar di Baitul Futuh yang Jadi Masjid Terbesar di Inggris

Kesibukan di Masjid Baitul Futuh terjadi jelang jalsa salana atau pertemuan tahunan komunitas Ahmadiyah yang akan digelar selama tiga hari, mulai Jumat 28 Juli 2023

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 28 Jul 2023, 19:11 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2023, 19:11 WIB
Baitul Futuh dibuka kembali untuk umum pada 2023 pasca-kebakaran hebat pada 2015. (Liputan6/Elin Kristanti)
Baitul Futuh dibuka kembali untuk umum pada 2023 pasca-kebakaran hebat pada 2015. (Liputan6/Elin Kristanti)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Baitul Futuh yang terletak di Distrik Morden, London, Inggris terlihat ramai sore itu, Rabu 26 Juli 2023.

Orang-orang bergantian masuk, melewati gerbang detektor logam dan diperiksa barang bawaannya. Jalur pemeriksaan untuk pria dan perempuan dipisah.

Kesibukan di Masjid Baitul Futuh terjadi jelang jalsa salana atau pertemuan tahunan komunitas Ahmadiyah yang akan digelar selama tiga hari, mulai Jumat 28 Juli 2023.

Sekitar 40 ribu orang diperkirakan datang dari 50 negara. Aula-aula disulap menjadi tempat menginap, dengan matras-matras tergelar di atas hamparan karpet.

Tenda-tenda besar didirikan untuk tempat makan bersama.

 

Jalsa Salana

Keterangan: Penyambutan pesepeda yang melakukan perjalanan dari Irlandia ke London untuk menghadiri jalsa salana di Masjid Baitul Futuh (Liputan6/Elin Kristanti)
Keterangan: Penyambutan pesepeda yang melakukan perjalanan dari Irlandia ke London untuk menghadiri jalsa salana di Masjid Baitul Futuh (Liputan6/Elin Kristanti)

Sorak sorai pecah ketika para pesepeda memasuki gerbang masjid. Mereka menggenjot sepeda dari Irlandia, khusus untuk mengikuti jalsa salana.

Pekik takbir dan spanduk bertuliskan ucapan selamat datang dari berbagai bahasa menyambut rombongan.

Tak hanya lokasi ibadah, Masjid Baitul Futuh juga menjadi pusat kegiatan, dari pusat pelayanan masyarakat, memberi makan tunawisma, hingga jadi kantor MTA International, jaringan televisi global milik Ahmadiyah.

Pada 2015, Masjid Baitul Futuh muncul dalam dokumenter Britain's Biggest Mosque yang ditayangkan Channel 5. Pada 2010 juga pernah jadi lokasi acara BBC Radio 4's Question Time yang menghadirkan Sadiq Khan, wali kota London.

Tampung 10 Ribu Jemaah

Bagian utama masjid. Baitul Futuh bisa menampung lebih dari 10 ribu jemaah salat (Liputan6/Elin Kristanti)
Bagian utama masjid. Baitul Futuh bisa menampung lebih dari 10 ribu jemaah salat (Liputan6/Elin Kristanti)

Dari sisi ukuran, kompleks Baitul Futuh disebut sebagai yang terbesar di Inggris, bahkan Eropa Barat. Seperti dikutip dari situs allislam.org, bangunan itu bisa menampung lebih dari 10 ribu jemaah salat sekaligus.

Kompleks rumah ibadah itu dibangun di atas bekas pabrik susu Express Dairies. Pembelian tanah Baitul Futuh dilakukan pada Maret 1996, sementara peletakan batu pertama pada 19 Oktober 1999 oleh pemimpin Ahmadiyah global, Mirza Tahir Ahmad. Biaya pembangunannya mencapai 15 juta poundsterling, dari sumbangan anggota Ahmadiyah.

Sejak diresmikan pada 2003, banyak hal terjadi, termasuk sebuah tragedi besar. Berikut peristiwa-peristiwa menarik yang menjadi bagian dari sejarah Masjid Baitul Futuh:

 

1. Kebakaran besar yang disengaja

Masjid Baitul Futuh dibangun di bekas pabrik susu dan diresmikan pads 2003 (Liputan6/Elin Kristanti)
Masjid Baitul Futuh dibangun di bekas pabrik susu dan diresmikan pads 2003 (Liputan6/Elin Kristanti)

Pada 26 September 2015, kebakaran terjadi di bagian administrasi yang bersebelahan dengan masjid utama. Laporan ke petugas pemadam kebakaran dilakukan pada pukul 12.20 siang. Tak lama kemudian, kobaran api dinyatakan sebagai ‘insiden besar’.

Sepuluh mobil pemadam kebakaran dan 80 petugas baru bisa mengendalikan api sekitar lima jam setelah laporan awal. Namun, butuh waktu 30 jam sebelum api dinyatakan padam. Sebagian besar gedung administrasi hangus terbakar, untungnya bangunan masjid selamat. Tak ada korban jiwa dalam insiden itu, meski seorang pria harus dilarikan ke rumah sakit karena gangguan pernapasan.

Dua remaja, berusia 14 dan 16 tahun, sempat diamankan atas dugaan pembakaran. Namun polisi mengatakan, apa yang mereka lakukan bukan termasuk kejahatan yang dilakukan atas dasar kebencian (hate crime).

Pemuda 14 tahun bebas dengan jaminan, sementara lainnya dibebaskan karena tak cukup bukti. Investigasi terkait penyebab kebakaran terus dilakukan. “Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang mengarah pada hate crime, demikian pernyataan pihak Kepolisian Metropolitan London pada 2015, seperti dikutip dari BBC.

 

2. Delapan tahun renovasi, dibuka kembali pada 2023

Baitul Futuh dibuka kembali untuk umum pada 2023 pasca-kebakaran hebat pada 2015. (Liputan6/Elin Kristanti)
Baitul Futuh dibuka kembali untuk umum pada 2023 pasca-kebakaran hebat pada 2015. (Liputan6/Elin Kristanti)

Masjid Baitul Futuh kembali dibuka pada 4 Maret 2023, di tengah pelaksanaan Simposium Perdamaian Nasional ke-19.

Butuh waktu delapan tahun dan dana 20 juta poundsterling untuk merenovasi kompleks Masjid Baitul Futuh pasca-kebakaran. Tak hanya memperbaiki kerusakan, tapi membuatnya lebih besar dan lebih baik.

Gedung lima lantai didirikan, mencakup dua aula serba guna, kantor-kantor, dan penginapan untuk tamu. Fitur-fitur baru dengan teknologi berkelanjutan dan hemat energi ditambahkan, seperti panel surya di atas masjid, sistem pemanas dan pendingin yang efisien.

 

3. Kecaman atas rencana pembakaran Al-Qur'an

Bendera negara-negara peserta jalsa salana di Masjid Baitul Futuh (Liputan6/Elin Kristanti)
Bendera negara-negara peserta jalsa salana di Masjid Baitul Futuh (Liputan6/Elin Kristanti)

Masjid Baitul Futuh menjadi sorotan pada 2010 di tengah rencana seorang pengkhotbah asal Amerika Serikat Terry Jones yang ingin membakar Salinan Al-Qur'an.

Rencana itu memicu demonstrasi besar di Afghanistan, ribuan orang turun ke jalan. Presiden kala itu, Hamid Karzai mengatakan, apa yang dilakukan Terry Jones adalah penghinaan terhadap Islam. Korban nyawa jatuh. Tiga orang ditembak di dekat pangkalan NATO di timur laut Afghanistan, ketika demonstrasi diwarnai kericuhan.

Dari Baitul Futuh, kecaman atas rencana pembakaran Alquran disampaikan pemimpin Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad di depan 11.000 jemaah salat Jumat. Dia mengatakan, ekstremisme tidak pernah menjadi cermin kesejatian dari agama apapun.

“Ekstremisme agama, baik itu ekstremisme Kristen, ekstremisme Muslim, atau lainnya tidak pernah menjadi cerminan sejati dari agama apapun,” kata dia seperti dikutip dari BBC.

Pada 2017, kecaman juga disuarakan atas serangan teror di parlemen Inggris, Westminster, London yang menewaskan lima orang.

 

4. Kampanye di Bus Kota

Masjid Baitul Futuh menjadi pusat kegiatan komunitas Ahmadiyah di Inggris (Liputan6/Elin Kristanti)
Masjid Baitul Futuh menjadi pusat kegiatan komunitas Ahmadiyah di Inggris (Liputan6/Elin Kristanti)

Masjid Baitul Futuh menjadi pusat kampanye Loyalty, Freedom and Peace Campaign di seluruh Inggris, yang dimulai pada 2011.

Tujuan kampanye adalah menantang stereotip agama, menghilangkan kesalahpahaman, memulai percakapan dan meningkatkan integrasi Muslim dan non-Muslim.

Kampanye tersebut terkenal dan viral karena ditampilkan di sisi bus merah melintasi London, misalnya tulisan ‘United against extremism’ atau ajakan untuk bersatu melawan ekstremisme.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya