Naskah Khutbah Jumat Pilihan: 4 Amalan di Bulan Safar

Umat Islam telah memasuki pekan pertama Safar. Berikut ini adalah naskah khutbah Jumat Pilihan mengenai amalan penting yang bisa dilakukan pada bulan Safar

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2023, 00:30 WIB
Sedekah ketupat di Cilacap, tradisi budaya dan keagamaan di akhir bulan Safar. (Foto: bercahayanews)
Sedekah ketupat di Cilacap, tradisi budaya dan keagamaan di akhir bulan Safar. (Foto: bercahayanews)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam telah memasuki bulan kedua tahun 1445 Hijriyah, Safar. Maka dari itu, kita perlu mengucapkan syukur ke Hadirat Allah SWT.

Ada sebagian orang yang menganggap bulan Safar adalah bulan sial. Padahal, pandangan itu sudah jelas-jelas keliru.

Ada berbagai peristiwa penting di bulan Safar. Salah satunya adalah Rasulullah SAW berangkat hijrah dari kediamannya di Makkah menuju Yatsrib, atau yang kita kenal hari ini dengan Madinah.

Pada bulan Safar, ada berbagai amalan penting yang bisa dilakukan agar bulan ini makin berkah.

Dalam kesempatan ini, redaksi mengetengahkan naskah khutbah Jumat mengenai 4 amalan yang bisa dilakukan pada bulan Safar.

Khutbah Jumat pilihan redaksi ini disusun oleh KH Ahmad Misbah, Ketua LD-PCNU Tangerang Selatan dan dinukil dari laman NU Banten, banten.nu.or.id.

Semoga menjadi amal jariyah untuk penulis dan bermanfaat. Amin.

Khutbah I

 اَلْحَمْدُ للهِ، اَلَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Kita sudah masuk Safar, bulan kedua Hijriah Muharam. Pada bulan ini lima belas abad yang lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat hijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman menuju Madinah atau Yatsrib kala itu, dengan meninggalkan banyak hal dalam rangka menyongsong kehidupan yang baru atas petunjuk Allah SWT.

Rasulullah tiba di Madinah pada 12 Rabiul Awal disambut dengan penuh gembira dan suka cita oleh penduduk Madinah dengan iringan syair-syair indah yang abadi syairnya sampai saat ini “thala’al badru ‘alaina”. Di Madinah, tidak lama kemudian menyampaikan sabdanya:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ عَوْفٍ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ قِبَلَهُ وَقِيلَ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ ثَلَاثًا فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ فَلَمَّا تَبَيَّنْتُ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ فَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

’’Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari ['Auf] dari [Zurarah bin Aufa] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Salam] dia berkata, "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, maka orang-orang bergegas menyambut kedatangan beliau dengan menyerukan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang! Rasulullah datang! Rasulullah datang! " hingga tiga kali. Maka aku ikut berjubel di tengah-tengah kerumunan manusia untuk melihat beliau, ketika telah jelas kupandang wajahnya, maka bisa kuketahui bahwa raut muka beliau bukanlah raut muka seorang pendusta. Ucapan pertama kali yang aku dengar dari beliau adalah: "Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR Ibnu Majah No 3242)

Dari hadits di atas ada beberapa hal penting yang bisa kita ambil pelajaran untuk kita amalkan, termasuk di Safar ini:

Pertama, tebarkan salam

Pesan pertama yang disampaikan kepada masyarakat madinah adalah memerintahkan untuk menebarkan salam, megucapkan salam setiap bertemu saudaranya sesama muslim dan secara luas menebarkan keselamatan kaum Muslimin dan kedamaian kepada seluruh manusia di dunia. Sehingga menjadi sangat memengaruhi kehidupan masyarakat yang dalam, indah, dan sangat nyaman karena tebaran keselamatan dan kedamaian selalu ditampakkan dan ditebarkan.

Kenyamanan dan kedamaian yang dicanangkan Nabi Muhammad lima belas abad yang lala masih terasa dan berpengaruh sampai hari ini di Madinah. Kota madinah yang terasa damai menyenangkan kondisi masyarakatnya sehingga terasa nyaman ketika tinggal di Madinah bagi siapapun.

Luar biasa  pengaruh ajaran Nabi dengan menebarkan salam keselamatan dan kedamaian kepada masyarakat Madinah, sehingga ketika umat Islam semakin bertambah banyak dan bertambah besar tidak dilakukan dengan kekerasan dan peperangan, namun dengan kedamaian dan kenyamanan dan kesejukan hati. Islam tidak didakwahkan dengan cara paksaan, peperangan, kekerasan sebagaimana firman Allah:

 لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ

’’Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).’’ (QS al-Baqarah: 256)

Kedua, bersedekah makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok bagi seluruh manusia. Artinya bahwa makanan menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika manusia tidak makan atau makannya sangat sedikit apalagi tidak bergizi, maka akan sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya sehari-hari, bahkan bisa menjadi karakter seseorang.

Rasulullah memandang makanan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Jika seseorang sering mendapatkan makanan dari seorang, apalagi dalam waktu yang lama artinya sering mendapatkan makanan dari orang yang dimaksud,, maka orang tersebut hampir pasti akan bersikap baik terhadap orang yang memberi makanan tersebut. Memberi makanan merupakan hal yang dapat memancarkan rahmat atau kasih sayang kepada si pemberi makanan. Allah berfirman:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

’’Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS al-Ma’un: 1-3)

Ketiga, merekatkan silaturahim

Silaturahim merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menguatkan persaudaraan, baik persaudaraan sesama Muslim, persaudaraan sesama bangsa maupun persaudaraan sesama manusia di dunia. Tanpa silaturahim di antara mereka, maka  ikatan persaudaraan perlahan akan renggang, lepas, dan boleh jadi jauh atau putus, sehingga akan berpengaruh terhadap ikatan persaudaraan di antara mereka.

Rasulullah sangat mengajurkan untuk saling merekatkan, memperkuat silaturahim, khusunya persaudaraan sesama muslim, di samping persaudaraan yang lain. Ada banyak kebaikan-kebaikan dan keberkahan yang didapatkan dalam merekatkan silaturahim.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

’’Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim.’’ (HR Bukhari)

Keempat, melakukan qiyaamullail

Qiyamullail yang dimaksud dalam hal ini adalah melakukan ibadah pada malam hari di sepertiga malam dengan ibadah pokoknya adalah melakukan shalat. Shalat tahajud misalnya.

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ

“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR An Nasa’i)

Ada banyak kebaikan-kebaikan yang dapatkan ketika seseorang rajin ibadah tahajud.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِه نَافِلَةً لَكَ عَسى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al Isra’: 79)

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat. Dan semoga Allah meridhai langakah kita dan kita dimasukkan ked alam kelompok orang yang mendapatkan ampunan dan rahmatNya di dunia dan akhirat. Amin.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3).

 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ، أَشْهدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ، وأَشْهَدُ أَنَّ  سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ. اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنَا محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَا اتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ

أَمَّا بَعْدُ: فيَآ أَيُّهاالنّاسُ، اتَّقُوا اللهَ. اَللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا محمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمَّدٍ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ والْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرُ

Tim Rembulan

Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya