Liputan6.com, Jakarta - Setelah dilantik sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terobsesi tinggal di rumah keluarga di Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Timur. Karena masalah keamanan akhirnya Gus Dur tinggal di Istana Merdeka.
Ada kisah menarik ketika Gus Dur beserta keluarga pindah ke Istana. Mereka diberhentikan di pintu masuk dan diberitahu harus bernegosiasi dengan hantu Istana.
Istana diyakini ada hantunya, terutama kamar di ujung ruang utama yang dibuka setahun sekali. Ruangan tersebut sebagai tempat penyimpanan bendera pusaka.
Advertisement
Baca Juga
Keangkeran Istana ini dibenarkan oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid. Bahkan, ayahnya beberapa kali digoda oleh makhluk halus Istana.
"Istana memang seram. Ada beberapa ruangan yang tidak nyaman," kata Yenny seperti dikisahkan dalam buku 'Mata Batin Gus Dur' karya Imam Anshori Saleh, dikutip dari merdeka.com, Sabtu (9/9/2023).
"Bapak sering, lagi duduk di kursi, eh, tiba-tiba kursinya goyang sendiri. Lalu Bapak mendehem, 'Wis aku ngerti kowe ono, ojo ganggu aku ya (Sudah, saya tahu kamu ada, jangan ganggu saya, ya). Kamu di duniamu, saya di dunia saya sekarang," kata Yenny menirukan ucapan Gus Dur.
Sejak Gus Dur tinggal di Istana Merdeka, keluarganya rutin menggelar pengajian. Namun, pengajian tersebut tak membuat makhluk halus di Istana mengurangi keisengannya.
Pernah suatu hari ketika menggelar pengajian pohon beringin di halaman Istana mengeluarkan asap putih. Seketika membuat orang-orang yang ikut pengajian takut.
“Tapi Bapak bilang, 'nggak usah takut, mereka juga mau ikutan mengaji," kata Yenny.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gus Dur Bikin Orang Istana Tak Takut dengan Hantu
Ketika tinggal di Istana, Yenny bersama adik dan kakaknya menempati kamar tidur di sayap kanan Istana. Gangguan-gangguan makhluk halus pernah dialaminya, pun oleh teman adiknya yang pernah menginap di sana.
"Beberapa teman adik saya pernah menginap di Istana juga pernah diganggu. Saat melintas malam-malam di ruangan tengah yang menghubungkan kamar kami dengan kamar Ibu Bapak, sering ada makhluk seperti orang bertubuh besar yang berlari kencang," cerita Yenny.
"Ada juga yang cerita ketika berada di kamar adik saya seperti ada yang meniup tengkuk. Syukurnya, teman-teman adik saya paham dan lama-kelamaan jadi terbiasa, enggak takut lagi," ujar Yenny.
Seiring ayahnya, Gus Dur, selalu mengingatkan supaya berdamai dengan makhluk dunia lain, Yenny bersama kakak dan adiknya berani tinggal di Istana. Caranya dengan mengajak mengobrol dan menganggap mereka mau kenalan, atau dengan memberi kesempatan tinggal di Istana.
Sejak Gus Dur tinggal di Istana Merdeka, orang-orang Istana menjadi berani. Penjaga Istana pun tak takut lagi dengan hantu-hantu yang selalu iseng. Hal ini diungkap oleh Ajudan Gus Dur, Munib Huda Muhammad.
"Begitu Gus Dur datang, Istana dibuka seluas-luasnya bagi masyarakat. Istana ini kan punya negara, jadi masyarakat berhak memiliki. Jadi orang-orang diperbolehkan ke sana, sehingga Istana menjadi ramai,” katanya.
Advertisement