Liputan6.com, Jakarta - KH Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, dikenal luas sebagai sosok ulama dan pemimpin dengan selera humor yang tinggi. Kisah-kisah humor beliau sering kali menjadi penghibur dan pelajaran bagi banyak orang. Salah satu cerita humor yang terkenal adalah ketika Gus Dur meminta pindah rumah sakit karena alasan yang tak terduga.
Cerita ini bermula ketika Gus Dur sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta. Pada suatu malam, secara tiba-tiba, beliau mengajukan permintaan untuk dipindahkan ke rumah sakit lain tanpa memberikan alasan yang jelas.
Advertisement
Permintaan mendadak ini tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak.
Advertisement
Permintaan Gus Dur tersebut disampaikan melalui budayawan Jawa Timur, Kirun, yang saat itu mendampinginya. Kirun kemudian menghubungi putri Gus Dur, Yeni Wahid, untuk menyampaikan keinginan sang ayah. Tanpa banyak pertanyaan, keluarga pun segera mengatur pemindahan Gus Dur ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) pada malam itu juga.
Keesokan paginya, sekitar pukul 08.00 WIB, Gus Dur memanggil Kirun dan memintanya untuk menghubungi pihak Rumah Sakit Gatot Subroto. Beliau ingin mengetahui kabar terbaru dari kamar tempatnya dirawat sebelumnya. Kirun pun menuruti permintaan tersebut dan segera menghubungi rumah sakit tersebut.
Setelah mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit, Kirun kembali menemui Gus Dur untuk menyampaikan laporan. Dengan nada serius, Kirun mengatakan bahwa setelah kepindahan Gus Dur pada malam sebelumnya, terdapat empat pasien di sekitar kamar beliau yang meninggal dunia lewat tengah malam. Berita ini tentu saja mengejutkan Kirun dan tim medis yang terlibat.
Baca Juga
Â
Malaikat Bersliweran sejak Maghrib
Mendengar laporan tersebut, Gus Dur dengan tenang memberikan respons yang tak terduga. Beliau berkata, "Makanya aku minta pindah rumah sakit. Sudah dari Maghrib tadi aku lihat malaikat seliweran di Gatot Subroto. Aku takut malaikat salah ngambil, nanti malah aku yang dibawa."
Pernyataan ini sontak membuat Kirun terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa terpingkal-pingkal.
Cerita ini tidak hanya menunjukkan sisi humoris Gus Dur, tetapi juga kecerdasan beliau dalam menyampaikan pesan melalui candaan. Dengan gaya khasnya, Gus Dur mampu mengubah situasi serius menjadi momen yang menghibur dan penuh makna.
Humor semacam ini sering kali digunakan beliau untuk menyampaikan kritik atau pandangan dengan cara yang ringan namun mengena.
Selain dikenal sebagai ulama dan pemimpin, Gus Dur juga dihormati sebagai budayawan yang memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Kisah-kisah humor seperti ini menjadi bagian dari warisan beliau yang terus dikenang dan diceritakan oleh banyak orang. Humor bagi Gus Dur bukan sekadar alat untuk menghibur, tetapi juga sarana untuk refleksi dan pembelajaran.
Kirun, sebagai sahabat dan rekan Gus Dur, sering kali menjadi saksi dari berbagai momen humoris tersebut. Dalam berbagai kesempatan, Kirun menceritakan kembali pengalaman-pengalamannya bersama Gus Dur, termasuk kisah tentang malaikat di rumah sakit ini. Cerita-cerita ini kemudian menyebar luas dan menjadi bagian dari folklore modern Indonesia.
Advertisement
Gus Dur Mampu Merubah Tema Berat Jadi Bahan Bercanda
Humor Gus Dur sering kali mengandung unsur kejutan dan pemikiran mendalam. Dalam cerita ini, misalnya, beliau menggunakan konsep malaikat sebagai simbol untuk menyampaikan pesan tentang kematian dengan cara yang ringan. Hal ini menunjukkan kemampuan beliau dalam mengolah tema-tema berat menjadi bahan candaan yang mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Selain itu, humor ini juga mencerminkan pandangan Gus Dur tentang kehidupan dan kematian. Dengan bercanda tentang malaikat pencabut nyawa, beliau seolah ingin menyampaikan bahwa kematian adalah sesuatu yang alami dan tidak perlu ditakuti secara berlebihan. Pendekatan semacam ini membantu banyak orang untuk melihat kehidupan dengan perspektif yang lebih luas dan santai.
Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya kepekaan terhadap tanda-tanda di sekitar kita. Gus Dur, dengan kepekaannya, merasa ada sesuatu yang tidak biasa di rumah sakit tersebut dan memutuskan untuk pindah. Meskipun alasan yang disampaikan bernuansa humor, namun tindakan tersebut menunjukkan intuisi dan kebijaksanaan beliau dalam mengambil keputusan.
Humor dalam budaya Indonesia memiliki peran penting sebagai media penyampaian pesan dan kritik sosial. Gus Dur memahami hal ini dan sering memanfaatkannya dalam berbagai kesempatan.
Dengan humor, pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima dan diingat oleh masyarakat. Hal ini terbukti efektif dalam berbagai konteks, baik dalam lingkup kecil maupun nasional.
Humor-humor seperti ini menjadi bagian dari legacy Gus Dur yang terus hidup dan menginspirasi banyak orang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
