Kisah Kartu ATM yang Tak Bisa Buat Ambil Uang, Humor Gus Dur

Humor Gus Dur sering berisikan hal yang menyentuh dan menghibur. Kisah ini bermula ketika Rajumianto mendatangi kantor bank untuk mengadukan kartu ATM miliknya yang tidak bisa digunakan

oleh Liputan6.com Diperbarui 01 Mar 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 20:30 WIB
Guyonan Gus Dur yang Bisa Bikin Ceria Puasa 2015-mu
KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur dikenal dengan rasa humornya yang tinggi.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Humor khas KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Guyonannya yang cerdas dan penuh makna sering kali menggambarkan realitas sosial dengan cara yang menggelitik. Salah satu kisah yang cukup dikenal adalah cerita tentang seorang warga desa yang mengalami kejadian unik dengan kartu ATM miliknya.

Cerita ini terdapat dalam buku Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita karya Muhammad AS Hikam. Kisah ini mengisahkan seorang warga desa bernama Rajumianto yang mengalami kendala saat menggunakan kartu ATM.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, cerita ini pernah dikisahkan oleh Gus Dur dalam beberapa kesempatan yang menggambarkan bagaimana pemikiran sederhana masyarakat desa terkadang menimbulkan kejadian lucu yang tak terduga. Humor semacam ini sering dikaitkan dengan gaya humor Gus Dur yang menyentuh dan menghibur.

Kisah ini bermula ketika Rajumianto mendatangi kantor bank untuk mengadukan kartu ATM miliknya yang tidak bisa digunakan. Dengan wajah penuh kebingungan, ia mendatangi bagian layanan pelanggan dan mengajukan pertanyaan.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya petugas customer service dengan ramah.

Rajumianto, yang terlihat mulai kesal, langsung mengajukan keluhannya. "Bang, bagaimana ini? Kartu ATM saya baru dua hari kok sudah macet!" ucapnya dengan nada sedikit kesal.

Petugas customer service mencoba memahami keluhan tersebut. "Macet bagaimana, Pak?" tanyanya dengan penuh keheranan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Lucunya di Sini

Sebuah tangan sedang memasukkan kartu ATM ke dalam mesin (Foto Dok: Freepik/ Dragana_Gordic)
Sebuah tangan sedang memasukkan kartu ATM ke dalam mesin (Foto Dok: Freepik/ Dragana_Gordic).... Selengkapnya

Dengan nada yang semakin ketus, Rajumianto menjawab, "Macet ya macet! Tidak bisa untuk ambil uang!"

Mendengar jawaban tersebut, petugas bank segera meminta kartu ATM milik Rajumianto untuk diperiksa. Dengan teliti, ia mengamati kartu tersebut sebelum akhirnya terkejut dengan sesuatu yang tak biasa.

"Waduh, Pak! Pantesan kartu ATM Bapak macet!" seru petugas customer service dengan mata membelalak.

Rajumianto, yang masih belum mengerti, bertanya, "Lho, kenapa, Bang?"

Dengan tawa yang hampir meledak, petugas itu menjelaskan, "Kartu ATM Bapak ini dilaminating!"

Rajumianto menjawab. "Wong KTP yang tidak ada isinya saja dilaminating, apalagi ini kartu ATM! Bukannya kalau dilaminating jadi awet, Bang?"

Petugas bank tak bisa menahan tawa. "Iya, Pak, tapi kalau ATM dilaminating, bagaimana mau masuk ke mesinnya?" ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Rajumianto yang awalnya tampak marah kini mulai menyadari kekeliruannya. Ia menggaruk-garuk kepala sambil tersenyum malu.

Ada Pesan Terselip di Setiap Guyonan Gus Dur

Dua Putri Gus Dur Gagas Perubahan Lewat Gerakan Digital Nasional
KH Abdurahman Wahid/ Gus Dur. (Liputan6.com)... Selengkapnya

Humor semacam ini sering kali menjadi gambaran bagaimana masyarakat desa dengan pemikiran yang polos kerap menghadapi kemajuan teknologi dengan cara yang unik.

Cerita ini juga mengingatkan kita pada humor-humor khas Gus Dur yang tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menyelipkan pesan sosial yang mendalam.

Bagi sebagian orang, cerita ini mungkin hanya sekadar lelucon, tetapi bagi yang lain, ada pesan tentang pentingnya edukasi teknologi bagi masyarakat pedesaan.

Kemajuan zaman memang tidak bisa dihindari, tetapi pemahaman yang benar tentang teknologi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti yang dialami Rajumianto.

Selain itu, kisah ini juga menggambarkan bagaimana pelayanan pelanggan di bank seharusnya menghadapi nasabah dengan kesabaran dan humor, tanpa merendahkan mereka.

Seandainya semua petugas layanan memiliki kesabaran seperti dalam kisah ini, tentu lebih banyak nasabah yang akan merasa nyaman dan tidak segan untuk bertanya.

Humor ala Gus Dur selalu mampu menghadirkan tawa sekaligus perenungan. Cerita seperti ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga pengingat tentang pentingnya memahami perubahan zaman dengan cara yang lebih bijak.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya