Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah asal Malaysia, Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dalam kesempatan ceramahnya membahas tentang tanda kiamat. Ia mengutip salah satu hadis nabi tentang salah satu tanda kiamat sudah dekat, yakni hamba sahaya yang melahirkan tuannya.
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ
Artinya: "Lelaki itu kemudian mendekatkan dirinya pada Rasulullah SAW dan bertanya, 'Kapan hari kiamat?' Rasulullah SAW menjawab, 'Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.'
Ia bertanya lagi, 'Kalau begitu, terangkan tanda-tanda kiamat?' Rasulullah SAW menjawab, 'Jika hamba sahaya telah melahirkan majikannya dan orang-orang fakir miskin yang tidak bersepatu, tidak berpakaian telah berlomba-lomba membangun gedung besar'." (HR Muslim)
Advertisement
Baca Juga
Habib Ali menjelaskan, ada beberapa penafsiran terkait hamba sahaya yang melahirkan tuannya sebagai tanda kiamat. Pertama adalah seorang anak yang menjadi tuan ibunya, padahal seharusnya anak itu menjadi bawahan ibunya.
“Salah satu penafsiran, berlakunya banyak anak durhaka kepada orangtua sehingga dijadikan ibu macam pembantu kepada anak. (Anak) bikin sakit hati pada ibunya, cakap tak sopan. Itu salah satu penafsiran. Artinya, tanda tanda kiamat banyaknya berlaku durhaka anak terhadap orangtua khususnya pada ibunya,” jelasnya dikutip dari tayangan YouTube B-Prast HD, Senin (20/11/2023).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Anak Mempekerjakan Ibunya
Makna lain dari penafsiran tersebut adalah menjadikan anak sebagai majikan ibunya. Anak memberikan gaji dan seolah-olah mempekerjakan ibunya.
“Yang sepatutnya ibu itu dilayani sebagai ratu, selayak-layaknya orang itu dilayan dengan sempurna adalah kita punya ibu, tapi ini dilayani ibunya macam pekerja,” kata ulama kelahiran Bondowoso, Jawa Timur ini.
Adapun jika keinginan ibu sendiri karena rindu dengan cucunya itu beda cerita. Habib Ali mengatakan, hal tersebut merupakan tanda hormatnya seorang anak untuk menghibur ibunya dengan diserahkan cucunya kepada ibu.
“Kemudian anak itu bagi hadiah dengan beri duit (kepada ibu), silakan saja, justru itu digalakkan, tapi jangan sekali-kali menganggap sebagai pekerja, anak buah,” imbuhnya.
“Ini bagian dari adab yang diajar oleh Nabi SAW bagaimana menyikapi kepada orangtua. Baktilah kamu kepada orangtuamu niscaya akan berbakti kepada kamu anak-anak kamu,” sambung Habib Ali mengutip sabda nabi.
Advertisement
Keterbalikan yang Berlaku di Akhir Zaman
Penafsiran lain tentang hamba sahaya melahirkan tuannya sebagai tanda kiamat adalah keterbalikan yang berlaku di akhir zaman. Maksudnya, segala sesuatu yang tertukar di akhir zaman.
“Yang hak jadi batil, yang batil jadi hak, yang munkar jadi ma'ruf, yang ma'ruf jadi munkar, yang baik tampak orang tak baik, yang tak baik tampak baik, yang amanah dianggap pengkhianat, yang pengkhianat dianggap amanah, yang layak mendapat kedudukan dianggap tak layak, yang tidak layak dianggap layak. Alhasil semuanya jadi kocar-kacir,” ungkapnya.
Demikian penjelasan Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid tentang makna hamba sahaya melahirkan tuannya sebagai salah satu tanda kiamat. Wallahu a'lam.