Liputan6.com, Jakarta - Ternyata banyak juga santri asal luar negeri yang menimba ilmu di beberapa pesantren Indonesia. Salah satunya ialah santri yang bernama Nur Aisyah Najwa. Ia mempunyai cita-cita yang sangat mulia.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini terungkap dalam sesi dialog dengan pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam.
Diketahui jemaah Gus Iqdam bernama Aisyah ini berasal dari Kuala Lumpur, Malaysia. Kedatangannya di Indonesia ini, selain nyantri ia juga menempuh pendidikan formal.
“Namanya siapa?” tanya Gus Iqdam dikutip dari kanal YouTube Preman Dua Alam, Sabtu (25/11/23).
“Malaysia,” jawabnya.
Dalam tayangan itu terlihat ia begitu gugup ketika sedang berdialog dengan Gus Iqdam, sampai-sampai ia salah menjawab.
“Namanya siapa?” tanya Gus Iqdam lagi.
“Nur Aisyah Najwa,” jawabnya.
Simak Video Pilihan Ini:
10 Tahun di Indonesia
Aisyah mengatakan kalau dirinya berasal dari kota terbesar di Malaysia yakni Kuala Lumpur.
“Malaysianya mana?” tanya Gus Iqdam.
“Kuala Lumpur,” jawabnya singkat.
Rupanya Aisyah ini telah lama menetap di Indonesia, yakni selama 10 tahun. Ia juga mengaku dalam kurun waktu yang begitu lama ini dirinya tidak pernah sekalipun pulang ke negara asalnya.
“Sudah berapa tahun di sini?” tanya Gus Iqdam.
“10 tahun,” jawabnya.
Advertisement
Cita-citanya Menjadi Bu Nyai
Ia mengaku kalau perjalanannya sampai ke Indonesia untuk menuntut ilmu ini pada mlanya sangat terpaksa. Namun atas kegigihannya ini dalam rentang waktu yang begitu lama ini dirinya mengaku sudah betah mesantren di Indonesia.
“Kenapa ceritanya, jauh-jauh bisa ke sini, ceritanya bagaimana, kepengin mondok, begitu?” tanya Gus Iqdam.
“Ya dipaksa,” jawabnya.
“Oh Dipaksa, lama-lama terbiasa,” tanya Gus Iqdam lagi.
“Iya,” jawabnya.
“Kelas berapa di sini” tanya Gus Iqdam.
“Kelas XI,” jawabnya.
Yang cukup mengagetkan ialah perihal cita-citanya. Ia mengaku kelak setelah mesantren ingin menjadi sosok bu Nyai. Bu Nyai ialah sebutan bagi sosok wanita panutan yang pandai masalah pengetahuan agama Islam.
“Kamu ingin jadi apa Sah?” kata Gusa Iqdam menanyakan cita-citanya.
“Bu Nyai,” Jawabnya mantap.
“Weh cocok ini,” kata Gus Iqdam menanggapi.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul