Jangan Salah Baca! Ini 5 Jenis Bacaan Gharib dalam Al-Qur’an

Bacaan gharib merupakan bacaan yang tidak biasa dalam Al-Qur'an karena samar, baik dari segi huruf, lafal ataupun maknanya.

oleh Putry Damayanty diperbarui 13 Feb 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi Islami, muslimah, membaca, belajar, hadis
Ilustrasi Islami, muslimah, membaca, belajar, hadis. (Foto oleh Thirdman: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-membaca-dalam-ruangan-iman-8489077/)

Liputan6.com, Jakarta - Di dalam Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat yang memiliki cara bacaan tidak biasa atau disebut juga dengan bacaan gharib. Mungkin bagi sebagian orang istilah ini cukup asing terdengar.

Gharib berasal dari kata “gharaba – yaghribu" yang berarti tersembunyi atau samar. Sedangkan menurut istilah ulama qurra’, gharib memiliki arti sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar.

Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur’an yang dianggap gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai umat Islam untuk mengetahui dan mempelajarinya, sebab bacaan-bacaan ini tidak biasa. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam membaca ayat Al-Qur’an.

Melansir dari laman merdeka.com, berikut lima jenis bacaan gharib dalam Al-Qur’an yang perlu diketahui.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

5 Jenis Bacaan Gharib

Imalah

Jenis bacaan gharib yang pertama adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya.

Bacaan Imalah ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Hud ayat 41. Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafaz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.

Isymam

Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”.

Bacaan Isymam ini ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surah Yusuf ayat 11. Di dalamnya terdapat lafaz “laa ta’manna”, namun karena lafaz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka lafaz ‘nu’ tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.

Saktah

Jenis bacaan gharib yang ketiga adalah Saktah. Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Sedangkan menurut isltilah Saktah adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya. Namun, ketika berhenti tidak boleh mengambil napas selama 2 sampai 4 harakat.

Terdapat 4 lafaz Saktah yang ada di dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surah Al-Kahfi di akhir ayat 1, surah Yasin ayat 52, surah Al-Qiyamah ayat 27, dan surah Al-Muthaffifin ayat 14.

Pada surah Al-Kahfi, di akhir ayat 1 terdapat lafaz “’i wajaa” yang kemudian di sambung oleh ayat berikutnya. Setelah membaca bacaan di akhir ayat 1 pada surah Al-Kahfi, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas dan langsung melanjutkan ke ayat kedua.

Pada surat Yaasiin ayat 52, di pertengahan ayat terdapat lafaz “qodi naa haadzaa”. Di antara lafaz “qodi naa” dan “haadzaa”, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas, kemudian melanjutkan bacaannya.

Tata cara membaca ini berlaku juga untuk dua ayat lainnya yang terdapat bacaan Saktah di dalamnya.

Jenis-Jenis Bacaan Gharib

Tahsil

Jenis bacaan gharib yang keempat adalah Tahsil. Tahsil artinya kemudahan atau keringanan. Bacaan Tahsil ini bisa dilihat pada surah Fusshilat ayat 44.

Pada pertengahan ayat terdapat lafaz “a a’ jamiyyun” (bisa dilihat dalam Al-Qur’an). Karena adanya dua hamzah qatha’ yang berurutan dalam satu bacaan, maka hal itu menyulitkan orang Arab dalam membacanya. Maka dari itu, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha’ sehingga bacaannya menjadi “aa’jamiyyun”.

Naql

Jenis bacaan gharib yang kelima adalah Naql. Naql artinya memindah. Sedangkan menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya.

Dalam Al-Qur’an hanya ada satu bacaan Naql, yaitu pada surah Al-Hujurat ayat 11. Pada pertengahan ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafaz sebelumnya. Sehingga bacaannya bukan “bi’sal ismu” tetapi menjadi “bi’salismu”.

Contoh Bacaan Gharib

Sebagaimana kita tahu, ghorib adalah bacaan asing. Dikatakan bacaan asing karena dalam membacanya tidak sesuai kaidah pada umumnya. Maka dari itu, pemahaman materi pelajaran gharib adalah kemampuan santri dalam menguasai materi gharib yaitu materi yang berisi bacaan Alquran yang bacanya asing atau aneh.

Adapun contoh dari bacaan gharib yang bisa ditemukan dalam Alquran adalah sebagai berikut: 

1. Imalah

Bacaan gharib imalah teradapat pada surat Hud ayat 41. Dalam ayat tersebut, terdapat lafaz “majroha” yang dibaca dengan melakukan Imalah menjadi “majreha”.

2. Isymam

Gharib Isyamam ini terdapat pada surat Yusuf ayat 11. Meski pada teks aslinya terdapat lafaz “Iaa ta’manna”, bacaan yang benar adalah “laa ta’manuna”, dengan mengisyaratkan penggunaan huruf ‘nu’ melalui gerakan mulut yang dimajukan.

3. Saktah

Contoh bacaan saktah terdapat pada surah Al-Kahfi ayat 1. Setelah membaca di akhir ayat 1, perlu berhenti sejenak berupa mengambil napas, kemudian melanjutkan ke ayat kedua.

4. Tahsil

Contoh Tahsil terdapat pada surah Fusshilat ayat 44. Pada pertengahan ayat tersebut terdapat lafaz “a a’ jamiyyun.” Untuk memudahkan membaca, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha, sehingga bacaannya menjadi “aa’jamiyyun”.

 5. Naql

Contoh gharib ini terdapat pada surah Al-Hujarat ayat 11. Pada bagian tengah ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya