Mau Tahu Ciri Penghuni Surga Firdaus? Ustadz Adi Hidayat Beberkan Tanda-tandanya

UAH bongkar dua ciri penghuni surga firdaus yang saat ini sedang berpetualang di Bumi, ternaya kita bisa melakukannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 16:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH)
Ustadz Adi Hidayat (Foto: Tangkapan Layar Youtube @aagymoffical)

Liputan6.com, Jakarta - Surga Firdaus merupakan idam-idaman umat Muslim, sudah tergambar betapa nikmatnya tinggal di tempat tersebut kelak.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) mencoba membedah dua ciri-ciri calon penghuni surga, yang bisa dilihat sejak di bumi. Jangan, jangan kita masuk di dalamnya.

UAH di dalam sebuah ceramahnya menjelaskan bahwa ada calon penghuni Surga Firdaus yang sedang berpetualang di bumi. "Apa cirinya?" tanya UAH retoris.

Ia kemudian menjelaskan bahwa salah satu cirinya adalah orang tersebut tidak hanya ingin sholat, tetapi juga ingin mendapatkan kekhusyukan dalam sholatnya.

Menurut UAH, hanya melakukan sholat tidak cukup untuk meraih Surga Firdaus. "Kalau sekadar sholat, surga yang lain sudah ada," ujarnya, seperti dikutip kanal YouTube @TabunganAkhiratTV.

Namun, bagi yang ingin ke Firdaus, tahapan sholatnya harus ditingkatkan hingga mencapai kekhusyukan.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Dua Ciri Ini yang Bisa Membawa ke Surga Firdaus

Ilustrasi Surga (SS: YT The Real Moslem)
Ilustrasi Surga (SS: YT The Real Moslem)

UAH menekankan pentingnya usaha terus-menerus untuk mendapatkan kekhusyukan dalam sholat.

"Selama hidupnya dia berusaha belajar supaya mendapatkan kekhusyukan dalam sholatnya," tegasnya.

Kekhusyukan adalah kunci penting yang harus dicapai oleh calon penghuni Surga Firdaus.

Selain sholat, UAH juga menyoroti pentingnya zakat sebagai ciri penghuni surga firdaus. "Walladzina hum lil zakati fa'ilun," kutipnya dari Al-Qur'an.

Selama hidupnya, calon penghuni Firdaus berusaha untuk selalu berzakat, baik berupa harta maupun kasih sayang.

UAH menjelaskan bahwa zakat tidak hanya berupa materi, tetapi juga bisa berupa kasih sayang. "Zakat itu berupa harta atau kasih sayang," kata UAH.

Ia juga menyebutkan kebahagiaan bagi mereka yang dititipi harta oleh Allah. "Berbahagialah kalau kita dititipkan harta oleh Allah subhanahu wa ta'ala," ujar UAH.

Dengan harta tersebut, kita memiliki peluang untuk berzakat dan membantu orang lain.

Menurut UAH, harta yang diberikan oleh Allah bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memenuhi cita-cita mulia.

"Sesungguhnya harta itu diberikan untuk memenuhi cita-cita ibu yang menginginkan surga yang diidamkan itu," jelasnya.

Gambaran Surga Firdaus

Ilustrasi - Tanaman dan buah-buahan surga. (Foto: SS YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi - Tanaman dan buah-buahan surga. (Foto: SS YT Tafakkur Fiddin)

Mengutip Liputan6.com, surga firdaus dikelilingi dan diliputi oleh banyak pohon, yang kebanyakan adalah pohon anggur. Ada pula yang berpendapat, firdaus artinya lembah-lembah yang ditumbuhi berbagai macam tumbuhan.

Ada lagi yang mengatakan, dalam bahasa Rum, firdaus berarti kebun atau taman yang penuh dengan pohon anggur.

Siapa pun yang berada di dalamnya akan kekal, tidak akan merasa jenuh atau bosan, layaknya para penghuni dunia.

Tatkala mendapat satu nikmat, mereka ingin beralih kepada nikmat lain, bahkan yang lebih besar. Demikian adanya tabiat penghuni dunia.

Sementara para penghuni surga Firdaus tidak mengenal jenuh dan bosan pada sebuah nikmat.

Apa pun yang mereka inginkan sudah tersaji dan apa pun yang mereka pilih sudah disiapkan. Bahkan, dalam sebuah riwayat surga ini merupakan surga yang tertinggi.

‘Ubadah ibn al-Shamit meriwayatkan bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya surga itu memiliki seratus derajat. Satu derajat dengan derajat lainnya laksana antara langit dan bumi.

Surga Firdaus adalah derajat yang tertinggi. Darinya memancar sungai-sungai surga yang empat.

Jika kalian memohon surga, maka mohonlah surga Firdaus.” Demikian seperti yang diungkap dalam Tafsir al-Maturidi. Dalam Al-Qur’an, Allah juga telah memberi gambaran siapa saja yang berhak mendapat balasan surga ini, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya, orang yang menjauhkan diri dari perbuatan yang tak bermakna, orang yang menunaikan kewajiban zakat, orang yang menjaga kemaluannya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya