Ternyata Boleh 'Ngrasani' Orang yang Sudah Meninggal, tapi yang Begini Kata UAH

Mau bicarakan orang yang sudah meninggal? Boleh saja, tapi yang begini saja ya, kata Ustadz Adi Hidayat (UAH)

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 18:30 WIB
Ustaz Adi Hidayat (UAH)
Pesan dan Doa Ustaz Adi Hidayat (UAH) terkait Gempa di Cianjur

Liputan6.com, Jakarta - Menceritakan kebaikan orang yang telah meninggal dunia adalah tindakan yang dianjurkan karena dapat memberikan inspirasi dan teladan bagi yang masih hidup.

Ketika kita mengingat dan menyebarkan kebaikan serta amal saleh yang telah dilakukan oleh almarhum, kita tidak hanya menghormati kenangan mereka tetapi juga menyebarkan energi positif.

Hal ini bisa memotivasi orang lain untuk melakukan hal-hal baik yang serupa, menciptakan lingkungan yang lebih baik dan harmonis.

Selain itu, memviralkan kebaikan orang yang telah meninggal juga memberikan kenyamanan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Mendengar kisah-kisah positif tentang orang yang mereka cintai dapat membantu proses penyembuhan dan memberikan rasa bangga serta ketenangan.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan pentingnya memviralkan kebaikan-kebaikan orang yang telah meninggal.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bicarakan Keburukan Tidak Bermanfaat

Menilai orang lain
Ilustrasi membicarakan orang lain. (Foto: Pixabay)

Menurutnya, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, namun setelah seseorang meninggal, aktivitas dan potensi kesalahannya berhenti. Karena itu, yang patut dikenang adalah kebaikan dan amalan salehnya.

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa membicarakan kesalahan orang yang sudah meninggal tidaklah bermanfaat.

"Jika ada yang meninggal, viralkan kebaikan-kebaikannya," ujarnya seperti dikutip dari kanal YouTube @sadakwah01.

Ia menambahkan bahwa mengingat kesalahan orang yang sudah meninggal tidak akan membawa manfaat, baik bagi almarhum maupun bagi orang yang masih hidup.

Menurut UAH, yang hidup masih memiliki potensi untuk berbuat salah, sementara yang sudah meninggal tidak lagi memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mencari dan memviralkan kebaikan orang yang telah wafat. "Nah, yang kesan yang bagus yang dibaca adalah cari potensi salehnya lalu viralkan itu," katanya.

Viralkan Kebaikan Orang Meninggal Dapat Pahala

Dua orang sedang berbicara
ilustrasi berbincang. (Foto: Unsplash/Brooke Cagle)

Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa memviralkan kebaikan orang yang sudah meninggal bisa memberikan pahala bagi yang melakukannya.

Ia mengatakan bahwa saat kita menyebarkan kebaikan orang yang telah wafat, kita juga mendapatkan pahala dari kebaikan yang telah dikerjakan oleh almarhum.

"Dari apa yang kita kerjakan dapat pahala dari apa yang orang kerjakan dari kebaikan itu," ujarnya.

Selain itu, UAH menyebutkan bahwa dengan menyebarkan kebaikan orang yang telah meninggal, kita membantu memberikan cahaya bagi mereka di alam kubur.

"Menjadi cahaya orang yang wafat di alam kuburnya," jelasnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya memfokuskan pada kebaikan almarhum daripada kesalahannya.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, namun yang penting adalah bagaimana kita mengingat dan mengenang mereka setelah mereka tiada.

"Jadi enggak ada manusia sempurna, pasti semua orang pernah salah," tegasnya.

Ustadz Adi Hidayat mengajak semua orang untuk berhenti membicarakan kesalahan orang yang telah meninggal. Menurutnya, yang lebih bermanfaat adalah mengenang kebaikan mereka dan mengambil pelajaran dari hidup mereka.

"Kalau orang sudah meninggal, berhenti aktivitas dia sehingga potensi salahnya sudah enggak ada lagi," jelasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya