Peringatan Gus Baha: Takbir Sholat Jangan Panjang di 'A', Bisa jadi Kalimat Menyesatkan

Takbir yang biasa dibaca "Allahu Akbar" saat sholat, menurut Gus Baha, jangan sampai dilafalkan dengan panjang pada huruf hamzah atau “A”-nya. Kesalahan ini bisa menimbulkan pergeseran makna yang cukup fatal.

oleh Liputan6.com Diperbarui 20 Apr 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2025, 09:30 WIB
Gus Baha 1
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bacaan takbir dalam sholat terdengar sederhana, tetapi ternyata menyimpan makna mendalam dan ketelitian tinggi dalam pengucapannya. Ulama kharismatik dan ahli tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menjelaskan pentingnya kehati-hatian dalam melafalkan takbir.

Takbir yang biasa dibaca "Allahu Akbar" saat sholat, menurut Gus Baha, jangan sampai dilafalkan dengan panjang pada huruf hamzah atau “A”-nya. Kesalahan ini bisa menimbulkan pergeseran makna yang cukup fatal.

“Kalau hamzahnya dipanjangin, bisa-bisa artinya berubah dari kalimat khabar menjadi kalimat tanya. Itu kan bahaya,” ujar Gus Baha di hadapan jamaah pengajian.

Dalam penjelasannya, Gus Baha menekankan bahwa lafadz "Allahu Akbar" adalah kalimat khabar, yakni pernyataan pasti bahwa Allah Maha Besar. Maka tidak boleh diucapkan seperti pertanyaan.

“Misalnya dibaca ‘Aaa…llahu Akbar’ itu bisa jadi bentuk istifham, jadi kayak nanya ‘Apakah Allah Maha Besar?’ Nah, ini bukan hanya keliru, tapi juga bisa jatuhnya mendekati kekufuran,” lanjut Gus Baha dengan logat khas Jawanya.

Penjelasan ini disampaikan oleh Gus Baha dalam salah satu pengajiannya yang mengupas tentang detail dalam ibadah sholat. Fokus utama pembahasannya adalah menjaga makna dari setiap lafadz.

Ulama asal Narukan ini menekankan bahwa kekeliruan dalam memahami makna lafadz ibadah bisa berdampak serius. Termasuk dalam melafalkan takbir yang merupakan bagian penting dari gerakan sholat.

Dirangkum Sabtu (19/04/2025), dari tayangan video di kanal YouTube @khidmatumatchannel9230, Gus Baha menjelaskan bahwa dasar kesalahan pengucapan bukan pada tajwid, melainkan pada makna.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Awas Pergeseran Makna

takbiratul ikharm, awal sholat
Ilustrasi takbiratul ihram (NU Online)... Selengkapnya

Menurut Gus Baha, tajwid memang penting, tapi tidak cukup hanya dipelajari lewat teks. Ia menyarankan agar ilmu tajwid dipelajari secara talaqqi, yakni langsung dari guru ke murid dengan pendampingan.

Namun dalam kasus takbir, kesalahan bukan terletak pada aspek tajwid semata, melainkan pergeseran makna akibat salah cara baca. Ini menunjukkan betapa pentingnya memahami makna selain pelafalan.

Ia pun mencontohkan dengan gaya khasnya, bahwa orang yang membaca takbir dengan "A" panjang seolah sedang mempertanyakan kebesaran Allah. “Setengah kafir itu, wong goblok!” ujarnya sambil tertawa.

Gus Baha menyayangkan masih banyak orang yang tidak sadar akan hal ini. Bahkan, menurutnya, kadang makmum juga tidak paham jika imamnya keliru dalam mengucapkan takbir.

“Alhamdulillah makmumnya ora paham, kalau paham bisa repot,” ucap Gus Baha sambil disambut gelak tawa jamaah yang hadir dalam majelis itu.

Ia menekankan, pentingnya menghadirkan kesungguhan dan ketepatan dalam setiap ucapan ibadah, apalagi yang berkaitan langsung dengan pengagungan terhadap Allah.

Gus Baha menjelaskan bahwa kalimat "Allahu Akbar" bukan hanya lafadz biasa, tapi merupakan ikrar agung seorang hamba kepada Sang Pencipta.

Hati-hati Jangan Terburu-buru

tata cara sholat dhuha 4 rakaat
ilustrasi sholat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Jika kalimat itu dirusak hanya karena salah baca, maka nilai ikrar itu pun bisa berubah secara makna, yang tentu sangat berbahaya dalam konteks ibadah.

Dalam penjelasannya, Gus Baha selalu menggabungkan antara ilmu nahwu, balaghah, dan fiqih dalam membedah makna teks-teks keagamaan, termasuk takbir.

Ia mengajak umat Islam agar lebih berhati-hati, tidak terburu-buru, dan benar-benar menyadari makna dari setiap bacaan sholat, bukan hanya sekadar hafal.

Menurutnya, agama Islam sangat indah dan penuh makna, maka seharusnya umat Islam juga memberikan ketelitian dan kekhusyukan dalam menjalankannya.

Gus Baha menyampaikan bahwa niat baik dan pemahaman makna yang benar bisa menuntun seseorang menuju ibadah yang sahih dan diterima di sisi Allah.

Ia mengingatkan, kesalahan dalam bacaan yang mengubah makna bukanlah perkara sepele. Oleh karena itu, wajib bagi seorang muslim untuk terus belajar.

Di akhir tausiyahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang menekankan ilmu dan adab, termasuk dalam melafalkan satu kalimat pendek seperti "Allahu Akbar" sekalipun.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya