Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Narukan Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyatakan, jangan sampai salah kata terakhir menjelang ajal.
Gus Baha, ulama karismatik yang sering menyampaikan ceramah dengan penuh hikmah, menjelaskan tentang sikap orang-orang sholeh saat menghadapi kematian.
Menurut Gus Baha, orang-orang sholeh jarang berdoa saat menjelang ajal. Apa yang dilakukan orang saleh ini bukan tanpa alasan. Hanya khawatir doa yang dipanjatkan tidak mustajab atau tidak dikabulkan.
Advertisement
Khawatirnya bisa memberikan peluang bagi setan untuk mengganggu mereka di saat-saat terakhir hidup mereka.
Murid KH Maimoen Zubair ini menegaskan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW adalah untuk bersaksi dengan menyebut nama Allah pada saat-saat menjelang kematian.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Saat Jelang Ajal, Tidak Disarankan Berdoa
"Dalam situasi ini, berdoa tidak dianjurkan, melainkan yang paling penting adalah mengucapkan kata Allah, Allah, Allah," kata Gus Baha, seperti dikutip dari Youtube kanal @vranara.
Hal ini menunjukkan bahwa saat mendekati kematian, fokus haruslah pada menyatakan keimanan kepada Allah dengan tegas dan penuh keyakinan.
"Makanya ajarannya Nabi itu menyebut 'Allah, Allah' jadi kalau mau mati bersaksi saja. Sudah ini gak saatnya berdoa saatnya bersaksi makanya hanya disuruh bilang 'Allah, Allah'" tegas Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan bahwa saat-saat akhir hayat adalah saat yang sangat krusial. Ucapan terakhir seseorang memiliki makna yang sangat penting di hadapan Allah. Oleh karena itu,ahli tagsir Al-Qur'an ini menekankan pentingnya mengucapkan "Allah, Allah" sebagai akhir kalimat sebelum meninggal.
Ini adalah bentuk kesaksian yang menunjukkan keimanan seseorang dan mempersiapkan mereka untuk bertemu dengan Allah dengan kalimat yang suci.
Dalam kitab-kitab Islam, diterangkan bahwa ketika seseorang, terutama orang tua yang sudah mendekati ajal, yang utama adalah mengucapkan kalimat tauhid.
Gus Baha memberikan contoh konkret bahwa pada saat-saat seperti itu, tidak perlu lagi membahas hal-hal duniawi seperti catatan hutang atau tabungan.
Fokus haruslah pada akhirat dan mempersiapkan diri secara spiritual.
Advertisement
Sebut 'Allah' Jangan Sampai Menyebut Bank
Gus Baha menegaskan bahwa mengingat Allah dengan menyebut namanya secara terus-menerus adalah praktik yang dianjurkan saat seseorang mendekati ajal.
Ini membantu menjaga fokus spiritual dan menghindari gangguan dari setan. Ia Kembali menekankan bahwa hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya akhir kalimat yang tulus kepada Allah.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menekankan bahwa pertanyaan-pertanyaan duniawi seperti tentang keuangan atau urusan materi seharusnya dihindari saat seseorang sedang sekarat.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam itu bisa mengganggu konsentrasi spiritual seseorang dan membuat mereka tergelincir dari mengucapkan kalimat yang seharusnya mereka lafazkan, yaitu "Allah, Allah".
"Ketika orang tua kamu mau mati, sudah bilang 'Allah' jangan tanya catatan utang di mana. Tabungannya di mana, ya terakhir jawab bank ini, terus mati. Lah enggak boleh, ditanya lagi sekali ditanya, nanti akhir kalimatnya jadi bank ini," ujarnya seraya berseloroh.
Fokus pada akhir kalimat yang benar sangat penting. Sebuah kesalahan dalam akhir kalimat, seperti mengucapkan kata-kata yang tidak relevan atau duniawi, bisa berdampak negatif pada spiritualitas seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengarahkan orang yang sedang sekarat untuk tetap fokus pada mengingat Allah.
Gus Baha juga memberikan nasihat praktis bagi keluarga yang mendampingi orang yang sedang sekarat. Ia menyarankan agar keluarga tersebut membantu mengingatkan dan membimbing orang yang sedang sekarat untuk mengucapkan kalimat tauhid.
Ini adalah tindakan yang sangat penting untuk memastikan bahwa akhir kalimat mereka adalah kesaksian tentang keesaan Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul