Tanggal Terbaik Puasa di Bulan Muharram Menurut Buya Yahya, Paling Utama

Begini ajakan Buya Yahya dalam Bulan Muharram, jangan sampai terlewat begitu saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2024, 12:30 WIB
buya yahya hijau
Buya Yahya (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Muharram adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan Muharram disebut juga syahrullah, atau bulan Allah.

KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menyampaikan pesan penting terkait ibadah di bulan Muharram.

Buya Yahya menganjurkan sekaligus mengajak umat Islam untuk memanfaatkan keutamaan bulan Muharram dengan berpuasa.

Buya Yahya menekankan bahwa bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

"Di bulan Muharram, kita dianjurkan untuk berpuasa secara utuh. Jangan sampai kita melupakan keutamaan puasa di tanggal-tanggal penting dalam bulan ini," ujar Buya Yahya, dikutip kanal YouTube @DakwahIslam_TV.

Ia menjelaskan bahwa terdapat beberapa pendapat ulama mengenai puasa di awal Muharram, terutama pada tanggal 1, 2, dan 3.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Puasa Ini Sangat Dianjurkan

Doa Berbuka Puasa Senin Kamis
Ilustrasi Berdoa Credit: shutterstock.com

"Para ulama memang berbeda pendapat mengenai riwayat keutamaan puasa di tanggal-tanggal tersebut. Namun, yang jelas puasa pada tanggal 10 Muharram atau Asyura adalah sunnah yang sangat ditekankan," tambahnya.

Puasa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. "Anda harus bisa berpuasa pada tanggal 10 Muharram karena itu adalah sunnah yang sangat dikukuhkan," ujar Buya Yahya.

Ia mengingatkan agar umat Islam tidak melewatkan kesempatan berharga ini.

Buya Yahya juga menyarankan untuk menambah puasa pada tanggal 9 atau 11 Muharram. "Tambahkan dengan tanggal 9 dasn tanggal 11. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan keutamaan yang lebih utama," jelasnya.

Selain puasa, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memperbanyak ibadah lainnya selama bulan Muharram. "Perbanyaklah sholat sunnah, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir. Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita," katanya.

 

Ini 5 Keutamaan Puasa di Bulan Muharram

Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

Sementara mengutip lampung.nu.or.id, berikut 5 keutamaan puasa di bulan Muharram Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim di atas. Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Seperti dalam hadits berikut:

عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

Diriwayatkan dari al-Bahili: Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama. Rasulullah SAW bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah. Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.

Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah SAW bersabda: Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari atau satu bulan penuh. Seperti dinyatakan dalam hadits berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz II, halaman 70).

Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Seperti dalam hadits berikut: عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya : Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat (HR Muslim).

Kelima, khusus puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Berikut kutipan haditsnya: عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya (HR Ahmad).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya