Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang menginginkan rezekinya lancar. Dalam pandangan orang yang taat, banyak rezeki berarti banyak pula kesempatan bersedekah. Sebab, dari rezeki yang Allah beri ada hak orang lain yang harus disalurkan.
Rezeki yang mengalir deras dambaan banyak orang, tak hanya umat Islam. Namun yang paling penting bagi muslim adalah jangan sampai ketika Allah beri rezeki banyak malah menjauhi perintah-Nya.
Hakikatnya rezeki datang dari Allah. Namun syariatnya kita harus berusaha. Bukan hanya diam tanpa ada ikhtiar lalu mengharapkan rezeki.
Advertisement
Selain dengan ikhtiar, perlu juga dibantu dengan ibadah agar rezekinya mudah. Di antara ibadah untuk mendatangkan rezeki adalah melakukan amalan-amalan khusus.
Baca Juga
Menurut ulama Madinah yang berdakwah di Indonesia, almaghfurlah Syekh Ali Jaber, setidaknya ada empat amalan yang mendatangkan rezeki. Bukan hanya dimudahkan, tapi jika mengamalkan empat amalan ini rutin tiap hari maka Allah akan datangkan rezeki itu.
“Dan empat hal bukanlah Allah kasih kemudahan berarti kita berjalan mencari rezeki lalu Allah kasih, tidak. Bukan dikasih kemudahan. Tapi di mana saja posisi kita, Allah datangkan rezeki kepada kita,” kata Syekh Ali Jaber dikutip dari YouTube Muslim Saluran Dakwah, Rabu (24/7/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
1. Qiyamul Lail
Amalan pertama adalah melaksanakan qiyamul lail. Secara harfiah, qiyamul lail berarti “bangun di malam hari”. Dalam konteks ibadah, qiyamul lail diartikan sholat malam. Tak hanya sholat tahajud, sholat malam juga mencakup sholat tarawih, sholat witir, dan lainnya.
“Yang kedua perbanyak istighfar waktu sahur. Kalau Anda tidak sholat malam, jangan tinggalkan istighfar di waktu sahur. Waktu sahur kapan? Kira-kira 30 menit sebelum adzan (subuh),” kata Syekh Ali Jaber.
“Di situlah Allah sendiri memuji. Allah bangga dan senang terhadap orang yang sahur. Sampai ulama berkata, tidak ada ibadah yang terbaik di waktu sahur selain istighfar,” terangnya.
Kata Syekh Ali Jaber, saat waktu sahur boleh baca Al-Qur’an, sholat malam, atau berdzikir. Akan tetapi, yang terbaik adalah membaca istighfar.
Advertisement
2. Baca Istighfar
Kedua adalah membaca istighfar. Menurut Syekh Ali Jaber, lafal istighfar yang dibaca boleh apa saja. Boleh membaca ‘Astaghfirullah wa atubu ilaih’, atau membaca sayyidul istighfar. Berikut bacaan sayyidul istighfar.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.
“Oleh karena itu, kata Rasulullah, barangsiapa yang membaca sayyidul istighfar, kemudian di malam hari dalam keyakinan dia meninggal habis baca istighfar, (maka ia) masuk surga,” tuturnya mengutip sabda nabi.
“Berarti ini salah satu doa yang menjaminkan dengan mudah masuk surga,” Syekh Ali Jaber menegaskan.
Sedekah dan Dzikir Pagi-Sore
Amalan ketiga adalah memperbanyak sedekah. Syekh Ali Jaber menjelaskan, yang dimaksud perbanyak sedekah bukan dinilai dari nominalnya banyak atau sedikit yang dikeluarkan, tapi keistiqomahannya dalam melakukan sedekah secara terus menerus.
“Itu tidak menjadi masalah besar atau kecil, tapi rahasia itu kita terus menerus sedekah, tidak pernah berhenti. Setiap ada kesempatan kita selalu bersedekah,” katanya.
Ia mengingatkan, dalam sedekah tidak harus menunggu hari, malam, atau bulan tertentu. Tidak perlu menunggu sedang senang dan kaya. Apapun kondisinya, bahagia atau sedih, kaya atau cukup, tetap bersedekah.
“Terus yang keempat berdzikir pagi hari dan sore hari. Ini empat hal, berdiri malam hari itu namanya sholat tahajud, perbanyak istighfar di waktu sahur, perbanyak sedekah, dan berdzikir pagi maupun petang hari,” kata Syekh Ali Jaber.
Advertisement