Kisah Kocak Ajudan Saingan dengan Raja Perebutkan Wanita Cantik, Diceritakan Gus Baha

Cerita Gus Baha, seorang ajudan raja berani sebar hoaks demi dapatkan perempuan idaman, yang juga ditaksir rajanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 07:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kebanggaan NU, Gus Baha menceritakan kisah lucu tentang seorang ajudan yang bersaing dengan raja dalam urusan asmara. Cerita ini menggambarkan situasi humoris dan penuh teka-teki yang terjadi ketika seorang ajudan dan raja menyukai perempuan yang sama.

Mengutip video pendek di kanal youtube @AnakBaik0702, dalam ceritanya, Gus Baha menggambarkan bagaimana orang Arab memiliki kebiasaan ingin menikahi perempuan cantik yang mereka temui.

Suatu hari, raja jatuh hati pada seorang wanita cantik yang juga menarik perhatian seorang pemuda yang bekerja sebagai ajudannya.

Ketika raja bertanya kepada ajudan mengenai siapa perempuan tersebut dan apakah ada informasi tentang masa lalunya, ajudan merasa terancam oleh kemungkinan harus bersaing dengan raja dalam urusan asmara.

Untuk mengatasi situasi ini, ajudan memutuskan untuk menciptakan sebuah berita bohong atau hoaks.

Ajudan tersebut menyebarkan informasi palsu bahwa perempuan cantik yang dicintainya pernah dicium oleh seorang lelaki.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ajudan Kalahkan Rajanya dengan Berita Bohong

Ilustrasi menjadi raja
Ilustrasi raja. (Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/bidak-catur-260024/)

Berita ini dibuat dengan tujuan untuk membuat raja ragu dan mengurungkan niatnya untuk menikahi perempuan tersebut.

Dengan cara ini, ajudan berharap bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk merebut hati perempuan tersebut tanpa harus bersaing langsung dengan raja.

Ketika raja mendengar berita bohong ini, ia merasa ragu dan khawatir tentang masa lalu perempuan yang ia minati. Dalam pandangannya, sebagai seorang raja, menikahi perempuan dengan masa lalu seperti itu mungkin tidak sesuai dengan statusnya.

Akibatnya, raja memutuskan untuk membatalkan niatnya dan mencari calon istri lain. Ini adalah kemenangan kecil bagi ajudan, yang berhasil menyingkirkan pesaingnya melalui tipu daya.

Namun, cerita ini berakhir dengan twist yang konyol. Ternyata, berita bohong yang disebarkan oleh ajudan tidak benar sama sekali. Perempuan tersebut sebenarnya tidak memiliki masa lalu seperti yang dikatakan ajudan.

Fakta sesungguhnya adalah bahwa orang yang mencium perempuan tersebut adalah ayahnya sendiri, bukan lelaki lain. Kejadian ini membuat ajudan merasa menang karena telah menipu raja dan ujungnya perempuan itu menikah dengan ajudan tersebut.

Garis Merah Kisah Lucu dari Gus Baha

Ilustrasi raja
Ilustrasi raja. (Foto oleh Mike B: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-kemeja-lengan-panjang-coklat-dan-putih-memegang-tongkat-kayu-coklat-3795023/)

Cerita ini juga menggambarkan bagaimana kecemburuan dan persaingan dapat memengaruhi perilaku seseorang. Dalam usaha untuk menghindari persaingan dengan raja, ajudan memilih jalan pintas dengan menyebarkan berita bohong.

Sebenarnya hal ini menunjukkan bahwa sikap tidak jujur dan manipulatif dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Namun dengan berita hoask itu si ajudan dapat mencapai tujuannya.

Gus Baha menekankan bahwa dalam hubungan dan keputusan penting, sangat penting untuk berpegang pada kebenaran dan integritas. Kisah ini mengajarkan bahwa meskipun terkadang kita menghadapi situasi yang sulit dan kompetitif, menggunakan tipu daya bukanlah solusi yang baik. Sebaliknya, kejujuran dan keterbukaan akan membawa hasil yang lebih baik dan lebih memuaskan.

Dengan cara ini, Gus Baha tidak hanya menghibur jamaahnya dengan cerita lucu, tetapi juga menyampaikan pelajaran moral yang berharga.

Ia berusaha mengingatkan kita bahwa tipu daya dan kebohongan tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga diri sendiri. Keterbukaan dan kejujuran adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis.

Gus Baha juga mengajak jemaahnya untuk merenungkan bagaimana kita bisa lebih baik dalam menghadapi persaingan dan konflik dengan sikap yang lebih positif. Dengan memahami bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan perasaan, kita dapat belajar untuk menghargai orang lain dan menghindari kesalahpahaman yang tidak perlu.

Cerita ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana menyikapi persaingan dengan bijak dan berpegang pada prinsip kejujuran. Gus Baha menunjukkan bahwa dalam setiap situasi, tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran adalah cara terbaik untuk mencapai hasil yang baik dan menghindari komplikasi yang tidak perlu.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya