Sederhana Sekali, Tenyata Ini Karakteristik Orang Baik dalam Al-Qur’an Menurut Gus Baha

Orang baik dalam Al-Qur'an diungkap Gus Baha. Menurutnyamengenali karakteristik orang baik itu mudah tidak sulit.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 03:30 WIB
Gus Baha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Cilacap - Orang baik ialah orang-orang yang identik dengan karakteristik baik yang melekat pada dirinya. Menurut ulama asal Rembang, Gus Baha mengungkap salah satu tanda orang baik yang mudah sekali kita kenali.

Penjelasan Gus Baha ini disandarkan atas keterangan Al-Qur’an perihal karakteristik orang baik. Orang baik sebagaimana penjelasan Al-Qur’an ialah mereka yang memiliki mental memberi, bukan meminta.

“Saya ini sering cerita ke santri-santri saya, ketika Allah SWT cerita orang baik, Allah ceritanya sederhana,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Senin (29/07/2024).

“Orang baik itu siapa? Wamimma razaqnaahum yunfiquun, orang yang mentalnya itu memberi,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Indonesia Selamat karena Mental Pemberi

Ilustrasi Bendera Indonesia
Ilustrasi Bendera Indonesia yang telah melakukan kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan Kemitraan Strategis Komprehensif. (Pixabay/Mufid Majnun)

Saking pentingnya sikap dermawan atau pemberi, Gus Baha menandaskan bahwa selamatnya negara Indonesia ini sebab keberkahannya orang-orang yang memiliki mental pemberi.

“Indonesia ini bisa selamat barokahnya orang-orang yang mentalnya memberi,” paparnya.

“Dulu sebelum terbentuknya Indonesia, kiai-kiai nyumbang TNI, memberi makan," sambungnya.

Menurut Gus Baha, rusaknya negara ini justru berkaitan dengan orang-orang yang suka mendapatkan keuntungan dari negara alias hanya memiliki mental mendapat.

“Orang semua mentalnya dengan negara itu memberi, bagaimana supaya Indonesia ini berdiri?” tandasnya.

“Yang membuat rusak itu orang jika hubungannya dengan negara ingin mendapat, rusak itu kalau orang inginnya mendapat,” sambungnya.

Demikian halnya dengan mengurusi tempat peribadatan, seperti masjid, makam dan lain sebagainya itu akan baik-baik saja dan selamat kalau yang mengurusi ialah orang-orang yang memiliki mental memberi.

“Orang menghidmahi pondok, masjid, menghidmahi maqamnya wali kan kalau mentalnya memberi semuanya akan baik-baik saja, yang bikin kacau kalau mentalnya ingin mendapat,” tandasnya.

Anjuran Memberi Setiap Hari meskipun Sedikit

Ilustrasi sedekah
Ilustrasi sedekah. (Image by freepik)

Menukil NU Online, Syekh Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu‘in menganjurkan agar sedekah setiap saat, walaupun sedikit. Ia mengatakan:

 وينبغي للراغب في الخير أن لا يخلي كل يوم من الأيام من الصدقة بما تيسر وإن قل وإعطاؤها سرا أفضل منه جهرا

Artinya: Orang yang ingin berbuat baik seharusnya tidak melewatkan kesempatan bersedekah setiap hari semampunya, meskipun sedikit. Bersedekah dengan diam-diam lebih baik daripada memperlihatkannya.

Perintah sedekah tidak dikhususkan bagi orang yang kaya saja. Orang yang miskin pun bisa bersedekah. Menurut penjelasan di atas, sedekah dianjurkan setiap saat, minimal satu kali sehari. Tidak ada aturan berapa banyak harta yang disedekahkan. Walaupun sedikit jumlahnya, kalau diberikan dengan ikhlas, Allah akan membalasnya.

Orang yang bersedekah dianjurkan memberikan sedekahnya dalam keadaan diam-diam. Maksudnya tidak perlu mengumumkan ke orang lain kalau kita sudah bersedekah. Karena itu nanti bisa menghapus pahala sedekah kita, bila di dalam hati ada unsur riya’.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah mengatakan bahwa ada tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan di hari akhirat kelak. Salah satunya:

 وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْننُهُ 

Artinya: Orang yang sedekah dan menyembunyikannya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang sudah disedekahkan  tangan kanannya. (HR Bukhari dan Muslim)

Sedekah sangat dianjurkan. Tapi jangan sampai sedekah yang kita keluarkan tidak mendapatkan pahala lantaran pamer dan dilihat orang lain. Wallahu a‘lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya