Syekh Ali Jaber Bagikan Amalan Penghujung Malam agar Dijauhkan dari Kesulitan Hidup

Sambil menunggu waktu subuh, Syekh Ali Jaber lebih menganjurkan beristighfar daripada membaca Al-Qur’an, karena keutamaan beristighfar di waktu sahur sangatlah luar biasa

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Agu 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 14:30 WIB
Kronologi Meninggalnya Syekh Ali Jaber
Foto Syekh Ali Jaber Credit: dream.co.id

Liputan6.com, Jakarta - Istighfar artinya memohon ampunan seorang hamba kepada sang khaliq, Allah SWT. Banyak bacaan istighfar yang dapat diamalkan, dari yang pendek 'astaghfirullah' sampai yang panjang seperti sayyidul istighfar.

Muslim dianjurkan untuk beristighfar setiap waktu, terutama waktu sahur atau dipenghujung malam.

Ulama asal Madinah yang sering berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber semasa hidupnya menganjurkan beristighfar di penghujung malam. Sebab, Allah SWT akan memuji kepada hamba-Nya yang beristighfar di waktu sahur, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an.

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ , وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Artinya: "Mereka (orang-orang yang bertakwa itu) sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). [Q.S Adz-Dzariyat : 17-18]

"Kalau Allah sebutkan amalan mereka berarti Allah senang amalan itu. Oleh karena itu, setelah sholat malam walaupun sedikit dua rakaat Witir, kemudian tutup dengan istighfar sampai (menjelang) adzan (Subuh)," kata Syekh Ali Jaber, dikutip dari YouTube Muslim Saluran Dakwah, Selasa (6/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Keutamaan Istighfar Penjelasan Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber saat berdakwah. (Yayasan Syekh Ali Jaber via YouTube Syekh Ali Jaber)

Sambil menunggu waktu subuh, Syekh Ali Jaber lebih menganjurkan beristighfar daripada membaca Al-Qur’an, karena keutamaan beristighfar di waktu sahur sangatlah luar biasa.

Syekh Ali Jaber mengutip sabda Nabi SAW yang shahih berikut ini.

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: "Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya . Allah juga akan memberikan jalan keluar atas segala kesulitannya. Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud, An Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim).

"Barangsiapa yang beristiqamah istighfar, akan Allah mudahkan dari segala susah, Allah kasih mudah, dari setiap kesulitan Allah bagi jalan keluar. Bukan hanya itu saja, rezeki datang tanpa kita hitung (duga),” jelas Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber juga mengungkapkan, salah satu keutamaan rutin membaca istighfar adalah akan didatangkan rezeki yang tak disangka oleh Allah SWT. Rezeki itu telah dijaminkan Allah datang kepada mereka.


Bacaan-Bacaan Istighfar

7 Keutamaan Istighfar Sebagai Solusi Permasalahan Hidup
7 Keutamaan Istighfar Sebagai Solusi Permasalahan Hidup.

Berikut bacaan-bacaan istighfar.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ 

Astaghfirullah.

Artinya: "Aku memohon ampunan kepada Allah."

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ

Astaghfirullahal ‘adzim.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal ‘adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri.”

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).”

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya