Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan yang penuh liku, manusia sering kali tergelincir dalam dosa, baik yang disadari maupun tidak. Namun, Islam menawarkan jalan pulang yang terbuka lebar: istighfar. Mengucap "Astagfirullah" bukan hanya bentuk penyesalan, tapi juga ladang yang kelak berbuah manis di dunia maupun akhirat.
Istighfar bagaikan menanam pohon. Makin sering ditanam, makin besar pohonnya tumbuh. Dan saat waktunya tiba, pohon itu akan menghasilkan buah yang lebat, yang manfaatnya tidak hanya terasa oleh si penanam, tapi juga oleh lingkungan sekitarnya.
Dai kondang Buya Yahya menjelaskan, buah dari istighfar tidak hanya ampunan dari Allah, tetapi juga kelapangan rezeki, ketenangan hati, dan keberkahan hidup. "Kalau kita rajin beristighfar, Allah ampuni dosa kita. Tapi bukan itu saja, Allah juga beri kita keluasan dalam urusan dunia," ujar Buya.
Advertisement
KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang lebih dikenal dengan Buya Yahya menjelaskan bahwa orang yang senantiasa memohon ampunan dari Allah akan mendapatkan cinta dari-Nya. Istighfar bukan sekadar bacaan bibir, tapi ikrar hati untuk kembali dan memperbaiki diri.
"Allah itu cinta kepada hamba yang senantiasa minta ampun," kata Buya Yahya. Ia menekankan bahwa istighfar sejatinya bukan hanya soal lisan, melainkan juga perasaan menyesal dan niat tulus untuk meninggalkan dosa.
Buya Yahya menjelaskan hal ini dalam salah satu tayangan kajiannya yang dirangkum dari kanal YouTube @buyayahyaofficial. Dalam video tersebut, Buya secara rinci mengulas keutamaan istighfar sebagai amalan harian.
Salah satu dampak besar dari memperbanyak istighfar, kata Buya, adalah dibukanya pintu rezeki. Dalam Al-Qur’an pun ditegaskan bahwa istighfar bisa menjadi sebab datangnya hujan, keturunan, dan kekayaan yang berlimpah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Allah SWT Bakal Turunkan Rezeki
"Kalau engkau rajin istighfar, maka langit akan menurunkan hujan, Allah akan limpahkan harta, dan anak-anakmu menjadi keturunan yang baik," terang Buya sambil merujuk pada Surah Nuh ayat 10-12.
Buya menganjurkan agar istighfar dijadikan wirid, terutama pada malam hari. Saat suasana tenang dan jiwa khusyuk, seorang hamba lebih mudah menyatu dalam doa dan istighfar kepada Sang Khalik.
"Baca saja Astagfirullah, tapi sungguh-sungguh. Lebih baik sedikit tapi dari hati, daripada banyak namun kosong makna," ucap Buya mengingatkan.
Ia juga menyarankan agar umat Islam menjadikan istighfar sebagai amalan rutin setiap selesai sholat dan saat bangun di sepertiga malam terakhir. Waktu-waktu itu dinilai sangat tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Istighfar, menurut Buya, juga mampu membersihkan hati yang kotor oleh iri, dengki, dan rasa putus asa. Dengan hati yang bersih, seseorang akan lebih mudah menerima hidayah dan petunjuk dari Allah.
"Kalau hatimu keras, coba periksa, mungkin kamu jarang istighfar. Coba biasakan istighfar, hati akan lunak," kata Buya lagi dalam kajiannya.
Ia mencontohkan para ulama terdahulu yang tidak pernah lepas dari istighfar. Bahkan dalam sehari, mereka bisa mengucapkan istighfar hingga ratusan kali. Ini menunjukkan betapa istighfar menjadi amalan utama dalam kehidupan mereka.
Istighfar juga menjadi pengingat bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan penuh kekurangan. Dengan istighfar, seorang hamba diajak untuk tidak sombong dan selalu sadar akan posisi dirinya di hadapan Allah.
"Jangan merasa diri suci. Justru kalau kamu merasa berdosa, lalu beristighfar, itulah yang disukai Allah," ujar Buya.
Advertisement
Buah Lainnya Seperti Ini
Selain itu, istighfar juga dapat menjadi pelindung dari musibah. Allah bisa saja menunda atau membatalkan bencana karena adanya sekelompok hamba yang senantiasa memohon ampun.
"Mungkin satu kampung diselamatkan Allah karena ada satu orang yang rajin istighfar di malam hari," tutur Buya dalam video tersebut.
Buya menekankan agar umat Islam tidak menyepelekan istighfar. Meski ringan di lisan, dampaknya sangat besar dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Ia mengajak para pendengar untuk mulai membiasakan istighfar sejak hari ini. "Tak perlu nunggu besok. Sekarang juga bisa. Di motor, di kasur, bahkan saat menunggu makanan," ajaknya dengan penuh semangat.
Dengan membiasakan diri membaca istighfar, hidup akan terasa lebih lapang. Beban dosa terasa ringan karena harapan pengampunan dari Allah selalu ada.
Akhirnya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk menanam kebaikan melalui istighfar. Karena sebagaimana pepohonan yang ditanam dengan sabar, suatu saat akan tumbuh dan menghasilkan buah yang manis.
"Tanamkan istighfar dalam hidupmu. Suatu saat, engkau akan petik buahnya," pungkas Buya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
