Liputan6.com, Jakarta - Sholat adalah tiang agama, dan bagi setiap Muslim, melaksanakan sholat dengan benar adalah inti dari hubungan mereka dengan Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat (UAH)dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @HafizahAzkadina pada Rabu (21/08), mengungkapkan betapa pentingnya membaca sholat dengan benar, terutama saat mencapai kalimat "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" dalam surat Al-Fatihah.
Menurut UAH, ketika seorang hamba menjalankan sholat dengan khusyuk dan benar, dari awal hingga mencapai kalimat tersebut, ada sebuah janji yang luar biasa dari Allah SWT.
Advertisement
"Ya Allah, sekarang aku ibadah kepadamu dan sekarang aku punya persoalan, aku mohonkan solusi darimu," demikian yang diucapkan seorang hamba dalam hati saat membaca "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in".
Baca Juga
UAH lantas menjelaskan janji Allah yang terkandung dalam sholat.
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Perjanjian antara Aku (allah SWT) dengan Hamba-Ku
Kata UAH, pada saat itu, Allah menjawab dengan kasih sayang-Nya, "Ini perjanjian antara Aku dengan hamba-Ku."
Hadis Qudsi yang dikutip UAH menjelaskan bahwa saat seorang hamba benar-benar fokus dalam sholatnya dan sampai pada kalimat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa apapun yang diminta oleh hamba tersebut pada saat itu akan dikabulkan.
"Wali Abdi, hadisnya qudsi Wali Abdi, kalau hambaku benar sholatnya sampai kalimat ini nah 'salaah' apapun yang dia minta sekarang aku akan kabulkan," kata UAH.
Penghayatan ini memperlihatkan betapa pentingnya kehadiran hati dalam sholat. Tidak sekadar gerakan fisik, tetapi juga kesadaran penuh bahwa kita sedang berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
Ketika sholat dilakukan dengan benar, bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai bentuk pengabdian total, Allah SWT berjanji akan mendengar dan memenuhi setiap permintaan hamba-Nya.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa memahami makna di balik setiap ayat yang kita baca dalam sholat adalah kunci untuk meraih janji Allah ini.
Setiap kata yang diucapkan bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata, tetapi memiliki makna yang mendalam dan harus dipahami serta dirasakan oleh setiap Muslim.
Khusyuk dalam sholat, terutama saat membaca surat Al-Fatihah, adalah fondasi untuk mendapatkan ridha dan berkah dari Allah SWT.
Menurut UAH, banyak dari kita yang sering kali melaksanakan sholat dengan terburu-buru, tanpa benar-benar menyadari atau memahami apa yang sedang kita ucapkan.
Advertisement
Kesempatan Komunikasi dengan Allah SWT
Padahal, dalam momen itulah kita diberikan kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.
Selain itu, UAH juga mengingatkan bahwa sholat yang benar bukan hanya tentang membaca ayat-ayatnya dengan lancar, tetapi juga mencakup penghayatan dan keikhlasan dalam setiap gerakan dan bacaan.
Allah SWT melihat hati kita, bukan hanya gerakan tubuh atau suara yang keluar dari mulut. Ketulusan dan keikhlasan adalah yang paling penting.
Maka, bagi setiap Muslim yang ingin doanya terkabul, UAH menekankan untuk memperbaiki kualitas sholat. Jangan hanya fokus pada jumlah rakaat atau durasi waktu, tetapi pada bagaimana kita bisa lebih khusyuk dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui setiap kalimat yang kita baca.
Sholat yang benar, di mana setiap bacaan dihayati dan dimaknai dengan sepenuh hati, adalah jalan untuk mencapai keberkahan dan solusi atas segala masalah yang kita hadapi.
"Ketika kita benar-benar berserah diri kepada Allah dalam sholat, maka Dia tidak akan pernah mengecewakan kita," ujar UAH.
Terakhir, UAH mengajak setiap Muslim untuk selalu memperbaiki kualitas sholatnya, karena di situlah letak kunci keberhasilan dalam hidup.
Dengan menjadikan sholat sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah, bukan hanya sebagai rutinitas harian, kita akan merasakan perubahan yang luar biasa dalam kehidupan kita.
Dengan pemahaman ini, semoga kita semua dapat meningkatkan kualitas sholat kita, meraih janji Allah, dan mendapatkan solusi atas setiap masalah yang kita hadapi.
"Sholat bukan hanya tentang kewajiban, tetapi tentang bagaimana kita bisa merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap momen hidup kita," pungkas UAH.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul