Hidup Melarat Istri Galak tapi Umat Islam Indonesia Tetap Bahagia, Ini Rahasianya Kata Gus Baha

Gus Baha menggambarkan bahwa meskipun hidup dalam kemiskinan, masyarakat di desa-desa tetap bisa menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 07:30 WIB
Gus Baha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah cermah yang dikutip dari kanal YouTube @ardidinpangol431, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, membagikan pandangannya tentang kehidupan orang Islam di Indonesia.

Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun banyak orang Islam di Indonesia hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, mereka tetap bisa merasakan kebahagiaan.

"Orang Islam Indonesia itu banyak yang melarat (miskin), istri galak, orang tua tidak percaya, mertua tidak percaya, tetangga juga tidak percaya. Namun, mereka tetap tenang," ungkap Gus Baha.

Gus Baha menggambarkan bahwa meskipun hidup dalam kemiskinan, masyarakat di desa-desa tetap bisa menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang yang hidup melarat di desa-desa. Mereka hidup dengan penuh ketenangan, meskipun istri, orang tua, dan tetangga tidak percaya pada mereka," kata Gus Baha.

Menurutnya, kebahagiaan ini muncul dari sikap sabar dan ketenangan yang mereka miliki.

Gus Baha juga mengaitkan kebahagiaan tersebut dengan ajaran agama, khususnya Surah Al-’Asr dalam Al-Qur'an. Surat ini, yang dikenal dengan nama "Demi Masa," terdiri dari tiga ayat dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah yang diturunkan di Makkah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Sabar Bentuk Ibadah

Ilustrasi Islami, muslimah, berdoa
Ilustrasi Islami, muslimah, berdoa dan sabar (Foto oleh SERHAT TUĞ: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-perempuan-kaum-wanita-muda-20558485/)

Surat ini berisi peringatan tentang waktu dan keselamatan umat manusia, serta mengajarkan pentingnya kesabaran dan ketenangan dalam kehidupan.

Dalam penjelasannya, Gus Baha menyebutkan bahwa sabar adalah salah satu bentuk ibadah.

"Orang-orang sering berkata bahwa sabar adalah ibadah. Memang benar, sabar bukan hanya sekadar mengajar, tetapi juga merupakan perilaku sehari-hari yang dilakukan dengan penuh ketenangan," jelasnya.

Menurutnya, sabar dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan adalah kunci untuk menemukan kebahagiaan, meskipun hidup dalam keterbatasan.

Gus Baha menambahkan bahwa kesabaran dan ketenangan sudah menjadi bagian dari perilaku orang Islam di Indonesia.

"Di Indonesia, Qur'an sudah menjadi perilaku yang benar. Masyarakat kita sering terlihat tenang, meskipun menghadapi kesulitan, mereka tetap bisa tertawa, duduk santai, dan menikmati waktu dengan rokok dan kopi," jelas Gus Baha.

Menurut Gus Baha, meskipun banyak orang Islam yang hidup dalam kemiskinan, mereka tetap mampu menemukan kebahagiaan dalam hidup mereka.

"Di desa-desa, orang-orang ini hidup dalam keadaan yang serba kekurangan, tetapi mereka tetap bisa bahagia. Mereka tidak membiarkan kesulitan menghalangi kebahagiaan mereka," tambahnya.

Ajakan Gus Baha untuk Tetap Sabar

Ajang untuk Mengevaluasi Diri
Ilustrasi sabar Credit: shutterstock.com

Gus Baha mengajak kita untuk merenungkan bahwa kebahagiaan bukan hanya bergantung pada kondisi materi, tetapi juga pada bagaimana kita menyikapi kehidupan.

"Meskipun hidup kita mungkin tidak sempurna, ketenangan dan kesabaran adalah kunci untuk merasakan kebahagiaan yang sebenarnya," ujarnya.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menekankan bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam berbagai kondisi, termasuk di tengah kesulitan ekonomi. "Jadi, meskipun kita mungkin tidak memiliki banyak harta, tetapi dengan sabar dan tenang, kita masih bisa merasa bahagia," jelasnya.

Gus Baha juga menggarisbawahi peran agama dalam membentuk sikap tenang dan sabar. "Agama mengajarkan kita untuk bersabar dan tetap tenang dalam menghadapi berbagai cobaan. Ini adalah bagian dari ibadah yang sebenarnya," pungkasnya.

Gus Baha mengajak semua pihak untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri kita sendiri, bukan semata dari kondisi luar.

"Dengan mempraktikkan ajaran agama dan tetap sabar, kita dapat menemukan kebahagiaan meskipun dalam keadaan yang kurang ideal," tutupnya.

Pesan Gus Baha mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, ketenangan dan sabar adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan, apapun kondisi ekonomi kita.

"Hidup dengan penuh ketenangan, meskipun dalam kekurangan, adalah bentuk kebahagiaan yang sebenarnya," tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya