Liputan6.com, Jakarta - Syirik adalah suatu tindakan yang menyekutukan Allah SWT. Perbuatan ini tidak dibenarkan oleh agama Islam. Tentu saja jika seseorang melakukan perbuatan syirik (musyrik), maka dia akan berdosa.
Allah SWT berfirman:
Advertisement
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [QS. An Nisa: 48].
Advertisement
Baca Juga
Dari ayat di atas dapat dimaknai bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik. Apakah ketentuan ini tidak ada toleransi lagi?
Pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad alias UAS meluruskan pemahaman ayat di atas. Namun sebelum itu, UAS terlebih dahulu mengisahkan salah satu sahabat nabi yang bernama Abu Dzar Al Ghifari yang pernah berbuat syirik.
"Ada sahabat namanya Abu Dzar Al Ghifari. Abu Dzar Al Ghifari (dulunya) menyembah berhala, nama berhalanya Naham," kata UAS dikutip dari YouTube Tsaqofah TV, Jumat (20/9/2024).
Naham adalah salah satu nama berhala pada waktu itu. Selain Naham, ada juga berhala yang dinamakan Lata, Uzza, Manat, Hubal, Jibti, dan Thagut.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Abu Dzar Berbuat Syirik
Suatu hari, Abu Dzar membawakan susu kambing ke hadapan Naham.
"Naham kubawakan kau susu kambing pagi ini," ucap Abu Dzar ditiru oleh UAS.
Tidak lama kemudian datanglah seekor anjing. Anjing itu meminum susu yang dibawakan Abu Dzar sampai habis. Setelah menghabiskan susu, anjing tersebut mengangkat kakinya lalu mengencingi Naham.
Naham hanya terdiam saja melihat susu yang ia bawa dihabiskan oleh anjing. Pun ketika dirinya dikencingi oleh binatang tersebut. Dia terdiam, tak ada perlawanan.
Abu Dzar berpikir, untuk apa dia menyembah berhala yang hanya diam saja. Kejadian ini yang membuat dia akhirnya masuk Islam.
Dari kejadian itu, dapat disimpulkan bahwa Abu Dzar pernah melakukan perbuatan syirik, yaitu menyembah kepada selain Allah SWT. Kemudian dia bertaubat dengan masuk Islam dan taubatnya diterima.
Artinya, sebagaimana dikatakan UAS, orang musyrik pun sejatinya masih ada peluang dosanya diampuni Allah SWT.
"Yang tak diterima taubatnya itu orang yang syirik, (lalu) mati dia dalam keadaan syirik. Itu neraka jahanam tempat dia, itu maknanya," jelas UAS.
Advertisement
Pernah Berbuat Syirik? Segera Bertaubat
UAS mengimbau kepada siapa saja yang melakukan perbuatan musyrik agar segera bertaubat kepada Allah SWT.
"Mandi kau saudaraku, mandi taubat, habis itu sembahyang sholat taubat, habis itu istighfar," perintah UAS.
UAS membacakan salah satu bacaan istighfar.
أسـْــتـَـغـْـفـِـرُ الله، رَبَّ الـْــبـَرَايـَـا، أسـْــتـَـغـْـفـِـرُ الله، مِــنَ الـْــخـَــطَايـَــا
Astaghfirullah robbal baroya, Astaghfirullah minal khotoya
Artinya: "Aku mohon ampun pada Allah tuhan semesta alam, Aku mohon ampun pada Allah dari pada segala dosa."
"Maka Allah mengampuni, 'Attaibu minadzanbi kama laa dzanba lah'. Orang yang taubat dari segala dosa, sama macam tak berdosa," pungkas UAS.
Berdasarkan penjelasan UAS, dapat disimpulkan bahwa orang yang syirik tetap diterima taubatnya asalkan dia bertekad untuk tidak akan mengulangi kemusyrikannya, dan sungguh-sungguh bertaubat.
Wallahu a’lam.