Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang artinya wajib dijalankan oleh setiap muslim. Sholat bukan hanya sekadar ibadah semata, namun juga memiliki sejumlah manfaat bagi rohani dan jasmani.
Sholat menjadi sarana bagi seorang hamba untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai bentuk tunduk dan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Namun demikian, di tengah kesibukan manusia di zaman sekarang, banyak kita lihat orang-orang yang lalai dalam menjalankan sholat bahkan dengan sengaja meninggalkannya.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, Allah SWT telah menjamin kebaikan bagi orang-orang yang senantiasa melaksanakan sholat. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
Artinya: "Dan laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."(QS. Al-Baqarah: 110)
Mengutip penjelasan Habib Husein Ja'far dari tayangan YouTube Jeda Nulis, Selasa (08/10/2024) beliau menjelaskan alasan mengapa ditetapkan waktu sholat itu ada lima bisa jadi hikmahnya adalah Allah dan Nabi ingin kita mengendalikan waktu bukan dikendalikan oleh waktu.
Saksikan Video Pilihan ini:
Mintalah Umur yang Berkah, Bukan Umur yang Panjang
"Seorang yang sukses adalah seorang yang berhasil mengendalikan waktu. Sedangkan seorang yang rugi di dalam Islam adalah seorang yang dikendalikan oleh waktu. Seorang yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin, apalagi kalau lebih buruk itu namanya Anda the real pemuda tersesat," tuturnya.
Seorang yang rugi adalah mereka yang dikendalikan oleh waktu, hanya bisa meratapi waktu yang telah berlalu tanpa pernah mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Lalu, kemudian bagaimana cara agar kita dapat mengendalikan waktu?
Jawaban Habib Ja'far mengutip perkataan Sayyidina Ali, "Hiduplah seolah-olah besok kamu akan mati. Sehingga kamu akan menyadari pergerakan waktu mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat dan menghargainya dengan baik," terangnya.
"Waktu yang diposisikan seperti itu oleh Heidegger, salah seorang filsuf Jerman yang tersohor disebut sebagai waktu yang otentik. Dalam bahasa Islam disebutnya waktu yang berkah," sambungnya.
Oleh karena itu, kata Habib Ja'far janganlah kita hanya berdoa agar dipanjangkan umur, namun mintalah juga untuk umur yang berkah. Untuk apa umur panjang, tapi tidak berkah.
Advertisement
Hikmah Sholat Tepat Waktu
Habib Ja'far teringat dengan masa kecilnya, dimana ia belajar keberkahan waktu dari sang ibunda. Di zaman dulu ketika teknologi untuk menyelesaikan urusan rumah tangga belum secanggih saat ini, namun ibunya mampu untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah dengan tepat waktu.
"Apa bedanya sehari saat ini dan di zaman Ibu saya atau ulama-ulama terdahulu sama kok jumlahnya 24 jam, malah saya dibantu oleh hal-hal yang canggih dalam menyelesaikan tulisan saya atau pekerjaan saya di kos dulu sedangkan ibu saya dan para ulama terdahulu tidak." jelasnya
Lebih lanjut beliau menjelaskan, ternyata perbedaan utamanya adalah terletak pada keberkahan waktu.
"Waktu bagi orang-orang terdahulu menjadi sangat berkah karena mereka bisa mengaturnya dengan sangat baik, dari mana belajarnya ya salah satu yang utama dari sholat, mereka selalu sholat tepat waktu dan di awal waktunya," tuturnya.
Maka melalui sholat Allah dan Nabi-Nya menyelipkan hikmah agar kita bisa mengendalikan dan mengatur waktu dengan baik serta mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat agar kita tidak digilas oleh waktu.
"Oleh karena itu, penting untuk menjaga waktu bukan hanya memakai jam tangan atau kemudian membangun menara waktu sebagaimana dilakukan oleh Saudi, tapi kemudian betul-betul menghargai, mengendalikan dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat," jelasnya.
Namun, barangkali juga kita temui yang sholat di awal waktu, tapi dia suka terlambat. Terlambat mengumpulkan tugas kuliah, terlambat datang ke kantor dan lain sebagainya.
"Ya yang sholat dan gak masuk surga juga ada, karena kenapa? karena sholat bukan hanya dijalankan tapi ditegakkan 'aqimus sholah' kata Allah, tegakkan sholat bukan sekedar menjalankannya, kalau sekedar menjalankan sholat itu namanya Yoga bersyariah," pungkasnya.