UAH Ungkap Kehidupan Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW, Ternyata di Luar Dugaan

UAH mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW menampilkan sisi lain dari parenting, yaitu kehidupan yang penuh dengan canda. "Makanya saya ngobrol dengan beberapa teman, kebanyakan 85%-nya itu canda semua," jelas UAH.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2025, 21:36 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 18:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH)
Ulama kharismatik, Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menjaga keharmonisan rumah tangga sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan suami istri. Namun, bagaimana jika prinsip fiqih parenting ala Nabi Muhammad SAW diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan pandangan menarik mengenai hal ini.

Dalam sebuah ceramahnya, UAH menyampaikan bahwa kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW adalah cerminan dari indahnya hubungan yang dipenuhi kebahagiaan, canda, dan kasih sayang.

"Kami baru pulang dari Makkah, dari Madinah, terus kita belajar di pelataran Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Nabi itu mengajarkan fiqih parenting dengan keluarganya itu begitu indah," ungkap UAH, dikutip dari tayangan video dari kanal YouTube @SrthaYT.

Dalam video tersebut, UAH menekankan bahwa rumah tangga Rasulullah jauh dari ketegangan dan dipenuhi canda tawa.

"Nggak ada ketegangan, nggak ada kegaduhan, dan rata-rata canda," tutur UAH.

Dia kemudian mempertanyakan fenomena saat ini, di mana pembahasan tentang parenting sering kali terlalu serius hingga menciptakan suasana yang tegang.

UAH mengkritik cara sebagian orang mendekati parenting dengan memusatkan perhatian pada aturan keras tentang kewajiban suami atau istri, surga, dan neraka. "Kenapa sekarang kalau orang belajar parenting serius banget? Bawaannya tegang melulu," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kata UAH, Kehidupan Parenting Nabi Banyak Bercandanya

Niat Zakat Untuk Keluarga
Ilustrasi keluarga muslim. Credit: freepik.com... Selengkapnya

Sebaliknya, ia mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW menampilkan sisi lain dari parenting, yaitu kehidupan yang penuh dengan canda. "Makanya saya ngobrol dengan beberapa teman, kebanyakan 85%-nya itu canda semua," jelas UAH.

Hal ini sesuai dengan ungkapan Al-Qur'an, "La'ibun wa lahwun," yang menggambarkan kehidupan dunia sebagai permainan dan senda gurau. Menurut UAH, konsep ini juga relevan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa canda dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan syariat, melainkan bagian dari rahmat Allah SWT. Kehidupan rumah tangga yang bahagia dan penuh keceriaan justru mencerminkan akhlak mulia Rasulullah.

Contoh kehidupan Rasulullah bersama istri-istrinya menunjukkan betapa pentingnya menciptakan suasana harmonis. UAH menekankan bahwa Nabi Muhammad SAW sering kali bercanda dengan keluarganya untuk menjaga kehangatan hubungan.

Selain itu, UAH mengingatkan bahwa canda dalam rumah tangga harus dilakukan dengan niat yang baik dan tidak melampaui batas. Hal ini penting agar canda tidak berubah menjadi sesuatu yang merusak hubungan.

Ia juga menyoroti pentingnya memahami karakter pasangan. "Ketika kita bercanda, pahami dulu bagaimana karakter pasangan kita. Dengan begitu, canda yang kita sampaikan akan diterima dengan baik," kata UAH.

Menurut UAH, kebahagiaan rumah tangga sangat bergantung pada komunikasi yang baik antara suami dan istri. Rasulullah SAW memberikan teladan bahwa komunikasi yang dipenuhi kelembutan dan humor mampu memperkuat hubungan.

Teladan Nabi, Panduan Terbaik

Cara Menerapkan Sikap Ikhlas
Ilustrasi Keluarga Muslim Credit: pexels.com/mentatdgt... Selengkapnya

Lebih jauh, UAH menyarankan agar pasangan suami istri belajar dari sirah Nabi untuk meneladani cara beliau dalam mengelola rumah tangga. Ia menegaskan bahwa teladan Nabi adalah panduan terbaik untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Ia juga menjelaskan bahwa meskipun Rasulullah dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menjalankan syariat, namun beliau tidak pernah meninggalkan kelembutan dalam hubungan keluarga. "Kelembutan itu yang membuat rumah tangga Nabi selalu penuh kebahagiaan," ujar UAH.

Dalam pandangan UAH, parenting ala Nabi mengajarkan keseimbangan antara tugas-tugas sebagai suami dan istri dengan menjaga keharmonisan keluarga. Prinsip ini menjadi solusi bagi banyak masalah rumah tangga saat ini.

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan anak-anak dalam suasana penuh keceriaan. Hal ini tidak hanya mempererat hubungan keluarga, tetapi juga mendidik anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

Sebagai penutup, UAH mengajak umat Islam untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan utama dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Ia percaya bahwa dengan mengikuti jejak Nabi, umat akan menemukan kebahagiaan sejati dalam berumah tangga.

"Rumah tangga bukan hanya tentang kewajiban, tetapi juga tentang kebahagiaan yang kita ciptakan bersama," tutup UAH. Pesan ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus belajar dan mengamalkan fiqih parenting ala Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

Fiqih parenting ala Nabi yang dijelaskan UAH ini memberikan sudut pandang baru tentang bagaimana membangun hubungan keluarga yang harmonis. Dengan meneladani Rasulullah SAW, umat Islam diharapkan mampu menciptakan rumah tangga yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya